Thursday, July 10, 2014



“Ssssssssssssst…. Jijay ih!”, bisik rekan di sebelah sambil menyikut pinggang saya.

“Apaan sih?”, saya menggerutu karena keasyikan terganggu.

“Loe tuh, bukannya serius dengerin Party Chief lagi ngomong….!”, dia berbisik agak keras.

“Hmmmmm..”, gumam saya acuh karena lagi asyik dengan kesibukan saya.

“Jijay..! Huh..!”, akhirnya rekan di sebelah mendiamkan keasyikan saya setelah sebelumnya melotot gemas.

Saya cuma meliriknya acuh. Tapi tiba-tiba saya bersin tanpa sempat menutup hidung dan mulut karena desakan di hidung benar-benar di luar kontrol saya, dan tak sadar saya menoleh ke samping dimana rekan tadi sedang serius menyimak materi meeting yang disampaikan si boss di depan. Walhasil, dia spontan menutup hidungnya dan semakin melotot ke arah saya yang nyengir tanpa dosa.

“Jijay.. norak… kamse.. dasar orang utan, huh!”, desisnya sambil sibuk bersih-bersih tangan kirinya yang tercemar limbah… hehehe…

“Ah, kek loe enggak aja…”, saut saya kalem sambil merogoh sapu tangan di kantong celana, lantas kembali melanjutkan keasyikan saya di lobang sebelahnya sambil merem-melek.

Dear Kokiers,

Ternyata, kegiatan ngupil itu sungguh mengasyikan! Nggak perduli apakah Anda itu cantik menawan, ganteng rupawan, necis dan bau wangi ataupun item dekil, pasti pernah melakukan kegiatan ini. Hayo ngaku..! Coba diingat-ingat kapan saat terakhir Anda ngupil, atau jangan-jangan saat lagi baca artikel ini juga sambil ngupil hmmm…. Sayapun demikian. Melakukan kegiatan ngupil untuk mengisi waktu senggang di lapangan, pas lagi ngoki, sambil nonton atau bahkan sambil baca koran. Tapi untuk kasus di atas lain lho ya…, entah kenapa kok saat itu desakan nafsu ngupil demikian kuat meskipun sedang mengikuti meeting. Untung saya duduknya agak jauh dari pantauan mata si boss hehehe…

Saya jadi ingat waktu kecil sering dimarahi orang tua kalau ngupil di depan pintu, sambil merem melek menelusuri rongga hidung dimana tempat upil itu bersembunyi. Rasanya kok belum puas ya kalau belum bisa mengeluarkan ‘benda’ itu, (apalagi kalau gede dan keras) dari sarangnya? Memang segala sesuatu itu kalau berhubungan dengan ‘besar’ dan ‘keras’ selalu menghasilkan puas. Tapi tunggu dulu, apa hubungannya saya dimarahin orang tua sama ngupil di depan pintu? Hm.., ternyata bukan kegiatan ngupil itu yang membuat orang tua saya marah tapi karena beliau mau keluar rumah jadi terhalang saya yang lagi asyik pas di depan pintu… hihihih!

Ngupil atau mengoprek lobang hidung, adalah kegiatan iseng-iseng yang sungguh berguna dan hampir pernah dilakukan semua orang yang sehat. Kenapa? Karena kalau orang sakit pilek pasti nggak mau melakukannya. Atau pas hidung lagi mimisan, mana enak ngupil? Bisa-bisa malah jari jemari kita yang dipakai buat ‘acara iseng’ ini tercemar dan bisa mencemarkan lingkungan sekitar. Makanya, ngupil itu sehat karena tidak membiarkan lubang hidung kita kotor dan biasa dilakukan oleh orang sehat. Setuju? Siapa yang nggak setuju ini, silahkan ngupil dengan jari kaki.

Sebenarnya, apa sih upil itu? Upil adalah sebentuk kotoran yang terdapat pada lubang hidung yang terjadi akibat proses pernafasan, dimana ada micro-orgasme eh.., micro-organisme lainnya yang ikut terhirup paru-paru lewat hidung. Nah, untung Tuhan menganugerahkan kita bulu di hidung (ada yang tau namanya?) untuk menangkal semua itu supaya nggak ikut masuk ke dalam paru-paru yang bisa menyebabkan penyakit. Jika masih ada yang mampu menerobos pertahanan bulu hidung, masih ada lendir hidung atau ingus yang bertugas mencegah partikel debu dan benda asing lainnya dengan ukuran mikroskopis supaya nggak masuk ke hidung. Dari saringan bulu hidung yang juga berfungsi untuk meningkatkan kelembaban udara yang dihirup plus bantuan lendir / ingus inilah sang upil terbentuk dengan berbagi tingkat kekerasan dan ukuran.

Ngomong-ngomong masalah upil dan ngupil ini nggak bakal ada habisnya. Terus terang, sambil nulis artikel ini sayapun juga sambil ngupil, lebih dari sekedar membersihkan hidung tapi juga untuk lebih bisa menikmati apa arti dari upil dan ngupil itu. (Natya & Bejan musti tanggung jawab nih, nyuruh-nyuruh bikin artikel bulu hidung). Memang, masalah upil dan ngupil ini asyik dan bisa membuat kita lupa daratan jika dilakukan pada tempat dan waktu yang benar. Sebaliknya, bisa membuat orang lain terganggu atau malah membawa aib. Malah ada lho, saking asyiknya ngupil orang itu nggak sadar lagi disorot kamera televisi dan gambarnya tersebar kemana-mana.. 

Hebat betul ya, fungsi bulu hidung ini? Makanya jangan remehkan segala jenis maupun bentuk bulu, apapun itu pasti ada fungsinya karena Tuhan telah menciptakan demikian adanya. Entah bulu hidung Anda lebat atau jarang, entah lurus atau keriting, entah panjang atau pendek, pasti ada gunanya. Sedikit untuk masalah bulu hidung ini, bila kita merasa mulai terganggu dengan ulahnya yang menjulur keluar dari lobangnya, lebih baik dicukur daripada dicabut. Karena dengan mencabut bulu hidung bisa menimbulkan luka kecil di rongga hidung dan malah-malah bisa menimbulkan infeksi. Tapi bukan bulu hidung ini yang akan saya bahas, melainkan penghuni dari lubang hidung itu sendiri alias upil.


Nah, kalau udah begini kan repot? Mau marah kok aneh, nggak mau marah kok kadung malu.. hihihi… Padahal percayalah…, ngupil itu sungguh nikmat dan perlu!

Nah, supaya nggak mengalami kejadian memalukan seperti cuplikan berita di atas, berikut ada cara-cara ngupil yang baik dan benar:

1. Gunakan jari yang tepat

Gunakan jari kelingking terlebih dahulu baru kemudian jari telunjuk. Kenapa? Karena ukuran jari kelingking sangat ideal untuk menyapa upil-upil kecil yang duduk manis di dalam sana. Bila si upil imut sudah bisa keluar, biasanya giliran upil gede masih setia menunggu giliran sentuhan jari Anda. Nah, tentu diperlukan ukuran jari yang sesuai untuk mengeluarkannya, bukan? Gunakan jari telunjuk untuk ‘abangnya’ si upil imut ini. Ingat, jari telunjuk ya, bukan jari tengah karena dikhawatirkan si upil tersinggung dan nggak mau keluar karena diacungi jari tengah.

2. Carilah suasana yang nyaman dan tentram

Ini perlu supaya peristiwa yang menimpa saya di atas nggak perlu terjadi, sehingga keasyikan ngupil jadi terusik. Atau sebaliknya, coba kalau misalnya kita ngupil di perempatan jalan yang lalu lintasnya ramai, bukan keasyikan ngupil yang didapat melainkan maut yang datang menjemput.

3. Jangan Berlebihan

Cukuplah bila kegiatan ngupil Anda ini berjalan apa adanya tanpa membayangkan yang enggak-enggak, apalagi disertai dengan desahan-desahan erotis dan lidah membasahi bibir. Nanti orang lain yang mendengar malah menganggap Anda sedang berfantasi seks.

4. Bertanggung-jawab

Setelah mengupil, selalu siapkan tisu untuk tempat upil. Kalau nggak bawa tisu boleh juga disimpan dulu sampai Anda menemukan tempat sampah. Boleh juga digenggam erat-erat atau dimasukkan saku celana atau baju. Tapi ingat, jangan sekali-kali mengoleskan atau membuang upil di sembarang tempat trus pergi diam-diam setelah keadaan dirasa aman.

5. Berperilaku Dewasa

Segera setelah selesai dengan kegiatan ngupil ini, nggak perlu Anda berkreasi dengan membentuk upil menjadi sesuatu yang menarik sekedar untuk melatih kreatifitas. Misalnya, membentuk upil menjadi mobil-mobilan atau motor sport dan menjadikannya sebagai mainan. Berperilakulah dewasa, jangan kayak anggota DPR.

7. Berperilaku Adil

Jangan biarkan salah satu lobang hidung Anda cemburu dan dibiarkan penuh dengan upil hanya gara-gara Anda selalu ngupil di satu sisi lobang saja. Bila hari ini lobang hidung sebelah kiri sudah plong dan bebas upil, ada baiknya giliran sisi satunya anda eksplorasi di hari berikutnya. Kalau perlu buatlah jadwal ngupil supaya teratur.

6. Berperilaku Efektif

Bila Anda sedang sibuk dan nggak bisa meluangkan sedikit waktu untuk ngupil, lakukan sekaligus dengan dua jari tangan. Dalam hal ini kelingking dan jari manis bisa dikerahkan sekaligus buat menyingkat waktu. Atau bila perlu, minta tolonglah ke rekan untuk memeriksa hidung Anda sekedar memastikan apakah ada upil di lobang hidung. Percuma kan, kalau ternyata nggak ada upil tapi harus membuang waktu untuk ngupil?

8. Berperilaku Pelit

Maksudnya adalah, bila Anda sudah selesai dengan kegiatan ngupil cukuplah rasa dan sensasi dari upil dan mengupil itu dirasakan sendiri dan nggak perlu berbagi kepada teman, apalagi sampai memaksa teman Anda untuk merasakan buah upil yang telah sukses dikeluarkan. Ingat pepatah “dari hal yang kecil bisa menjadi besar”. Kenapa begitu, karena bermula dari si upil yang imut itu bisa membuat jidat benjol-benjol sebesar 5x ukuran upil, kalau Anda nekad sharing dengan teman atau orang lain.

9. Jangan Memaksakan Kehendak

Lakukan ngupil atas kreatifitas sendiri dan di lobang hidung sendiri, jangan di hidung teman. Ingat, belum tentu orang lain merelakan lobang hidungnya dikorek-korek, padahal maksud Anda sebenarnya baik. Malah bisa-bisa Anda dilaporkan polisi dan terkena pasal “nose abusement”.

10. Jadikanlah Falsafah Hidup Sehat

“Tiada Hari Tanpa Ngupil”

Hehehe…., sudah mual-mual gara-gara baca artikel ini? Atau malah Anda tergerak untuk mulai menggalakkan budaya ngupil dari sekarang? Hm…, kalau masih kuat baca ayo dilanjutin ke bawah..

Seorang Dokter Spesialis Paru-Paru asal Austria yang bernama Prof DR Friedrich Bischinger malah menyarankan agar upil kering yang berhasil kita korek bisa meningkatkan stamina karena mengandung zat-zat yang memperkuat system kekebalan tubuh. Nah, kan?! Ternyata si upil dan ngupil yang selama ini dianggap sebagian orang menjijikkan malah bisa membuat hidup kita lebih sehat. Selain itu,bila Anda rajin mengkonsumsi upil, kan lumayan juga bisa mengurangi pos belanja garam… hehehehe… Cuma diperlukan sedikit keberanian untuk mencobanya dengan mengumpulkan upil demi upil tiap harinya (jangan lupa disimpan dalam suhu kamar biar nggak lekas kering), lantas dicampurkan ke bahan makanan. Atau bisa juga dipakai sebagai lalapan atau cemilan di waktu senggang.

sumber: 
terangsanasini dot com


siapapun pilihan presidennya jangan ngupil sehabis pemilu
berawan com siapapun pilihan presidennya jangan ngupil sehabis pemilu

0 komentar:

Post a Comment