apa lihat-lihat mau gue gampar loe
Saya Jutek...?
Actually, pekerjaan ku masih banyak yang harus diselesaikan, tapi setiap melihat blog, duduk di depan lepi, hasrat ku untuk menuliskan sesuatu di kolom text ini lebih besar ketimbang ngelirik tumpukan hasil test karyawan. Bosen jadi karyawan? uhmm„, may be„, may be„,. May be Yes, May be No :D hehe.
Ada yang mengatakan bahwa seorang perempuan belum tahu jelas masa depannya hingga akhirnya dia mendapatkan seorang pendamping hidup. Ya, mungkin seperti aku sekarang ini, jika ditanya "kapan nikah?" hanya menjawab "segera", jika jawabannya sudah seperti itu, teman-teman pasti menyambungnya lagi dengan kalimat “memangnya sudah punya calon?”, lalu kujawab saja “iya sudah punya, di kitab Allah, tinggal pertemuannya aja :P”. Ada lagi mimpi untuk bisa melanjutkan S2, karena cita-cita ku sesungguhnya adalah menjadi seorang “psikolog”, bukan mengabdikan diri sepenuhnya sebagai karyawan sejati, yang bekerja tak kunjung henti hingga fisik sudah mulai menua. Bagi ku dengan menjadi seorang psikolog, aku bukan hanya mengabdi pada orang lain saja, tapi juga untuk keluarga kecil ku kelak, dan sayangnya jika titel S1 ku sebagai anak psikologi tidak di lanjutkan ke jenjang berikutnya, terlalu nanggung rasanya dengan hanya bertitel S.Psi saja, mungkin karena diikuti juga dengan tabiat ku yang senang berbagi dengan yang lain, dan juga bagi ku dengan menjadi seorang psikolog setidaknya aku bisa membuka praktek sendiri, tidak lagi bekerja terikat dengan orang lain, waktu, gaji, dan segala hal lain yang berhubungan dengan karyawan swasta ataupun pada instansi lain. Lalu kamu mau resign? uhmmm nanti jika ilmunya sudah cukup terpenuhi, saat ini aku masih bereksperimen di ruang lab ku, apalagi jika bukan divisi ini, di departemen ini, HRD. Tapi bisa jadi juga keinginan untuk S2 akan aku ambil ketika sudah bersuami kelak :). (untuk tulisan suami, mari kita beri tanda smile di belakangnya)
Lagi-lagi aku tidak tahu kemana arah pembicaraan ini.
Akhir-akhir ini pembicaraan mengenai jodoh sangatlah gencar. Ya, yang temen adek lah yang ingin kenalan (tapi bukan brondong yang baru kuliah kemaren). Melainkan temen adek ku yang juga sama pernah mengikuti english camp. Umurnya? saya kurang tahu karena berkali-kali dia mengajak untuk ngobrol aku selalu tak ada waktu. Ada lagi yang diperkenalkan oleh kakak tingkat ku dulu di Psikologi, lagi-lagi sepertinya aku meresponnya dengan sikap ku yang jutek, dan berbagai tawaran di kantor mengenai seorang pendamping hidup, ya apalagi jika bukan perjodohan dengan teman satu kantor. Tetapi aku sangat berterimakasih dengan perhatian teman-teman yang sudah sangat banyak pula meluangkan waktunya untuk hanya sekedar memikirkan masa depan ku ^_^
Berbicara tentang jutek. Dari dulu sejak SMA hingga saat ini aku berusia 24 tahun, aku memang sudah dikenal super jutek. Mungkin karena dari face? mungkin karena cara berbicara saya? atau mungkin ini udah bawaan orok. Dari sejak SMA lelaki yang ingin mendekat dengan ku lebih banyak menghindar karena respon ku di awal yang sudah memperlihatkan sikap jutek :D, hehee kalau ingat ini suka ketawa2 sendiri.
Aku bukannya bangga dengan sikap ku ini, tetapi ada satu hal yang ternyata tidak diketahui orang-orang yang sedikit saja mengenal ku dari luar. Suatu hari kakak tingkat ku di SMA (cowok) merasa heran dengan perubahan sikap jutek ku yang berangsur-angsur menghilang, walau masih ada sedikit katanya. Aku pun bertanya kenapa dia mengatakan hal seperti itu? dan aku baru sadar dengan pernyataannya, oh ternyata selama ini aku berumur hingga saat itu aku masih kuliah, aku adalah cewek terjutek yang pernah dikenalnya. hihihi… oya kah? aku sendiri tidak percaya itu, tapi memang perlakuan ku selalu berbeda saat berkenalan dengan orang baru yang bernama cowok. Tapi karena kakak tingkat ku ini sudah jauh mengenaliku, dan aku pun juga tidak memandangnya sebagai orang baru lagi, maka sikap ku sudah agak mencair dengannya. Nah, satu lagi pengetahuan yang bertambah, bahwa seringkali kita tertipu dengan bungkusan yang hanya terlihat di luar saja, tanpa tahu rasa, enak atau tidak, seharusnya kita hanya butuh waktu untuk bersabar dan memahami rasanya, (ngomong apa ya ini -__-). Mungkin juga karena aku bergolongan darah tipe AB, dimana tipe AB akan terlihat kaku di awal, tetapi setelah saling mengenal, tipe AB akan terlihat antusias sekali, karena memang sifat utama tipe AB adalah antusias. hehe
Percakapan terbaru dengan salah satu sahabat ku yang bernama Mawar pun juga sama. Menurut ku, Mawar si gadis cilik lincah nian ini adalah termasuk tipe cewek yang sama juteknya dengan ku, tetapi untuk masalah interaksi mungkin aku masih berada di level atas (itu katanya kepada ku), tapi aku pikir, Mawar tak kalah hebatnya dengan aku untuk masalah interaksi.
Pagi ini kami chattingan seperti biasa via WA, dan aku mempertanyakan soal kata yang sering mengganjal pikiran ku akhir2 ini, yakni jutek. Eh sebelumnya aku juga ingin bilang kalau di kantor pun aku dikenal sebagai cewek jutek. Bos ku pun mengatakan hal yang demikian, hingga aku dijuluki dengan satu nama artis yang bertampang jutek (karena memori jangka panjang ku agak-agak bermasalah, maka aku lupa nama artis tersebut :P).
Lanjut dengan pertanyaan ke Mawar :
Aku : “Meww, umur kita seperti ini, apa layak masih harus jutek dengan seseorang yang bernama lelaki?”
Mawar : “menurut hemat saya sih, seharusnya enggak wi”
berawan com apa lihat-lihat mau gue gampar loe anak lucu
0 komentar:
Post a Comment