“hey! Mawar mau berangkat sekolah ga?” Terdengar suara halus seorang gadis yang menghampiri ku. Gadis itu adalah sahabatku ia bernama Cimut.
“eh elu udah siap? Yauda Mawar!” Aku pun terbangun dari bangku yang berada tepat di depan rumah ku. Inilah suatu kegiatan rutin yang biasa dilaksanakan oleh setiap pelajar seperti ku “Go To School”.
“kriingg… Kriingg… Kriingg”. Bel tanda istirahat pun berbunyi. Semua siswa pun berhamburan keluar dan pergi ke kantin kelas, begitu pula aku dan teman-teman sekelasku.
“kantin yuk!” ucap mala.
“sebentar! Gue beresin buku dulu nih takut pada ilang” kataku yang sedang memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas.
“yaudah cepetan!” kata mala, lalu ia pun berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan ku.
“tungguin mal.” Akupun bergegas lari menghampiri lima orang teman ku yang berada di depan kelas.
Waktu istirahat pun berakhir semua siswa masuk ke dalam kelas masing-masing.
“istirahatnya cepet banget.” Ucap seorang gadis yang bernama wanda.
“iyaa, abis ini pelajaran Bahasa ah malesin pasti gurunya ga masuk lagi.” Ucap yanti dengan wajah cemberutnya. Memang sih Guru bahasa yang satu ini gak pernah hadir di jam pelajaran, entah apa yang membuat ia tidak ingin mengajar, aku dan teman-teman pun tak tau.
“Kriingg.. Kriingg..” Jam pelajaran pun berakhir, sorak sorai semua siswa pun terdengar. Waktu pulang yang di tunggu pun akhirnya datang, karena hari ini kebetulan ada pengambilan nilai olahraga yang di laksanakan di Ancol. Banyak siswa yang sibuk menaruh buku-bukunya di dalam loker, hal itu dilakukan dengan alasan agar buku-buku tersebut tidak basah terkena pakaian yang dikenakan sewaktu renang tapi kenyataan sebenarnya agar tas tidak terasa berat *plaaak hahaha.
Sesampainya di Atlantis, aku melihat Cimut dan temannya sudah ada di dalam kolam.
“Oh ternyata dia sudah nyampai duluan.” batin ku.
“wiii…” Cimut berteriak dari dalam kolam memanggil nama ku.
“iyaaa…” aku pun menyaut.
“baru nyampe lu ?” Tanyanya dan keluar dari kolam menghampiri ku.
“iya, tadi diajak muter-muter ama abang angkotnya” Kataku sambil tertawa.
“hahaha yauda sono cepetan elu ganti baju terus nyebur, gue pengen kesana dulu.” kata Cimut, ia pun lalu pergi meninggalkan ku. Aku pun bergegas ganti pakaian dan langsung nyebur ke dalam kolam.
Tidak terasa sudah pukul 16:00. Aku, mala, wanda, yanti, dijah dan yani pun berniat untuk bergegas ke kamar bilas dan ganti untuk membersihkan badan. Setelah semuanya selesai aku dan teman-teman pun keluar untuk pulang. Di depan pintu keluar aku bertemu dengan Cimut yang sedang berfoto-foto.
“gue mau ke pantai dulu wii, ketemu di pantai yaa?” kata Cimut. Memang aku dan Cimut sudah terbiasa bersama jadi apa pun yang di lakukan selalu diberitahukan sesama.
“yauda, nanti gue juga ke pantai” jawab ku.
“kok Cimut ga sms?” Aku membuka ponsel yang ada di genggaman ku.
Sekarang aku tepat di Dermaga pantai, dari sini aku bisa melihat indahnya pemandangan pantai yang sangat indah. Aku menoleh ke sekeliling ku mencari Cimut tapi aku tidak melihat keberadaannya di sini.
“Dreettttt… Dreeetttt…” Ponsel ku bergetar tanda Sms masuk. Ternyata dari Cimut! Aku membaca dan membalas pesan tersebut
To : Melati
From : Cimut
Gue di halte wi, ayo bareng pulangnya!
To : Cimut
From : Melati
Iyaaa tunggu..
Aku pun bergegas menuju halte yang Cimut maksud tapi di halte tersebut aku tidak melihat Cimut, aku berfikir ia sudah naik bus bersama teman-temannya dan aku pun berfikir untuk menaiki bus yang ada di halte tersebut.
Di dalam halte aku pun berusaha menghubungi Cimut hingga tiga kali namun tak ada jawaban, Bus pun berjalan, aku berusaha sabar dan menghubungi Cimut kembali dan syukurlah Cimut mengangkat telpon ku.
“elu dimana? gue udah di Bus, tadi di halte gak ada elu.” Kata ku
“dih gue masih di halte wi, gue disini sendiri temen-temrn gue udah pada naik bus. Gue masih nunggu elu” Jawab Cimut
“gue kira elu udah naik bus bareng temen-temen elu, karena tadi gue liat di halte gak ada elu.” Kata ku
“nggak, gue masih nunggu elu.” Jawab Cimut
“elu di halte mana?” Tanya ku.
“di halte deket pantai yang ada AWnya.” Jawab Cimut
“Yauda elu tunggu di sana jangan kemana-mana gue kesana” Kata ku
Aku dan temen-temen pun kembali ke Pantai dan menuju halte yang berdekatan dengan tempat makan AW, tapi tidak ada Cimut disana. Rasa khawatir pun memuncak, berusaha untung tenang tapi tetap saja tidak bisaa. Aku menghubungi Cimut lagi namun masih tetap sama jawabannya ia berada di halte dekat AW.
DIMANA ITU? Rasa bingung menyelimuti aku dan teman-teman, mencari dan terus mencari sampai saatnya aku dan teman-teman pun juga tersesat. Akhirnya aku menyuruhnya pulang bersama kakak kelas yang saat itu berada bersamanya.
Rasa menyesal aku rasakan, namun harus bagaimana waktu sudah hampir larut aku tidak bisa mencarinya lama-lama.
Sudah dua hari aku tidak bertemu Cimut semenjak kejadian jumat lalu. Hanya bisa menghubungi lewat sms saja. Aku tau pasti Ia sangat marah pada ku.
Pagi ini seperti biasa aku menunggu Cimut untuk berangkat sekolah tapi hingga 15 menit aku tunggu Cimut pun tak datang juga, aku tau pasti ia sudah berangkat terlebih dahulu. Aku pun berangkat sendiri!
Di sekolah pun aku tidak melihat Cimut, hingga saat pulang aku baru melihatnya. Aku menggandeng tangannya seperti biasa namun ia melepaskan gandengan ku. Reaksi yang sangat tidak biasa ia lakukan. Dari tingkah lakunya aku sudah menilai dia masih marah akibat kejadian jumat lalu. Aku berusaha bersikap seperti biasa namun sikapnya dingin sekali kepada ku.
“yaaa Tuhaaan Bagaimana ini?” Batin ku berteriak menolak sikap nya seperti itu
Sudah seminggu berlalu aku dan Cimut bersikap dingin, sebenarnya aku tak mau tapi aku HARUS MELAKUKANNYA!
Di dalam heningnya kelas aku mengambil selembar kertas dan aku pun menulis curahan hati ku pada lembaran kertas itu.
“Dear Cimut, udah berapa lama sih kita berteman? Hampir enam tahun kan yaah? Tapi kenapa disaat pertemanan kita di uji kita gagal? Konflik ini sangat rumit, aku tidak ingin kita begini? Aku kangen kamu yang dulu selalu bareng-bareng aku. Entah harus berapa kali kata MAAF aku lontarkan agar kamu percaya aku sangat menyesal sejak kejadian itu. Kamu boleh hukum aku apapun namun jangan dengan merubah sikap mu itu? Aku mau kamu yang dulu bukan yang sekarang. Aku mohooonnn maafin aku Cimut?”
~END~
Cerpen Karangan: Yuliana Ika Pratiwi
Facebook: Yuliana Ikaa Pratiwi
TTL: 02 Juli 1998
Sekolah: SMKN 9 Jakarta Barat
Dimodif sedikit biar greget
dalam hidup terkadang kamu memilih meminta maaf pada seseorang karena kamu salah tapi karena kamu takut kehilangan dia
berawan com dalam hidup terkadang kamu memilih meminta maaf pada seseorang karena kamu salah tapi karena kamu takut kehilangan dia
0 komentar:
Post a Comment