Kabar THR
Assalamu’alaikum Kak Hari ‘Soul’ Putra,
Salam kenal dan apa kabar? Sekarang sudah masuk bulan Ramadhan, pastinya harga-harga akan naik. Sebagai karyawan di sebuah perusahaan, saya akan mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya). Tetapi dari tahun ke tahun, uang THR saya seperti hilang ditelan angin. Apa yang harusnya saya lakukan dengan keuangan selama Ramadhan dan bulan Syawal (hari raya).
Terima kasih sebelumnya dan mohon advise terbaiknya.
Deva Sundari
Jawaban WF 19
Wa’alaikumsalam Wr Wb Salam kenal kembali Deva :-)
Alhamdulillah kabar kami Insya Allah makin luar biasa dan semoga Deva dan keluarga juga begitu.
Ramadhan adalah bulan penuh barakah, dimana salah satu sisi paling egaliter dalam kehidupan manusia. Bagaimana tidak, di bulan tersebut antara yang kaya dan miskin sejajar dalam hal ibadahnya (shaum).
Setiap kali ditanya tentang pengaturan keuangan di bulan Ramadhan dan Syawal, pertanyaan saya, “Apakah bulan Ramadhan dan Syawal itu datangnya dadakan seperti orang kena sakit, ataukah bulan-bulan tersebut datangnya terencana?".
Jika datangnya dadakan, maka solusinya adalah Anda hanya mempersiapkan dana proteksi (perlindungan).Tetapi jika datangnya terencana, maka persiapannyapun haruslah terencana. Artinya, ada waktu selama satu tahun Hijriyah untuk mempersiapkannnya. Disinilah yang saya sebut well prepare MBA (Management By Anticipation), persiapan terbaik dari manajemen antisipasi.
Masalah yang selalu muncul di bulan ramadhan adalah kenaikan harga-harga barang baik ketika menjelang Ramadhan, selama Ramadhan atau setelah Ramadhan (bulan Syawal). Dari sisi perusahaan, sudah dibuat mekanisme penangkalnya, yakni dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR).
Dengan adanya THR diharapkan para karyawannya bisa bergembira selama akhir ramadhan, mudik lebaran (bagi yang mudik) dan pulang kembali ke tempat kerjapun dengan semangat dan gairah baru, tentunya punya produktivitas baru. Tetapi faktanya, dari tahun ke tahun, uang THR selalu habis sebelum kembali bekerja setelah liburan, bahkan ada yang ketika lebaran atau mudik malah sudah habis.Untuk itulah pengaturan keuangan di bulan Ramadhan menjadi sangat penting.
Sekarang menjawab pertanyaan Anda tentang THR. Mari kita lihat dahulu suasana pembagian THR, pola yang terjadi adalah pembagian THR biasanya dibagikan pada pekan ketiga dan keempat dibulan Ramadhan, artinya saat itu serentak di seluruh Indonesia banjir uang dimana-mana, otomatis yang pegang uang akan kebanjiran untuk memenuhi keinginannya. Yang akan panen pada hari itu adalah para penjual barang atau produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Jika Anda diposisi penjual, maka persoalan keuangan tidak akan menjadi permasalahan, bagaimana jika Anda adalah target dari produsen, maka siap-siap Anda akan kehabisan uang di akhir Ramadhan dan bulan Syawal.
Jadi, tidak aneh banyak orang kehabisan uang sebelum waktunya. Lantas apa solusinya?
1. Anda bagi pendapatan THR dalam beberapa pos
Jika Anda mendapatkan THR antara 1-2 x gaji bulanan atau bagi yang sudah berkeluarga dimana suami isteri sama-sama bekerja antara 2-4x gaji bulanan, maka lihat kembali utang, proteksi, tabungan/Investasi dan konsumsi keluarga Anda.
Anda listing kembali, apakah Anda masih punya utang atau tidak? Apakah masih membutuhkan proteksi baik income, kesehatan maupun harta benda Anda? Apakah masih memiliki tabungan atau Investasi, baik untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Mana yang benar-benar jadi prioritas Anda.
Baru setelah itu Anda buat konsumsi. Misalkan untuk utang, Anda anggarkan 30 persen dari THR Anda, proteksi 10 persen, investasi 10 persen sisanya baru buat konsumsi.
Atau seperti pola yang kami sering lakukan di WealthFlow 19 yakni pola 334, 30 persen modal kerja, 30 persen investasi dan 40 persen konsumsi. Apapun yang Anda pilih selalu tunaikan kewajiban terlebih dahulu (misalnya untuk melunasi utang atau proteksi), baru sisanya konsumsi.
2. Lakukan manajemen Ramadhan dan Syawal
Untuk ramadhan sendiri, ada pos-pos yang wajib dan sunnah. Wajib artinya, harus Anda tunaikan sesuai dengan syariat atau ketentuan dalam aqidah Islam.
Wajib disini misalkan zakat fitrah dimana jiwa Anda yang dibersihkan. Jika Anda masih sendiri, maka cukup Anda saja, tetapi jika Anda sudah berkeluarga dan punya anak, maka isteri, suami dan anak-anak Anda juga wajib zakat.
Dalam dimensi sosial, salah satu ‘kewajiban yang lazim’ Anda tunaikan adalah pemberian THR bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT) atau Asisten Rumah Tangga, baby sister, tukang kebun, supir dan lain-lain. Jadi tidak hanya Anda yang mendapatkan THR tetapi orang-orang yang bekerja di rumah Anda pun, ‘wajib’ Anda beri THR.
3. Belanja seperti layaknya pedagang
Jika di Pasar Tanah Abang Jakarta diserbu oleh para penjual menjelang 2 atau 3 bulan sebelum Ramadhan, kenapa Anda tidak menganggarkan untuk membeli barang-barang seperti baju, mukena dan lain-lain seperti mereka. Selain mendapatkan harga diskon, juga biasanya barang-barangnya adalah barang-barang kelas satu.
Semakin mendekati lebaran, maka barang-barang yang di jual adalah barang-barang kelas dua atau barang-barang cuci gudang. Tinggal Anda pilih dengan mengajak teman-teman Anda atau Anda bisa menjadi penjual online untuk mendapatkan rezeki dibulan Ramadhan atau bulan Syawal.
Adapun untuk yang sunnah atau yang tidak wajib tetapi sangat dianjurkan karena pahalanya berlipat-lipat ketika bulan Ramadhan adalah infaq dan sedeqah, baik berupa uang atau benda yang bermanfaat.
Selain itu juga perlu Anda pikirkan pre-in-post bulan Syawal, artinya tradisi yang berlaku dimasyarakat dan Anda terlibat didalamnya Anda anggarkan, misalnya tradisi menyediakan kue-kue lebaran, mudik ke kampung halaman, aktivitas selama di kampung halaman hingga pulang kembali ke tempat kerja Anda.
Sebuah perencanaan keuangan yang baik adalah ketika Anda bijaksana dalam membelanjakan uang yang Anda dapat dengan susah payah serta mempersiapkannya ketika masa tidak produktif menghampiri Anda.
Selamat merayakan bulan Ramadhan dan bulan Syawal bersama keluarga tercinta!
Deva Sundari
Jawaban WF 19
Wa’alaikumsalam Wr Wb Salam kenal kembali Deva :-)
Alhamdulillah kabar kami Insya Allah makin luar biasa dan semoga Deva dan keluarga juga begitu.
Ramadhan adalah bulan penuh barakah, dimana salah satu sisi paling egaliter dalam kehidupan manusia. Bagaimana tidak, di bulan tersebut antara yang kaya dan miskin sejajar dalam hal ibadahnya (shaum).
Setiap kali ditanya tentang pengaturan keuangan di bulan Ramadhan dan Syawal, pertanyaan saya, “Apakah bulan Ramadhan dan Syawal itu datangnya dadakan seperti orang kena sakit, ataukah bulan-bulan tersebut datangnya terencana?".
Jika datangnya dadakan, maka solusinya adalah Anda hanya mempersiapkan dana proteksi (perlindungan).Tetapi jika datangnya terencana, maka persiapannyapun haruslah terencana. Artinya, ada waktu selama satu tahun Hijriyah untuk mempersiapkannnya. Disinilah yang saya sebut well prepare MBA (Management By Anticipation), persiapan terbaik dari manajemen antisipasi.
Masalah yang selalu muncul di bulan ramadhan adalah kenaikan harga-harga barang baik ketika menjelang Ramadhan, selama Ramadhan atau setelah Ramadhan (bulan Syawal). Dari sisi perusahaan, sudah dibuat mekanisme penangkalnya, yakni dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR).
Dengan adanya THR diharapkan para karyawannya bisa bergembira selama akhir ramadhan, mudik lebaran (bagi yang mudik) dan pulang kembali ke tempat kerjapun dengan semangat dan gairah baru, tentunya punya produktivitas baru. Tetapi faktanya, dari tahun ke tahun, uang THR selalu habis sebelum kembali bekerja setelah liburan, bahkan ada yang ketika lebaran atau mudik malah sudah habis.Untuk itulah pengaturan keuangan di bulan Ramadhan menjadi sangat penting.
Sekarang menjawab pertanyaan Anda tentang THR. Mari kita lihat dahulu suasana pembagian THR, pola yang terjadi adalah pembagian THR biasanya dibagikan pada pekan ketiga dan keempat dibulan Ramadhan, artinya saat itu serentak di seluruh Indonesia banjir uang dimana-mana, otomatis yang pegang uang akan kebanjiran untuk memenuhi keinginannya. Yang akan panen pada hari itu adalah para penjual barang atau produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Jika Anda diposisi penjual, maka persoalan keuangan tidak akan menjadi permasalahan, bagaimana jika Anda adalah target dari produsen, maka siap-siap Anda akan kehabisan uang di akhir Ramadhan dan bulan Syawal.
Jadi, tidak aneh banyak orang kehabisan uang sebelum waktunya. Lantas apa solusinya?
1. Anda bagi pendapatan THR dalam beberapa pos
Jika Anda mendapatkan THR antara 1-2 x gaji bulanan atau bagi yang sudah berkeluarga dimana suami isteri sama-sama bekerja antara 2-4x gaji bulanan, maka lihat kembali utang, proteksi, tabungan/Investasi dan konsumsi keluarga Anda.
Anda listing kembali, apakah Anda masih punya utang atau tidak? Apakah masih membutuhkan proteksi baik income, kesehatan maupun harta benda Anda? Apakah masih memiliki tabungan atau Investasi, baik untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Mana yang benar-benar jadi prioritas Anda.
Baru setelah itu Anda buat konsumsi. Misalkan untuk utang, Anda anggarkan 30 persen dari THR Anda, proteksi 10 persen, investasi 10 persen sisanya baru buat konsumsi.
Atau seperti pola yang kami sering lakukan di WealthFlow 19 yakni pola 334, 30 persen modal kerja, 30 persen investasi dan 40 persen konsumsi. Apapun yang Anda pilih selalu tunaikan kewajiban terlebih dahulu (misalnya untuk melunasi utang atau proteksi), baru sisanya konsumsi.
2. Lakukan manajemen Ramadhan dan Syawal
Untuk ramadhan sendiri, ada pos-pos yang wajib dan sunnah. Wajib artinya, harus Anda tunaikan sesuai dengan syariat atau ketentuan dalam aqidah Islam.
Wajib disini misalkan zakat fitrah dimana jiwa Anda yang dibersihkan. Jika Anda masih sendiri, maka cukup Anda saja, tetapi jika Anda sudah berkeluarga dan punya anak, maka isteri, suami dan anak-anak Anda juga wajib zakat.
Dalam dimensi sosial, salah satu ‘kewajiban yang lazim’ Anda tunaikan adalah pemberian THR bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT) atau Asisten Rumah Tangga, baby sister, tukang kebun, supir dan lain-lain. Jadi tidak hanya Anda yang mendapatkan THR tetapi orang-orang yang bekerja di rumah Anda pun, ‘wajib’ Anda beri THR.
3. Belanja seperti layaknya pedagang
Jika di Pasar Tanah Abang Jakarta diserbu oleh para penjual menjelang 2 atau 3 bulan sebelum Ramadhan, kenapa Anda tidak menganggarkan untuk membeli barang-barang seperti baju, mukena dan lain-lain seperti mereka. Selain mendapatkan harga diskon, juga biasanya barang-barangnya adalah barang-barang kelas satu.
Semakin mendekati lebaran, maka barang-barang yang di jual adalah barang-barang kelas dua atau barang-barang cuci gudang. Tinggal Anda pilih dengan mengajak teman-teman Anda atau Anda bisa menjadi penjual online untuk mendapatkan rezeki dibulan Ramadhan atau bulan Syawal.
Adapun untuk yang sunnah atau yang tidak wajib tetapi sangat dianjurkan karena pahalanya berlipat-lipat ketika bulan Ramadhan adalah infaq dan sedeqah, baik berupa uang atau benda yang bermanfaat.
Selain itu juga perlu Anda pikirkan pre-in-post bulan Syawal, artinya tradisi yang berlaku dimasyarakat dan Anda terlibat didalamnya Anda anggarkan, misalnya tradisi menyediakan kue-kue lebaran, mudik ke kampung halaman, aktivitas selama di kampung halaman hingga pulang kembali ke tempat kerja Anda.
Sebuah perencanaan keuangan yang baik adalah ketika Anda bijaksana dalam membelanjakan uang yang Anda dapat dengan susah payah serta mempersiapkannya ketika masa tidak produktif menghampiri Anda.
Selamat merayakan bulan Ramadhan dan bulan Syawal bersama keluarga tercinta!
sumber:
republika co id
0 komentar:
Post a Comment