Tuesday, February 17, 2015


Joko Dan Raja


Seorang pria bernama Joko. Ia bersahabat karib dengan raja. Suatu hari dengan tergopoh-gopoh Joko berlari ke istana menjumpai sahabatnya. 

Sesampainya di sana, dengan napas tersengal-sengal ia melapor, Celaka Baginda celaka celaka Ada apa Joko, pagi-pagi kok sudah panik? 

Kenapa wajahmu pias begitu, seolah dunia mau kiamat? 
Yah, memang dunia mau kiamat, Baginda. Tuhan sedang murka kepada dunia, Tuhan akan membinasakan kita semua! Lho, kok berkesimpulan begitu? tanya raja. Baginda, begitu bangun dari tidur, aku merasa dunia sangat bau. Di mana-mana tercium bau busuk. Di kamar, bau. Kudekati istriku, bau juga. Di kamar tamu, sama saja, semua bau. 

Aku keluar rumah, ternyata sekelilingku juga bau. Pohon-pohon bau, rumput bau, pagar bau, tetangga bau, semua membusuk. Celaka baginda, Tuhan mulai menghukum dunia, semua akan kiamat! Hmm tenang Joko, tenang. Tarik nafasmu baik-baik. Minum dulu, raja menghibur seraya mengangsurkan segelas air. Sesudah Joko agak tenang, raja berkata lagi, Sekarang, pergilah ke kamar mandi dan bersihkan dirimu. Dan yang terpenting, bilas hidungmu yang mancung itu! Joko pun menuju kamar mandi. 

Seluruh kepala dan wajahnya dia bilas dengan sabun wangi. Dan aneh bin ajaib, tak ada lagi bau busuk. Dia bingung, semuanya normal kembali. Bahkan, yang tercium sekarang cuma semerbak wangi. Joko kembali menghadap raja, Baginda, ini tak masuk akal, ke mana bau busuk tadi? Raja tertawa terpingkal-pingkal. Ha ha ha Joko Joko .,

sebenarnya tidak ada yang bau. Bau busuk yang kamu cium sejak subuh tadi sebenarnya berasal dari hidungmu sendiri. Coba ceritakan, semalam kamu tidur di mana, tidur dengan siapa, sehingga hidungmu bau begitu? 
Terperanjat, perlahan-lahan Joko mulai ingat kejadian semalam. Ketika hampir nyenyak, entah bagaimana asal mulanya, anak bungsunya yang berumur sekitar 3 tahun memegang kotorannya sendiri, lalu memoles-moleskannya ke hidung sang ayah. Itulah biang bau yang membuat Joko sangat panik. 

Demikianlah Joko kembali ke rumahnya dan yakin bahwa dunia tidak sebusuk yang dia bayangkan. 


* * * Dear friends, kita sering melihat dunia ini kotor dan jorok, mencium negeri ini busuk dan tengik, atau merasa bangsa ini kumuh dan kacau. Mungkin itu benar, tapi mungkin juga tidak. Bisa jadi perasaan, penglihatan, dan penciuman semacam itu cuma disebabkan hidung kita cemar. Karena itu hendaklah kita rutin membersihkan hidung sendiri. 
Itu berarti kita harus membebaskan diri, hati, dan pikiran kita dari prasangka-prasangka negatif, konsep-konsep yang belum tentu benar, teori-teori yang belum terbukti, atau kabar-kabar kabur sebelum kita menilai dan menghakimi sesama, orang lain, dan dunia ini.


Berawan Com karena ngupil pakai jari sudah terlalu mainstream

0 komentar:

Post a Comment