kata bijak kesetiaan colorfull hanging paper
Kini hari-hari yang dilalui Mawar disekolah terasa ada yang hilang. Karena sekarang Mawar dan Jono tidak lagi satu sekolah. Sekarang tidak ada lagi orang yang dinanti Mawar melewat di depan kelasnya. Jono pun melanjutkan kuliah ke Jakarta. Di Jakarta Jono tinggal bersama kakak pertamanya.
Mawar jadi banyak merenung. Mawar pun memutuskan untuk mulai menutupi dirinya dengan kerudung. Mawar berusaha menjadi perempuan yang bisa menjaga hati dan perasaannya hanya untuk satu orang yaitu Jono.
Kini Mawar terlihat lebih anggun dengan menggunakan kerudung. Banyak teman-teman Mawar yang mendukung Mawar untuk menggunakan kerudung. Termasuk Deta, dia juga mulai menggunakan kerudung. Sedangkan Tari, tampakya dia belum mendapat hidayah.
Dari waktu ke waktu Mawar bisa lebih mengontrol emosinya. Saat Mawar kangen pada Jono, biasanya Mawar bertanya langsung pada Joko. Tapi terkadang juga Mawar meng-Sms Jono hanya sekedar untuk mengetahui kabarnya. Terkadang jarak yang cukup jauh antara Jakarta dan Bandung membuat mereka berhubungan dengan internet. Mawar kadang suka mengirim email ke Jono, tapi Jono jarang membalas email dari Mawar.
Jono yang kini kuliah di Jakarta kadang sering mendapat kabar dari Joko tentang Mawar. Seperti Mawar yang mulai menggunakan kerudung dan terlihat anggun. Juga Mawar yang selalu setia menanyakan kabar Jono. Enam bulan berlalu, ada berita yang menyenangkan dari Joko. Saat Mawar baru keluar dari mushola dia berpapasan dengan Joko, “Nez..” panggil Joko.
“Hay Joko.. ada apa??” tanya Mawar.
“Aku punya berita yang pastinya kamu tunggu-tunggu..” ucap Joko.
“Hm,… pasti ada hubungannya dengan kak Jono ya..” tebak Mawar.
“Dih, kok tahu sih...” ucap Joko.
“Ya iya donk… Mawar gitu.. emang ada berita apaan tentang kak Jono?” tanya Mawar.
“Tahu gak, besok kan kak Jono mau ke sekolah… cieee yang bakalan ketemu nih..” canda Joko.
“Ah, kamu bisa aja deh…” ucap Mawar dengan malu-malu.
Keesokan harinya, Mawar melihat sosok Jono ada di dekat ruang Guru. Ternyata Jono sedang bersilaturahmi dengan guru-gurunya. Mawar merasa enggan untuk bertemu dengan Jono. Mawar hanya memandang Jono dari kejauhan.
Saat pulang sekolah Mawar mengira Jono sudah pulang. Tapi ternyata Jono sedang ada di kantin. Saat Mawar mau membeli air mineral di kantin Mawar pun bertemu dengan Jono. Akhirnya dengan malu-malu Mawar menyapa Jono, “Hay kak Jono… apa kabar??” sapa Mawar.
“Hay Nez.. kabar baik… kamu gimana nih kabarnya??” tanya Jono.
“Alhamdulillah baik juga kak..” jawab Mawar.
Setelah bertegur sapa, Mawar pun pamit dari Jono. Mawar merasa senang, karena selama enam bulan tidak bertemu. Akhirnya Mawar bisa melihat Jono lagi dan mendengarkan suaranya. Setelah pertemuan yang singkat itu, Mawar kehilangan kontak dengan Jono. Selama satu setengah tahun lebih Mawar tak lagi bertemu dengan Jono.
Dan hari ini adalah hari kelulusan Mawar. Alhamdulillah semua siswa dan siswi si SMA Putih Abu ini lulus semua. Mawar sangat berharap hari ini Jono akan datang. Mawar jadi teringat kenangannya dua tahun yang lalu. Saat Jono akan memberikan jawabannya pada Mawar. Mawar hanya bisa tersenyum mengingat hal itu.
Sekarang ini Mawar merasa senang, bahagia dan sedih. Mawar merasa senang karena dia akhirnya bisa menyelesaikan sekolahnya di SMA Putih Abu ini. Mawar merasa bahagia karena dia telah mendapat banyak pengalaman selama berada di sekolah ini. Termasuk pengalaman-pengalaman dengan Jono yang selalu menjadi kenangan manis di hati Mawar. Dan Mawar merasa sedih karena sebentar lagi dia akan meninggalkan sekolah SMA ini. Tempat kenangan Jono dan Mawar selama setahun. Yang mereka lewati dengan suka maupun duka.
Tanpa terasa air mata Mawar pun mengalir dipipinya yang mulus. Mata Mawar berkaca-kaca. Deta dan Tari kini sedang berpelukan dengan Mawar. “Nez.. akhirnya kita semua lulus.. Alhamdulillah… aku seneng banget..” ucap Deta saat mereka selesai berpelukan.
“Iya Nez, ta.. sekarang kita udah lulus.. apa itu tandanya kita akan terpisah??” tanya Tari.
“Tari.. biar pun kita udah lulus, bukan berarti kita akan berpisah… kalau pun kita tidak satu kampus, tapi kita masih bisa terus saling berhubungan.. lagian kan sekarang teknologi sudah canggih.. iya gak?” ucap Mawar.
“Ya juga Nez.. kamu bener juga..”puji Tari.
Mawar lagi-lagi meneteskan air matanya, “Kenapa Nez??” tanya Deta.
Mawar menghapus air mata yang mengalir dipipinya, “Hm,.. aku jadi keingetan semua kenangan waktu pertama kita MOS disini. Pertama kita kenalan juga saat aku mulai jatuh cinta dengan kak Jono sampai sekarang” ucap Mawar.
“Nez.. emangnya kamu masih suka ma kak Jono??” tanya Tari.
“Ya..” jawab Mawar singkat.
“Bukannya kamu udah hilang kontak dengan dia?” tanya Deta.
“Ya hilang kontak sih gak apa-apa.. itu hanya soal waktu.. asal gak kehilangan dia aja selamanya..” ujar Mawar.
“Nez, kok kamu masih aja ngejar-ngejar kak Jono.. gak ada cowok lain apa??” tanya Tari.
“Hm,.. aku juga gak tahu sih.. tapi perasaan aku mengatakan dialah orang yang pantas untukku” jawab Mawar.
“Ngomong-ngomong kamu hebat deh.. sampe sekarang masih setia ma kak Jono..” puji Deta.
“Ya donk.. tahu gak sih, kalau semakin lama kita untuk mendapatkan cinta itu, maka semakin sulit kita untuk melepasnya. Sebaliknya semakin cepat kita mendapatkan cinta itu semakin cepat juga kita melepaskannya” jelas Mawar panjang lebar.
“Oh ya.. Tari, Deta, aku mau keliling sekolah dulu ya.. pengen ngerasain lagi saat-saat pertama menginjakan kaki di sekolah ini” ucap Mawar kemudian pergi mengelilingi sekolah. Saat Mawar sedang melihat-lihat taman sekolah yang biasanya dijadikan tempat latihan sastra dia melihat ada seorang cowok yang berdiri membelakanginya. Dilihat dari belakang gayanya sudah tidak asing lagi. Mawar mencoba mengingat siapa yang memikili gaya seperti itu. Saat cowok itu berbalik, ternyata cowok itu adalah Jono.
“Kak Jono!!!!” Mawar kaget.
Jono tersenyum lalu menghampiri Mawar, “Hay Nez.. selamat ya udah lulus…” Jono mengulurkan tangannya.
“Ya kak.. jadi inget dua tahun yang lalu waktu kak Jono lulus..” ucap Mawar kemudian.
“Ngomong-ngomong mau kuliah dimana nih??” tanya Jono.
“Hm,… Mawar didaftarin tante Mawar untuk kuliah di Jepang kak.. sebenarnya sih Mawar gak mau jauh-jauh kuliah ke luar negeri, tapi karena ternyata Mawar di Jepang sudah dapet bea siswa jadi kayaknya Mawar bakalan kuliah disana kak..” ucap Mawar panjang lebar. Jono tampak kaget mendengar Mawar yang akan kuliah di Jepang.
“Memangnya gak bisa di Indonesia aja??” tanya Jono.
“Ya bisa aja kak.. kalo Mawar gak keterima tadinya Mawar mau kuliah di Jakarta. Tapi Mawar udah terlanjur keterima di Jepang kak..” ucap Mawar.
“Hm,… padahal kita baru aja ketemu, eh udah mau pisah lagi..” celetuk Jono.
“Kenapa kak? Kangen ya ma Mawar…” canda Mawar.
“Hm,… emangnya kamu gak kangen??” Jono balik bertanya.
“Ya kangen lah kak… secara udah satu setengah tahun lebih kita gak ketemu.. hilang kontak pula..”ucap Mawar.
“Iya ya… ngomong-ngomong kapan nih berangkat ke Jepangnya??” tanya Jono tiba-tiba.
“Kayaknya dua minggu lagi deh kak..” jawab Mawar.
“Oh ya kak.. tumben ada disini.. kirain gak bakalan kesini..” ucap Mawar.
“Ya kebetulan lagi libur tengah semester.. jadi ya mudik deh ka Bandung..” jawab Jono.
“Oh ya kak.. mau gak nemenin Mawar keliling-keliling sekolah.. Mawar pengen bernostalgia dengan tempat-tempat yang pernah menjadi kenangan Mawar ma kak Jono..” ajak Mawar dengan malu-malu.
“Hm,… boleh…” ucap Jono sambil berjalan dengan Mawar.
“Oh ya kak.. main inget-ingetan ya kak.. siapa di antara kita yang inget banyak tempat kenangannya okey..” Mawar menantang Jono.
“Oh, sip…” Mawar mangacungkan jempol tangan kanannya.
Mereka berdua pun berjalan mengelilingi sekolah. Tak jarang terdengar suara tawa di antara mereka berdua. Karena mereka mengingat kembali kenangan-kengangan lucu dua tahun yang lalu. Mawar merasa senang bisa berjalan-jalan di sekolah dengan Jono. Jono pun merasa bahagia bisa bertemu dengan Mawar kembali. Setelah sekian lama mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Walaupun mereka berdua juga tahu sebentar lagi mereka akan berpisah kembali. Untuk itu Jono memanfaatkan waktu yang ada untuk bisa bertemu dengan Mawar. Sepertinya Jono sudah mulai menunjukan perasaan sukanya yang dulu sempat ia pendam.
Saat acara perpisahan Mawar, Jono pun tampak hadir melihat Mawar yang tampak anggun dan cantik dengan balutan kebaya berwarna gold. Pesona Mawar begitu terpancar dimata Jono. Mawar tampak tersipu malu saat Joko meminta Jono dan Mawar untuk foto berdua.
Sampailah di puncak acara, dimana hampir semua siswa meneteskan air mata. Mawar, Deta dan Tari termasuk di antaranya. Mereka bertiga terutama Deta dan Tari merasa akan kehilangan sahabat terbaik mereka Mawar yang akan berangkat ke Jepang sebentar lagi. Walaupun hanya empat tahun Mawar di Jepang, tapi waktu empat tahun itu bukanlah waktu yang singkat.
Setelah selesai acara perpisahan. Kini giliran Mawar yang sibuk mengurusi keberangkatannya ke Jepang. Walau sebenarnya Jono merasa berat harus ditinggalkan Mawar, tapi dia tetap memberikan semangat pada Mawar. Dan sampailah hari dimana Mawar harus berangkat ke Jepang. Sekarang Mawar sedang berada di bandara Soekarno Hatta. Terlihat kak Gina, Raga, Jono serta orang tua Mawar yang mengantar sampai bandara. Saat akan menaiki pesawat Mawar melambaikan tangannya dan melemparkan senyuman manis yang gak mungkin Jono lupakan.
berawan com kata bijak kesetiaan colorfull hanging paper
0 komentar:
Post a Comment