Tips Sebelum dan Sesudah Ikan Cupang Diadu
Ada 3 ikan cupang (Betta Splendens) yang banyak diperlakukan sebagai ikan aduan. Mereka adalah cupang singapura, cupang bangkok, dan belgi. Banyak penggemar menganggap cupang singapura adalah yang paling jagoan, karena ketahanan dan kuatnya berlaga. “Tidak ada cara khusus mengadu cupang” ujar seorang penjual ikan di Bandung. Cupang aduan yang baik biasanya amat gesit.
Diasingkan di tempat Gelap
Sebelum diadu, ada penggemar yang mengasingkan cupang calon jagoannya itu di tempat gelap selama setengah sampai sehari penuh, misalnya ditaruh di bawah kolong tempat tidur. Cupang itu tidak diberi makan, sengaja dibuat lapar. Ikan yang lapar itu biasanya amat ganas dan semangat tarungnya sangat tinggi.
Ada juga penggemar yang melatih dulu ikannya dengan menjemurnya di bawah matahari terik beberapa hari, agar kondisi fisiknya tertempa kuat. Ikan itu diberi makanan berupa ikan seribu, lalat, atau ikan kecil lain agar menjadi “galak”. Setelah dijemur, ikan cupang yang berada dalam botol kecil bekas selai itu diselubungi karton atau kain hitam, agar suasana di dalamnya gelap. Karena pengaruh gelap dan terang yang kontras, ikan cupang bisa berperngai ganas. Keganasan inilah yang sangat diperlukan penggemarnya sebagai ikan aduan.
Luka-luka berdarah
Cara mengadunya bisa dilakukan dalam wadah berupa rantang atau akuarium kecil berukuran luas 20 x 20 cm. Wadah itu diisi air setinggi 10 cm. Kemudian kedua ikan yang akan diadu ditaruh di dalamnya.
Kdua ikan cupang yang telah diasingkan dan lapar itu akan bersitegang dan mengembangkan sayap, kalau telah saling melihat. Kemudian dengan cepatnya akan saling sambar-menyambar. Kalau kedua ikan itu memiliki keberanian dan daya tahan yang sama-sama kuat, mereka mampu berlaga berjam-jam. Pertarungan yang sangat seru itu biasanya dilakukan oleh cupang Singapura.
Pertarungan dianggap selesai, kalau salah satu di antara dua ikan tersebut terlihat sempoyongan atau selalu menghindar, karena kewalahan menghadapi lawannya. Ikan yang kalah itu sebaiknya segera diambil, agar badannya tidak rusak lebih para atau lari ketakutan dikejar-kejar lawannya.
Kalau ikan aduan itu kekuatan dan keberaniannya sepadan, pertarungan bisa berlangsung sangat ganas, seru sekali. Kedua badan ikan itu bisa sama-sama luka berdarah, siripnya patah-patah atau robek tercabik-cabik.
Selesai diadu, ikan yang kalah maupun yang menang, pasti mempunyai luka-luka di badannya. Ikan itu ditaruh di tempatnya semula, lukanya diobati dengan menggunakan Pomate, untuk menghindari infeksi dan menyembuhkan lukanya itu. Ikan yang sudah sehat dan pulih lukanya, nantinya bisa diadu lagi.
0 komentar:
Post a Comment