Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kita pernah dijejali dan mempelajari sewaktu di bangku SD tentang makna arti denotasi (sebenarnya) dan konotasi (kiasan). Walau dari pemaknaan tersebut kita sudah tahu membedakannya. Halnya seperti judul tulisan saya di atas mengenai perbedaan antara “bunga desa”
“Bunga desa” adalah arti kiasan untuk menyebutkan anak gadis atau yang masih perawan paling tercantik di sebuah kampung/desa. Dengan kecantikannya itu dia bisa memikat serta memesona para perjaka/kumbang mana pun yang melihat ke arahnya. Bagi para perjaka/kumbang yang melihat kecantikannya tentu akan rontok hatinya bahkan berdegap kencang, dag, dig, dug, cheeeessss.
Namun walau hanya arti kiasan tetapi memiliki/mengandung hal yang positif. Walau “bunga desa” memiliki fisik; berparas cantik, rambut mayang panjang tergerai, bodi denok demplon serta bermata lentik. Tetapi “bunga desa” juga memegang tradisi yang kuat. Masih patuh dengan ada istiadat kampung/desa Amboi, siapa pun yang melihat ke arahnya akan segera menikahinya.
Lagi pula tujuan kiasan “bunga desa” hanyalah sebuah ungkapan rasa ketertakjuban seorang gadis cantik yang benar-benar memesona di sebuah kampung/desa. Dia tidak mengandung unsur negatif apalagi melakukan tindak asusila dan berbuat mesum. Alias, bermaksiat. Hal itu masih terjaga oleh tradisi dan ada istiadat yang dipegang.
0 komentar:
Post a Comment