Monday, April 28, 2014

bukan berjanji untuk tidak saling menyakiti tetapi berjanji untuk tetap bertahan ketika salah satu tersakiti


Kita : Dulu, Saat Ini, dan Masa yang Akan Datang

Dulu, aku pernah mencintaimu. Mencintaimu sampai melupa bahwa aku masih memiliki hidup yang berarti. Memperjuangkanmu bagiku seperti memperjuangkan hidupku sendiri karena ketika kamu pergi aku seperti kehilangan sebagian nyawaku. Hidup, tapi merasa seperti tak hidup. Merasakan tawa tanpa makna,  merasai tangis yang tersembunyi.

Kemudian kau benar-benar pergi dan kembali ketika rasaku tak lagi sama. Keadaan mulai berubah. Kau tak lagi menjadi dewa bagiku dan aku tak lagi memujamu. Hukum karma tengah memelukmu sejak kau kembali mencari keberadaanku. Merindukanku seperti dulu saat aku merindukanmu. Mengingatku setiap detik seperti aku yang tak pernah berhenti memikirkanmu,. Kau, pada akhirnya mencintaiku seperti dulu aku mencintaimu. Kau melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan untukmu, memperjuangkan perasaanmu, memperjuangkanku.

Pada akhirnya kau berhasil membawaku kembali. Menetapkan rasaku padamu meski tak utuh lagi. Sudah banyak waktu terlewat. Denganmu, kenangan telah terbukukan dengan rapi. Menaiki gunung yang tinggi, melihat mentari terbangun diawal tahun, berdansa dengan angin diatas awan. Kau menggenggamku saat aku merasa ketakutan, menghapus airmataku saat aku menangis, memelukku saat aku menggigil kedinginan. Kau marah saat aku membahas wanita lain yang jelas sudah tak ada lagi di hatimu. Kau juga marah saat aku dekat dengan teman-teman priaku. Katamu, kau takut kehilanganku. Katamu, kau ingin menjadi satu-satunya pria yang ada dalam hidupku. Dan kaupun berkata, bahwa kau ingin selalu bersamaku, menjagaku, dan memberiku kebahagiaan.

Ada harapan-harapan serta mimpi-mimpi yang kini kita bangun bersama. Harapan untuk dapat bersama dalam suka, dalam duka. Mewujudkan mimpi untuk membangun sebuah istana kebahagiaan yang kita tinggali bersama. Mendengar suara anak-anak kita yang tengah bermain ditaman, mengurusi kebun bunga disamping istana kita, melihat warna merona senja di beranda sambil berpeluk mesra dengan angin lembut yang melewati kita. Dan kita terus bersama hingga warna rambut kita menjadi putih, kulit kita berkeriput, gigi kita tanggal, dan cinta kita tidak berkurang, tetap tumbuh dengan begitu subur.

Saat menulis ini, airmata deras mengalir begitu saja. Indah sekali, mimpi dan harapan yang kita buat, serta lembaran kenangan yang tak terhitung lagi. Tapi apakah kita akan sampai pada waktu dimana mimpi dan harapan kita menjadi kenyataan ? Apakah kita bisa berjuang untuk itu ? Aku takut kau merasa lelah, atau mungkin aku yang akan menyerah. Dan aku bingung bagaimana harus menyikapinya.

Ada banyak sisi berlainan yang saat ini tengah memandang kita dengan tajam. Kau berkata tentang status sosial. Aku bukan anak raja, dan kau sama denganku bukan ?  Lalu apa yang membuatmu takut ? Ibuku ? Bapakku ? Tapi kamu hanya bilang kamu takut kepadaku, takut tidak bisa membahagiakanku, takut aku akan menyerah sebelummu, takut aku meninggalkanmu sendirian. Lalu mengapa tidak sejak sekarang saja kau memperjuangkanku ? Takut bukan harus diam kan ? Kau tidak sendiri, ada aku disini yang berjuang denganmu.

Kita, masih bisa berjuang bersama. Tidak harus terluka, tidak harus merasa sesak. Kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi didepan sana. Yang kita tahu, saat ini kita bersama dan kita saling memperjuangkan. Apapun yang akan terjadi nanti, kita lakukan yang terbaik yang saat ini dapat kita lakukan. Kau bisa, aku bisa, dan kita bisa.

berawan com bukan berjanji untuk tidak saling menyakiti tetapi berjanji untuk tetap bertahan ketika salah satu tersakiti

0 komentar:

Post a Comment