Terus setelah putus, kamu mikir siapa nanti yang melakukan itu semua?
Pernah suatu hari teman saya cerita bahwa dia susah sekali untuk move on dari mantan pasangannya, padahal mereka sudah berpisah hampir tiga bulanPernah suatu hari teman saya cerita bahwa dia susah sekali untuk move on dari mantan pasangannya, padahal mereka sudah berpisah hampir tiga bulan. Waktu yang cukup lama untuk bisa move on mengingat dia bukan wanita yang biasa—pintar, menarik, ramah, dan mudah bergaul. Namun, karena tak pernah mencoba untuk move on, wajar jika dia terlarut kesedihan hingga sekarang. Ditambah lagi sang mantan pacar beberapa kali masih menghubungi dan mendatangi rumahnya. Sampai suatu hari dia cerita, jika mantan pacar menyesal sudah mutusin teman saya itu dan menagih janji yang mereka buat, saat masih bersama.
Mungkin, kamu juga pernah membuat janji bersama antara kamu dan pasangan atau mantan pacar dulu. Hal ini wajar sekali mengingat saat masih pacaran kalian merasa yakin bisa bersama selamanya, makanya terbentuklah banyak janji.
Janjinya banyak. Mulai dari hal-hal remeh yang mudah dilupakan hingga hal besar. Seperti selalu temani dia untuk mengejar semua impiannya, selalu saling mengingatkan dan selalu ada saat berbuat salah, hingga tetap bersama apa pun masalahnya. Hingga rencana kalian saat menikah nanti—mau tinggal di mana dan sebagainya.
Janji-janji seperti itu membuat beberapa orang dilema, apalagi jika kamu tahu bagaimana kehidupannya selama ini. Ditambah bagi kamu janji harus ditepati, makanya pas putus merasa kerasa sedihnya karena merasa tak bisa menepati janji yang sudah dibuat. Belum lagi rencana-rencana indah yang sudah dirancang untuk masa depan membuat kamu merasa susah melupakan dia.
Ada yang harus kamu tanamkan, yaitu sebuah janji dan rencana hanya berlaku saat kalian masih bersama. Begitu sudah berpisah, kamu tak perlu mengingat dan memikirkan masalah itu, karena kalian sudah berpisah. Apalagi masalah janji. Jangan hanya karena sudah janji selalu bersama saat dia membangun usaha atau kariernya, kamu merasa memiliki tugas seperti itu. Kamu memikirkan biasanya kamulah yang menyemangati dia di saat dia gagal dapat klien atau dimarahi bos. Biasanya kamulah yang mengingatkan dia untuk tak lembur agar kesehatannya tak drop.
Terus setelah putus, kamu mikir siapa nanti yang melakukan itu semua?
Saat sebuah janji tercipta ingatlah bahwa itu berlaku saat kalian masih bersama dan janji itu bisa luntur saat kalian berpisah. Kalau kamu masih merasa bersalah karena melanggar janji atau kalau kamu masih menyangkutkan janji sebagai alasan kamu tak bisa move on, itu adalah alasan yang sangat konyol dan mengada-ngada. Jangan lupa bahwa segala janji, rencana, kewajiban kamu hilang saat sudah berpisah..
0 komentar:
Post a Comment