Aku hanya ingin tahu siapa yang setia berdiri disampingku saat tuhan mengujiku
Najis… najis… najisssss!Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang berjalan-jalan di Jembatan Ampera di atas sungai Musi. Sungai yang sangat luas di Palembang ini bisa dilalui kapal laut. Saat itu, sang pemuda melihat seorang yang terlihat cantik, berambut panjang dan berbusana menggoda hendak menerjunkan diri ke sungai.
Seketika itu, sang pemuda langsung teringat film “Surga Yang Tidak Dirindukan”. Di dalam film ini ada adegan dimana sang pemain utama (Pras) menolong seorang wanita (Mei Rose) yang hendak bunuh diri. Pras bisa menggagalkan niat bunuh diri Mei Rose setelah ia berkata, “Aku akan menikahimu.”
Sadar akan lamunannya segera ia memberanikan diri berkata, “Jangan kau lakukan itu, mbak. Bunuh diri itu dosa besar. Mbak begitu cantik, pasti banyak lelaki yang naksir mbak.” Orang yang hendak bunuh diri inipun menjawab, “Kamu bohong. Saya sudah tidak berarti, mas. Keluarga saya pun sudah mengusir saya. Aku harus tetap bunuh diri.”
Sang pemuda langsung teringat keputusan yang dilakukan Pras. Tetapi dia ragu untuk menawarkan menikah sebab dia sendiri belum bekerja. Akhirnya ia menawarkan sesuatu yang dia tahu itu dosa tetapi ia berpikir menyelamatkan nyawa orang lebih penting.
Dengan suara terbata-bata, sang pemuda berkata, “Oke mbak, sebelum bunuh diri bersediakan kamu memberikan kenangan indah bagiku. Setidaknya kau membahagiakanku sebelum bunuh diri. Bersediakah engkau menciumku.”
Orang yang hendak bunuh diri pun kemudian berbalik dan bertanya, “Hanya mencium, kan? Tidak lebih?” Mereka pun akhirnya melakukannya berulang kali. Dan, tampaknya orang itu menjadi lebih tenang dan bahagia. Pemuda yang menolong itupun merasa bangga bisa menyelamatkan nyawa manusia.
Akhirnya sang pemuda bertanya, “Mengapa wanita secantik kamu hendak bunuh diri?” Orang itu menjawab, “Ya begitulah mas, saya juga merasa cantik dan menarik. Tetapi orang tua dan keluarga saya tidak mengizinkan saya berdandan seperti perempuan. Saya harus tetap menjadi lelaki.”
Mendengar jawaban itu sang pemuda muntah-muntah sembari berteriak, “Najis… najis… najisssss!”
Makanya wahai para pemuda, jangan sembarangan main cium
0 komentar:
Post a Comment