Mungkin aku terlalu banyak bergaul,
terlalu aktif dalam berbagai organisasi,
terlalu memperbanyak teman,
dan terlalu menganggap penting urusan dunia.
Hingga hatiku terjerat, hatiku terikat.
Seakan tak bisa lepas dari rutinitas dunia yang mengaturku,
yang tak membiarkan jiwaku bebas,
hingga membuat hatiku lupa akan kebahagiaan dalam kesederhanaan
Lelah, amat sangat lelah.
hidup untuk orang lain,
hidup untuk pergaulan,
hidup untuk organisasi,
dan hidup untuk pekerjaan semata.
Apa yang salah? apa yang keliru?
Kalau tak ada yang salah, tak ada yang keliru,
kenapa hati ini tak merasakan ketenangan?
Malam ini biarkan kusendiri, mengecup sepi. Menikmati kehidmatan menyelami tulisan tertera dari langit. Sungguhpun disaatku merasa gundah gulana. Saat air mata tumpah ketika mengeja kitab suci bukan berarti hidup ini penuh kesedihan. Aku hanya menikmati air mata membasahi pipi merasakan kekhusyukan nyata menghindari hiruk pikuk dunia. Melepaskan segala topeng.
Sungguh disaat-saat seperti ini aku mengenali diri sendiri dalam kenyamanan amat sangat. Mohon biarkanku tenggelam dalam hening. Desirmu angin tak bisa menyentuh kalbu. Walau tiada kesempatan menelaah segala kekurangan. Ketidaksempurnaan kita maka tuhan mengajarkan mengerti cinta, mensucikan jiwa.
Kala insan lelap dalam buaian ditengah sunyinya malam. Betapa kumerindu kitab suci dengan nyanyian sendu menyayat. Menghiraukan jalannya waktu menjelang, tawa riang dan canda tak ingin lagi. Merenungi hidup sebelum layar diturunkan. Tanpa sepengetahuan dengan penuh rahasia. Dan tak ingin terduga oleh siapapun jua.
Duhai, terlalu sering sudah kumenafikan uluran tangan sampai tiba saat dimana merasa tak nyaman untuk menolak lebih banyak lagi. Pada keramaian, pada sebentuk senyuman. Sampai merasa sudah melebihi keangkuhan iblis. Bukan, bukan itu maksudku. Ku hanyalah seorang penyendiri yang berazzam menikmati sunyi, mohon biarkan. Jangan kau ambil semua itu, malam ini.
Ketika ragaku merapuh, kuingin ketenangan dalam tidurku. Tak ingin seorang pun menganggu. Jasadku tlah mendinginkan semua penat, jangan percikkan api lagi.
Cukup, cukup sudah biarkanku beristirahat dalam damai yang hanya ku mengerti, sendiri.
Jangan ganggu aku dalam senyapku, biarkan aku menikmati kesendirian. Menghadap sunyi memunggungi ramai. Ini untuk sementara, aku lari dari gelak-gelak tawa yang selalu membuat ceria. Ah!
Disini, hanya terkurung dalam ruang sempit yang sebenarnya menghimpit. Sesak sebenarnya, namun lebih sesak jika berada diluar sana. Tidak dalam sholat akupun bersujud, mengeluarkan semua uneg-uneg yang sangat menyiksa. Sekarang biarlah Allah yang tahu semua keluhanku.
Untuk sementara ingin menyendiri disini, menghimpun tenaga untuk menghadapi hari esok. Allah rengkuh aku dalam cintaMu.
mixing from somesource
0 komentar:
Post a Comment