Monday, June 3, 2019


Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Arti, Keutamaan dan Jawaban

Taqabbalallahu minna wa minkum
adalah kalimat yang diucapkan sahabat Nabi ketika bertemu sahabat Nabi lainnya saat hari raya, khususnya idul fitri. Kemudian menurut riwayat ucapan ini diberikan tambahkan oleh para sahabat dengan kata-kata “shiyamana wa shiyamakum“, yang artinya “puasaku dan puasamu”. Dengan demikian secara lengkap kalimat tersebut menjadi “taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum” yang artinya “semoga Allah menerima amalan saya dan kamu, amalan puasa saya dan kamu“.

Meski sudah ada tuntunan yang secara dari Nabi Muhammad SAW, belum serta merta tuntunan itu akan segera dipraktikkan oleh umat, karena kebiasaan lama masih demikian melekat. Sebagai bagian dari fase kebudayaan, maka adat kebiasaan yang telah melekat akan mengalami perubahan melalui proses internalisasi yang cukup lama, mulai dari pengenalan, pemahaman, pembiasaan, sampai dengan pengamalan

Apa arti ucapan itu, apa saja keutamaannya dan bagaimana jawaban dari kalimat tersebut? Berikut ini pembahasannya.
Ketika seorang muslim bertemu dengan sesama muslim pada hari raya Idul Fitri, para sahabat Nabi mencontohkan untuk mengucapkan selamat hari raya dengan ucapan:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ
(taqobbalalloohu minna wa minkum)
yang artinya: semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan, “Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari raya, mereka mengucapkan kepada sebagian lainnya: taqabbalallahu minna wa minka.”
Karena diucapkan para sahabat dan Rasulullah tidak melarangnya, maka ini termasuk hadits taqriri. Yakni suatu perbuatan yang disetujui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga menjadi sunnah untuk umatnya.
Dalam Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq juga menjelaskan hal serupa. Bahkan ucapan ini tidak hanya untuk Idul Fitri, namun juga untuk Idul Adha. Hal ini didasarkan pada riwayat dari Jubair bin Nafir, ia mengatakan, “Apabila sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu pada hari raya, mereka saling mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum.”

Arti Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Ucapan taqabbalallahu minna wa minkum bukan sekedar ucapan selamat hari raya, namun ia adalah doa.

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ
Artinya: semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.
Seperti diketahui, hari raya pasti didahului dengan puasa dan amal-amal lainnya. Idul Fitri didahului dengan puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Malamnya juga ada qiyamu Ramadhan berupa shalat tarawih. Ada pula amal-amal lainnya yang secara umum jauh meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di akhir Ramadhan ditunaikan zakat fitrah. Lalu pada 1 Syawal pagi ada sholat idul fitri.
Dengan ucapan dan doa ini, sesama muslim saling mendoakan agar puasa mereka diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholat tarawih diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholat witir diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholat lima waktu diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tilawah Al Quran diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Infaq dan zakat fitrah diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sholat idul fitri diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seluruh amal diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keutamaan Taqabbalallahu Minna wa Minkum

Karena kalimat ini dicontohkan para sahabat dan sekaligus merupakan sunnah, tentulah terkandung keutamaan atau fadhilah. Berikut ini sebagian keutamaan ucapan taqabbalallahu minna wa minkum:

1. Menghidupkan sunnah

Meskipun ucapan lain (misalnya minal aidin wal faizin) tidak dilarang, ucapan taqabbalallahu minna wa minkum memiliki keutamaan tersendiri yakni menghidupkan sunnah yang dicontohkan para sahabat dan mendapatkan legalitas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Salah satu keutamaan besar menghidupkan sunnah adalah mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya.
مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“ (HR. Ibnu Majah; shahih lighairihi)
Jadi ketika kita mempopulerkan ucapan sekaligus doa ini, lalu orang lain mengamalkannya, insya Allah kita akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka.

2. Berpahala

Bahkan kalaupun tidak ada yang mengikuti, atau karena semua orang sudah mengucapkan doa ini, kita tetap mendapatkan pahala dari ucapan doa ini.
Ucapan ini termasuk kalimat yang baik, menyebut nama Allah, mengagungkan-Nya, berdoa kepada-Nya, mengharap kepada-Nya, mendoakan sesama muslim. Semua ini adalah kebaikan yang mendatangkan pahala.
Kalimat ini juga merupakan syiar Islam yang begitu orang mendengar, ia akan ingat Allah dan ingat agama Islam ini. Semua ini juga mendatangkan pahala.

3. Mengikuti sahabat

Mengamalkan ucapan ini termasuk salah satu upaya mengikuti sahabat Nabi radhiyallahu anhum yang pada hakikatnya mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tentang orang yang mengikuti sahabat Nabi dengan baik, Allah mengisyaratkan bahwa mereka akan mendapatkan ridha-Nya.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemeangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)

4. Allah akan mengabulkan doa

Allah sangat suka ketika hamba-hambaNya berdoa kepadaNya. Sebaliknya, Allah murka kepada orang-orang yang menyombongkan diri dengan tidak berdoa kepadaNya.
Allah telah berfirman akan mengabulkan doa hambaNya. Maka ucapan taqabbalallahu minna wa minkum yang merupakan ucapan doa ini, akan mendatangkan pengabulan dariNya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al Mu’min: 60)

Juga firman-Nya:
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu (QS. Al Baqarah: 186)
Bahkan firman Allah di Surat Al Baqarah ayat 186 ini berada di tengah-tengah ayat tentang puasa Ramadhan, mengisyaratkan doa orang yang berpuasa Ramadhan lebih dikabulkan Allah. Dan doa taqabbalallahu minna wa minkum ketika Idul Fitri ini dipanjatkan oleh orang-orang yang baru saja berpuasa Ramadhan.

5. Allah menerima amalnya

Dan inilah inti yang dikehendaki oleh para sahabat dan umat Islam seluruhnya, sebagaimana inti doa. Yakni semoga Allah menerima amal-amal kita.
Uqbah bin Nafi’ radhiyallahu ‘anhu sang penakluk Afrika, sebelum memfutuhkan Andaluisa beliau berdoa dengan doa yang singkat namun luar biasa; “Allahumma taqabbal minna” yang artinya “Ya Allah terimalah (amal) dari kami.”
Sebab ia menyadari bahwa yang paling penting adalah amal diterima Allah. Apalah artinya amal sebesar jihad dan menaklukkan sebuah negeri jika tidak diterima Allah. Karenanya beliau berdoa demikian.
Begitu juga puasa dan seluruh amal kita, kita ingin semuanya diterima Allah. Karenanya kita berdoa mencontoh para sahabat: Taqabbalallahu minna wa minkum. Dan karena Allah telah berjanji akan menerima doa hamba-Nya, kita yakin bahwa jika kita berdoa dengan doa ini, Allah akan mengabulkanNya dengan menerima amal kita dan amal saudara yang kita ucapkan selamat hari raya dengan kalimat ini kepadanya.

Jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Lalu bagaimana jawaban ucapan sekaligus doa ini? Dalam riwayat yang sampai kepada kita, jawaban taqabbalallahu minna wa minkum adalah doa yang sama: taqabbalallahu minna wa minkum.
Dari Habib bin Umar Al Anshari, ayahnya bercerita kepadanya bahwa beliau bertemu dengan Watsilah radhiallahu ‘anhu ketika hari raya, maka ketika ia mengucapkan kepada Watsilah, “Taqabbalallahu minna wa minkum,” Watsilah menjawab, “Taqabbalallahu minna wa minkum.” (HR. Ad-Daruquthni dalam Mu’jam Al Kabir)
Dari Syu’bah bin Al-Hajjaj, ia berkata, “Saya bertemu dengan Yunus bin Ubaid, dan saya sampaikan, ‘Taqabbalallahu minna wa minka.’ Kemudian ia menjawab dengan ucapan yang sama.” (HR. Ad-Daruquthni dalam Ad Du’a)
Demikianlah jawaban sahabat dan salafus shalih, ketika mendapatkan ucapan taqabbalallahu minna wa minkum. Jawaban ini seperti perintah Allah dalam Al Qur’an,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
“Jika kalian diberi salam dalam bentuk apa pun maka balaslah dengan salam yang lebih baik atau jawablah dengan yang semisal” (QS. An Nisa’ : 86)
Bagaimana dengan jawaban “taqabbal ya kariim”? Jawaban ini juga tidak masalah karena intinya adalah mengaminkan doa sebagai jawaban ucapan idul fitri ini.

Demikian pembahasan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Arti, Keutamaan dan Jawaban dari kalimat ini. Wallahu a’lam bish shawab.
 Sumber: bersamadakwah.net
 .

Berawan Com Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Arti, Keutamaan dan Jawaban




0 komentar:

Post a Comment