Ibu aku lelah
Buuu minta makannn
Buuu mana bajukuuu ini kok belom di setrika sich...
Buuu sepatu ditaruh dimana?
Buuu ayooo cepetan anterin nanti aku terlambaattt, kalo terlambat nanti bu guru marah.
Buuuu sayurnya kok asiiin aku gak mau makannnn
Ibuuuu minta uang, mana uang jajanku
Buuu mana bajukuuu ini kok belom di setrika sich...
Buuu sepatu ditaruh dimana?
Buuu ayooo cepetan anterin nanti aku terlambaattt, kalo terlambat nanti bu guru marah.
Buuuu sayurnya kok asiiin aku gak mau makannnn
Ibuuuu minta uang, mana uang jajanku
Namaku Rina. Aku masih ingat saat itu, saat dulu saat aku masih sekolah, ibu dengan cekatan membantuku tidak ada ucapan keluh kesah yang menghias bibir mungilnya. Dengan sesuap nasi disuapkan ibu ke dalam mulutku, lalu ibu membantuku memasangkan sepatu hitam yang sudah lusuh, sebenarnya aku tidak suka sepatu itu. Aku minta pada ibu awal bulan depan harus sudah ada sepatu baru untuk ku, atau aku tidak akan mau berangkat sekolah lagi. Malu rasanya memakai sepatu lusuh walaupun sebenarnya masih utuh dan masih bisa dipakai tapi warnanya kan sudah pudar.
Ayahku seorang pegawai honorer kantor pos, ayahku menerima gaji setiap tanggal satu yaitu pas pada awal bulan, gajian pegawai honorer mengikuti waktu gajian pns pada umumnya yang mengikuti peraturan pemerintah. Aku ingat benar saat itu ibuku sedang hamil tua mengandung adik ku. Saat akulah anak beliau satu-satunya, aku tidak menginginkan seorang adik. Karena aku tahu dari teman sekelas yang baru memiliki adik, ibunya tidak lagi memperhatikan temanku itu. Sehingga menurutku keberadaan seorang adik akan mengurangi jatah uang jajanku bahkan ibu pasti tidak lagi sayang padaku. Karena aku adalah anak semata wayang sikap ku sangat manja dan selalu membuat orang tuaku kerepotan dengan bermacam-macam permintaanku.
Tepat tanggal 1 Desember saat ayahku sudah membelikan aku sepatu baru berwarna hitam, bertepatan adikku lahir. Tanggal itu adalah tanggal kebahagiaan kami tanggal kelahiran adikku sekaligus tanggal berkabung untukku. Tanggal yang tidak akan pernah hilang pada ingatanku, ibu ku pergi meninggalkan aku :((. Ibu dipanggil menghadap Tuhan, saat melahirkan ibuku kehabisan darah. Stok darah di PMI cabang setempat sedang kosong. Daerah kami jauh dari kota, kantong darah yang dibutuhkan terlambat datang. Hati ku sedih sekali, saat itu sampai aku tidak mau makan sehingga jatuh sakit selama satu bulan.
Ayahku kehabisan daya upaya untuk menghidupi kami. Ongkos berobat ibu, biaya susu untuk adik, dan untuk menjaga sakitku. Dua bulan kemudian ayah menyusul ibu, kami kehilangan mereka berdua. Sekarang kami hidup hanya berdua aku dan adikku. Ada paman yang mau menampung kami. Tapi tidak ada kehangatan kasih ibu untukku.
Ayahku seorang pegawai honorer kantor pos, ayahku menerima gaji setiap tanggal satu yaitu pas pada awal bulan, gajian pegawai honorer mengikuti waktu gajian pns pada umumnya yang mengikuti peraturan pemerintah. Aku ingat benar saat itu ibuku sedang hamil tua mengandung adik ku. Saat akulah anak beliau satu-satunya, aku tidak menginginkan seorang adik. Karena aku tahu dari teman sekelas yang baru memiliki adik, ibunya tidak lagi memperhatikan temanku itu. Sehingga menurutku keberadaan seorang adik akan mengurangi jatah uang jajanku bahkan ibu pasti tidak lagi sayang padaku. Karena aku adalah anak semata wayang sikap ku sangat manja dan selalu membuat orang tuaku kerepotan dengan bermacam-macam permintaanku.
Tepat tanggal 1 Desember saat ayahku sudah membelikan aku sepatu baru berwarna hitam, bertepatan adikku lahir. Tanggal itu adalah tanggal kebahagiaan kami tanggal kelahiran adikku sekaligus tanggal berkabung untukku. Tanggal yang tidak akan pernah hilang pada ingatanku, ibu ku pergi meninggalkan aku :((. Ibu dipanggil menghadap Tuhan, saat melahirkan ibuku kehabisan darah. Stok darah di PMI cabang setempat sedang kosong. Daerah kami jauh dari kota, kantong darah yang dibutuhkan terlambat datang. Hati ku sedih sekali, saat itu sampai aku tidak mau makan sehingga jatuh sakit selama satu bulan.
Ayahku kehabisan daya upaya untuk menghidupi kami. Ongkos berobat ibu, biaya susu untuk adik, dan untuk menjaga sakitku. Dua bulan kemudian ayah menyusul ibu, kami kehilangan mereka berdua. Sekarang kami hidup hanya berdua aku dan adikku. Ada paman yang mau menampung kami. Tapi tidak ada kehangatan kasih ibu untukku.
Ibu aku rindu ibu...
Ibu sifat manjaku kini telah menjatuhkan ku...
Ibu aku malas...
Ibu aku sedih menjadi orang lemah...
Ibu aku mohon peluklah aku walaupun sebentar
Ibu aku lelah...
Ibu maafkan anakmu ini, maafkan aku ibu yang saat itu tidak memahami jika ibu lelah.
Air mataku berderai deras walaupun tidak akan membuat ibu kembali
Aku tetap berguman kecil
Ibu peluklah aku, aku lelah
0 komentar:
Post a Comment