Friday, May 9, 2014

ya Allah beri aku ketenangan dalam menerima hal buruk keberanian untuk mengubahnya kebijaksanaan untuk melakukannya



“Allah – Sang Pemegang Ubun-ubunku, Jadikan Al Quran sebagai penyejuk hatiku, dikala dahaga batinku, pengusir sedihku tatkala aku bersedih.”—Zy

Mentari pagi menghiasi sekeliling pandanganku, namun batin ini kembali resah saat pikiran-pikiran dan sketsa imajinasi hati ini bersandar pada saudara-saudaraku, muslim Palestina, Rohingya, Syria, Afganistan, Irak, Thailand, Somalia, dan dimanapun yang mengalami sayatan pedih kejahatan kemanusiaan.

Izinkan aku menangis,

Saat teriakan bocah-bocah manis yang direnggut kebebasannya, dihadiahi derita dan luka, dirampas kasih sayang orang tuanya, Ah aku hanya bisa bersketsa, Ah terkadang hanya melalui republik digital ini aku bercerita. Izinkan aku menangis.

Izinkan aku menangis,

Saat pagi, sarapan nikmat aku santap, teh manis sedap aku nikmati, sementara nasib mereka? Izinkan aku menangis, meneteskan air mata, ketidakberdayaan serta tipu dunia, menghantarkanku kepada kelalaian. Sementara, mereka mempertahankan tauhid, melalui cobaan dahaga, dan tarian rudal-rudal bahkan wajah tajam pemegang pedang pun meneror mereka.

Duhai saudara muslim Palestina, Rohingya, Syria, Afganistan, Irak, Thailand, Somalia, dan dimanapun yang mengalami sayatan pedih kejahatan kemanusiaan. Aku hanya bisa menangis, meneteskan air mata, memendam rasa, mendengar cerita pedih kalian. Saudaraku, maafkan aku.

Di sini kami hanya bisa tertawa, tertipu dunia, buta mata hati kami, hanya jendela smartphone dan windows yang kami santap, hanya dunia, dunia dan dunia. Bahkan ketika seruan lima waktu berkumandang, kami angkuh, kami sombong, kami tertipu dunia. Aku malu, maka izinkan aku, aku yang lalai untuk  menangis lagi.

Kalian berjibaku, mempertahankan tauhid, mempertahankan kehormatan, mempertahankan tiang agama, dengan ancaman dan teriakan mortir-mortir dan tarian peluru yang siap melenyapkan tubuhmu.

Izinkan aku menangis,

aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya doa dan tangisan ini yang ingin kuhadiahkan untuk kalian. Ah saudaraku, kami di sini hanya terlena dengan tipu dunia, terbuai skenario yang tertata rapih di media-media, inilah jurang cinta nafsu. Ya, cinta dunia, dan takut mati.

Izinkan aku menangis,

pada lembar kesucian di sepertiga malam, kuhaturkan kesedihan ini padaNya, dan aku yakin, teringat kisah badar dan uhud yang begitu dasyat, kisah yarmuk dan juga hijrahnya Sang Penyampai Wahyu itu, maka izinkan aku menangis lagi saudaraku.

Allah, tidak ada sesembahan yang patut disembah selain dariMu…
Izinkan aku memangis dengan ketidakberdayaanku, kelemahanku, kebodohanku, atas nasib saudara-saudaraku di negeri-negeri yang hancur saat mempertahanakn kalimat-kalimatMu.

Allah, tidak ada sesembahan yang patut disembah selain dariMu…
Izinkan aku menangis, dalam kelelahan. Saat kami di sini hanya sebatas mengurusi perbedaan harakah, perbedaan khilafiyah, saling menyerang dalam pemikiran, saling menjatuhkan atas nama sunnah, saling menghujat atas nama ilmu, merasa paling bijak, namun aku bagaikan lilin yang menerangi sekitar namun membakar diriku sendiri.

Izinkan aku menangis, saat kami saling mengkultuskan pemahaman, lupa dengan rasa persatuan, tergelincir dalam jurang ilmu kalam, dan lagi – diriku bagaiakan lilin menerangi sekitar namun membakar diriku sendiri.

Izinkan aku menangis lagi, aku yang selalu mengeluh, merasa kurang dengan nikmatMu, merasa sok pintar dengan idealisme-ku, terpaku pada ilmu kalam yang menggelincirkan diri ini pada jurang kesombongan, aku tidak lebih beruntung dari pada mereka, saudara-saudara muslim Palestina, Rohingya, Syria, Afganistan, Irak, Thailand, Somalia, dan dimanapun yang mengalami sayatan pedih kejahatan kemanusiaan.

“Ya Allah , kepadaMulah daku keluhkan lemahnya kekuatanku, sedikitnya hilafku, hinanya diriku dimata manusia. Wahai Zat yang paling Pemurah ! Engkau-lah Rabb orang-orang yang lemah, dan Engkaulah Rabbku! Kepada siapa Engkau hendak titipkan diriku?! Apakah kepada orang yang jauh yang tidak peduli dengan diriku atau engkau hendak serahkan perkara diriku kepada musuh?! Meskipun begitu, selagi Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli!! Akan tetapi pengampunan-Mu lebih luas bagiku, aku berlindung dengan cahaya wajahMu -yang telah menerangi semua kegelapan, dengannya berjalan perkara dunia dan akhirat- dari turunnya murkaMu kepadaku atau jatuh kepadaku kebencianMu, hanya kepadaMu pengaduanku sampai Engkau ridho, dan tidak ada daya dan upaya kecuali denganMu “.

Izinkan aku menangis,
Izinkan aku menangis,
Meski ada yang mengatakan, “Janganlah Bersedih”

Kini, izinkan aku bersedih….

Allahumma a’izzal-Islama wal-Muslimeen, Allahumma a’izzal-Islama wal-Muslimeen, wa adhillash-shirka wal-Mushrikeen, wa dammir a’daa’ad-deen, wahmi hawzatal-Islami ya rabbal-3alameen.

O Allah! Raise the standing of Islam and the Muslims. O Allah! Raise the standing and the Muslims, and degrade the standing of Kufr and the Kaafireen, and Shirk and the Mushrikeen. Destroy the enemies of the Deen, and protect the lands of Islam, O Lord of the Worlds.



berawan com ya Allah beri aku ketenangan dalam menerima hal buruk keberanian untuk mengubahnya kebijaksanaan untuk melakukannya

0 komentar:

Post a Comment