Euforia kelulusan SMA
Ada suatu peristiwa yang tidak bisa aku lupakan seumur hidup aku. mungkin ini akan menjadi cerita andalan buat anak aku jika kelak aku menjadi seorang bapak.
Ini kisahnya, pagi ini aku bangun tidak seperti biasanya, munkin seluruh siswa kelas dua belas se-Indonesia merasakan hal yang sama, yaitu tadi malam nggak bisa tidur tapi anehnya pagi-pagi sudah bangun, mau tahu kenapa? Ya pagi ini tepatnya tanggal 24 april 2010, adalah penentuan nasib sekitar empat ratusan lebih siswa SMA KOTA tempat aku menimba ilmu. pagi itu perasaan aku takmenentu mungkin karena ini merupakan akhir untuk memulai sesuatu yang baru, dimana ini merupakan penilaian akhir dari masa SMA untuk kembali mendapatkan jalan baru untuk mecapai hidup yang sesungguhnya. singkatnya apakah aku layak untuk dapat kelulusan itu ataukah tidak? itu yang menjadi momok menakutkannya. jadi takutnih, Lulus tidakya? mungkin pertanyaan itu yang akanmuncul dibenak seluruh siswa.
pagi ini jam sudah menunjukan pukul sembilan lebih, sudah satu jam lebih aku, Dedy, Rudi, Aray dan Adi, menunggu pak pos mengantarkan surat penentu kelulusan.
Rasanya sudah tidak sabar, kami berlima duduk termenung disebuah kosan Aray dengan harap-harap cemas. sesekali teman aku memulai percakapan dan guyonan yang dipaksakan.. jadinya garing deh, malah makin tegang.
“gimanasih ini teh jadi nggak?” gumam aku
“tenang bang, masih pagi ini” celetuk Aray
Tapi perkataan teman aku itu jadi membuatku pesimis pak pos akan datang………
“BT juga nih, mana gua belum makan. brow kita tunggu pak posnya didepan gang
ajalah!” Adi memberikan saran, lumayan membuat rasa tegang sedikit hilang. temanku Rudi segera menghidupkan motornya, disusul Adi lalu Aray setelah itu Dedy. rasanya ada yang mengganjal ya? O ia aku cepat-cepat membonceng dimotornya Rudi, sampe lupa aku kan gak punya motor..
Didepan sebuah warung dipinggir jalan Otista, yang diseberang jalannya berdiri sebuah bangunan Bank BNI. kami berlima duduk disebuah teras kecil seperti banggku panjang. tapi tidak lama kemudian Adi masuk kesebuah warteg dipinggir warung itu, munggkin akan makan tapi entahlah yang menjadi pikiran aku sekarang aku harus cepat-cepat mendapatkan surat kelulusan itu.
“jangan-jangan pak posnya nyasar kali” ucap Aray
“piraku atuh bang”
“bisa aja kan!”
“woy tu pak pos, coba panggil” teriak aku
“mana?” Rudi sedikit terkejut. tapi bukan itu. setelah kami tanyakan. surat kelulusan
kami diantar oleh pak pos yang lainnya.
Beberapa jam kemudian……
“wah ini dia, pak tunggu pak!” Dedy bergegas menghidupkan motornya dan mengejar pak pos yang lewat didepan matanya. beberapa saat kemudian diapun datang.
“ini brow surat kelulusannya, kata pak pos dia sulit menemukan alamat kita. singkatnya dia nyasar.
“alhamdulillah ya Tuhan aku lulus” ucap aku dalam hati. dan aku pun teriak “woy urang lulussss”,
“asyik aku lulus….. lulus ey, hore hore” ekspresinya Entang.
kami semuanya lulus, setelah beberapa saat ada pesan singkat dari temanku yang lain bahwa SMA KOTA lulus 100%… alhamdulillah. tapi aku tidak mendengar ekspresinya Aray, Adi dan Dedy…. tapi entahlah yang penting aku lulus.
setelah itu kami merayakan kelulusan dengan mencoret-coret seragam kami dengan pilok, tapi aku tak melihat Aray saat kelas IPA III yaitu kelas aku, pergi ke Curug tujuh untuk melepaskan penat dan ketegangan yang selama ini membut aku takut. kami sangat bahagia, luapan kebahagian ini pantas kami rayakan wong cuma sekali dalam seumur hidup…
kompasiana
warlan papa
Euforia kelulusan SMA
Euforia Kelulusan Lainnya
- pak saya jangan di tilang kasihan emak di rumah karena musti bayar denda
- yang berjilbab kok dilepas apakah supaya tidak terkena coretan kali yaa...
- Cara asyik menulis diatas seragam kan selama sekolah udah biasa menulis diatas kertas bosan kali yaach
- kembangkan keahlian seni pada bahan seragam
- dengan seragam coretan yang cewek makin cantik yang cowok makin artistik
- ealah.... corat-coret aja sampai ndoweh trus ngiler ....
- Euforia kelulusan SMA
- Good bye putih abu-abu
- Hal yang harus kalian lakukan sebelum Euforia Kelulusan Putih Abu-abu
0 komentar:
Post a Comment