mendoakanmu adalah caraku memelu mu dari jauh
Bukan Surat Rindu
Yang Tersayang, Kamu.
Apa kabar? Semoga baik ya. Aku disini baik-baik saja. Maaf aku baru sempat menuliskan surat untukmu. Sejak yang entah beberapa hari atau bahkan bulan yang lalu, aku jadi takut untuk mengirimkan surat padamu. Karna sepertinya respon yang kau berikan padaku kurang positif jadi aku merasa takut. Sebab itu malam ini aku ingin memberanikan diri berkirim surat padamu.
Mungkin kamu tidak mau tahu kabarku, tak apa, yang penting aku tahu kabarmu. Tapi jika tidak keduanya, maka izinkan aku untuk melepasmu. Sebab menyimpanmu dalam diam itu bukan jalan yang terbaik. Aku harus tersiksa setiap malam karna itu. Menunggu kabarmu itu rasanya menyesakkan dada. Kamu pernah merasakan hal yang sama tidak? Ah bodoh ya, mengapa aku harus bertanya, toh jika kamu merasa hal yang sama kamu pasti berkirim pesan denganku setiap hari. Maaf, aku bodoh.
Sudah dulu ya, aku tak ingin panjang lebar mengantar pesan. Takut-takut kamu tak membalas. Jaga dirimu baik-baik. Jika punya pacar pena yang baru, atau mungkin cintamu bersemi kembali dengan sahabat lamamu itu, segera beri tahu ya. Aku siap melepasmu. Sudah berlatih sih, hehe.
“Kalau kamu tiba-tiba merindukanku, balas saja mendo’akanku.
Kita akan saling berpeluk di tangan Tuhan.
Jadi jangan takut kehilangan.
Lalu apa lagi?, hemh?.
Kamu lucu kalau cemburu. :p
Tenang.. Kamu sudah memberikan banyak senyawa untuk jari-jari tanganku, mana mungkin aku tidak lagi menulis untukmu.”
— Ifa Musyrifah Hasyim
0 komentar:
Post a Comment