Seorang pemuda selalu memegang sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam,
“Nikahilah seseoang itu karena kecantikannya, kekayaanya, keturunannya, dan agamanya”
Suatu ketika, dia melihat gadis cantik, shalihah dan dari keturunan yang baik. Dia pun merasa jatuh cinta kepadanya. Dia sudah berniat melamarnya, tetapi setelah tahu bahwa dia tidak kaya, dia pun mengurungkan niatnya. “Belum seperti yang disabdakan nabi.” Pikirnya.
Kemudian, dia berkenalan dengan gadis cantik, kaya dan sholehah. “nah, ini dia jodohku,” kiranya. Tetapi, ada temannya yang bilang bahwa gadis itu anak bekas perampok. Maka, diurungkannya niatnya untuk melamar. “belum seperti yang disabdakan nabi,” pikirnya lagi.
Lagi-lagi, dia berkenalan dengan gadis cantik yang kaya, dari keturunan baik-baik. Kembali dia merasa jatuh cinta. Tetapi, setelah beberapa lama bergaul dengan gadis itu, dia tahu bahwa dia tidak taat beragama. ”Wah kalau ini jangan! Belum seperti yang disabdakan Nabi,” katanya dalam hati.
Ketika sedang merenung, dia didatangi salah seorang sahabatnya. “Hai kawan, maukah kamu kuperkenalkan dengan seorang gadis. Dia shalihah, kaya, dan dari keturunan baik,” kata sahabatnya itu.
“oh, ya? Kebetulan, aku ingin segera menikah. Kapan kau perkenalkan dia padaku?”
“Secepatnya. Ok!”
‘Ok.”
Keesokan harinya, dia diperkenalkan dengan gadis itu, lalu obrolan pun berlangsung. Setelah beberapa lama, mereka pun pulang. Di dalam perjalanan, sahabatnya bertanya, “Bagaimana, cocok tidak?”
“Wah, dia kurang cantik, kawan. Belum seperti yang disabdakan Nabi,” jawabnya.
Beberapa tahun kemudian, dia bertemu dengan seorang gadis. Gadis itu cantik, shalihah, kaya dan dari keturunan baik-baik. “Nah, inilah yang kucari-cari selama ini. Dia benar-benar seperti yang disabdakan Nabi. Tidak salah lagi, dialah jodohku.”
Dia pun bertekad untuk melamarnya. Dalam sebuah kesempatan, dia mendatangi gadis pujaannya itu dan menyampaikan maksudnya. Tetapi dia ditolak mentah-mentah. Ah nasib.. nasib….
0 komentar:
Post a Comment