Diceritakan, Joko, dipanggil oleh Raja untuk menerima tantangan Raja. Seperti biasa, taruhannya adalah 100 kali cambuk bila Joko tidak dapat memecahkan teka-teki atau pun tantangan yang diberikan oleh Raja. Sebaliknya Joko akan menerima 100 keping emas bila dapat memecahkannya. Bertempat di taman terbuka, Raja mengundang seluruh rakyatnya untuk menyaksikan ‘pertarungan’ ini.
Joko datang tepat waktu dan menghormat Raja dengan takzim. Dengan berdebar Joko menunggu tantangan apa kiranya yang harus dia selesaikan.
Tepat di tengah-tengah taman, telah tersedia sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah bejana kecil bermulut langsing (seperti botol) berisi penuh dengan air. Tantangannya adalah, Joko harus meminum air dalam bejana tersebut sampai habis tanpa menyentuh, mengangkat dan menumpahkan isi bejana tersebut
Bukan hanya Joko yang berdebar-debar mendengar tantangan ini, tetapi seluruh rakyat yang menyaksikan tantangan ini pun ikut berdebar, apalagi mengingat hukuman Raja bila Joko sampai kalah dalam tantangan ini. Tapi bagaimana mungkin Joko memenangkannya? Joko bukanlah penyihir yang dapat menyihir dirinya menjadi kecil untuk dapat masuk ke dalam bejana lalu meminum airnya. Joko juga bukanlah cenayang yang dapat meminum air dalam bejana hanya melalui pikirannya.
Joko pun berpikir keras untuk memecahkan tantangan Raja. 100 kali hukum cambuk terngiang di benaknya dan makin mencambuk pikirannya untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, bukan Joko kalau tidak mampu memecahkan tantangan Raja. Dengan hormat, Joko menghadap Raja dan mohon berjalan ke pinggir taman serta memohon ijin untuk memetik tanaman yang ada disekitar taman. Dengan senyum kemenangan yang terbayang, Raja mempersilakan Joko untuk melakukan usahanya.
Sekembalinya, Joko membawa selembar daun pisang, dengan perlahan dia menuju ke tengah taman di mana meja tempat bejana berada. Dengan perlahan pula, Joko mulai menggulung lembaran daun pisang tersebut menjadi gulungan kecil seperti pipa, dan memasukkannya ke dalam bejana melalui mulut bejana yang kecil hingga sampai ke dasar dan ujung gulungan daun pisang itu tersisa sekitar 3 jari. Kemudian, dengan sedikit merunduk, Joko mulai meminum air dalam bejana dengan menggunakan gulungan daun pisang yang telah berfungsi menjadi pipa tersebut.
Dan tak diragukan lagi, dalam waktu tidak lebih dari 5 menit, Joko telah berhasil menghabiskan air dalam bejana tersebut.
Dengan rendah hati, Joko menghadap Raja. Hulu balang Raja memeriksa bejana, mengangkatnya dari atas meja dan mengarahkan mulut bejana ke bawah guna memastikan tidak ada lagi air yang tersisa. Seketika rakyat bersorak dan bertepuk tangan melihat ‘kecerdasan’ Joko yang berhasil mengalahkan tantangan Raja.
Sekali lagi, Joko berhasil!
0 komentar:
Post a Comment