Thursday, January 16, 2014

Biarkan lah Waktu Menentukan semua ini



Maaf kalo bikin galau, krna ini memang sesi galau 

Sebut saja namanya Jono. Seorang Mahasiswa Tingkat Akhir Di Sebuah Kampus Di bandung. Dulu Jono menjadi Cowo Favorit Di kampusnya. Tapi Setelah teman-temannya mengetahui apa sebenarnya di balik Jono, Mereka Menjauhi Jono. Mungkin dia tak sekeren Dulu. Sekarang Dia harus menjalani terapi rutin di rumah sakit untuk menunjang hidupnya. Kangker Darahlah yang menghinggapinya. Mungkin bagi Sebagian orang, bangkit dari kangker itu hal yang Nihil. Tapi bagi Jono hanyalah semangat untuk hidup yang ada di pikirannya. Hidup yang ia jalani untuk sekedar membuat bJono kedua orang tuanya. Hidupnya Diperkirakan Sekitar 3 bulan lagi. Jono hanya menunggu Keajaiban yang menyembuhkan kangkernya ini.

Hari-hari Jono Di penuhi dengan kuliah pada hari kerja dan terapi pada hari Libur. Terlintas Dipikirannya untuk menghentikan semua Ini, Toh Cepat atau lambat Dia Pasti Meninggalkan Dunia yang hanya Sementara Ini. Tapi ia mengerti bagaimana kesedihan kedua orang tuanya ketika ditinggalkan Oleh anak semata wayang mereka. Jono tak tega melihat mereka sedih, Maka Terapi lah yang ia jalani untuk mengulur waktu hidupnya.

Padahal hanya satu permintaan Kedua orang tuanya, Yaitu Pacar. Tentunya Jono pasti minder ketika mendekati Cewek lain. Tapi Waktu menentukan bahwa rumah sakitlah tempat Jono menemukan cewek yang tulus menerimanya apa adanya. Gadis yang bertemu dengannya pada saat gadis ini Keluar dari Salah Satu Ruang Rumah sakit tersebut. Cewek Ini Sangat cantik, putih bersih wajahnya. Jono pun Terpana melihatnya, sungguh sulit untuk mengedipkan mata. Entah darimana pikiran Jono ini, tapi yang jelas Jono langsung jatuh hati padanya. Si Cewe pun bertanya, “Ada apa ya Mas. Mungkin ada yang salah dengan penampilan saya???” ketika Jono menatapnya dengan tak biasa. Jono hanya menggelengkan kepalanya dan mata kedua remaja itu saling bertatapan. “Mas..., Ada apa ya. Tolong Jangan menatap saya seperti itu!!!” kata Si Cewe Sedikit menekan. Jonopun kembali ke alam sadar, “Ehh, Engga Mbak cuman....”. “Cuman apa???” kata Si Gadis. “Cuman, Mbak cantik banget bagi saya” kata Jono. “Hah, cuman itu mas. Bilang dong dari tadi kan saya ngga terhambat di sini!!!” Katanya lagi dengan nada yang menekan Jono. ”Hehe, Mbak Udah Biasa ya di bilang cantik???. Keliatan sih, mbak memang cantik. Saya tau mbak ngga pake make up kan!!”. Kata Jono. “ihh, Engga kali. Biasa aja. Lagian kamu iseng banget sih, emangnya ngga ada cewek lain apa. Kalo umur saya lebih tua dari kamu gimana???” kata si gadis mengelak. Mungkin Kedua Remaja ini Sangat Cocok Karena Jono adalah cowo Favorit di kampusnya sebelum semuanya terbongkar, dan sedangkan si Gadis ini pun cantik alami tanpa di pulas makeup sedikitpun. Jonopun kemudian menanyakan nama si gadis itu, “Maaf, Mbak namanya siapa ya. Kalo Boleh tau???. Nama saya Jono”. “Saya ngga mau jawab sebelum kamu jawab pertanyaan saya tadi!!!” kata Si gadis. “Ok. Saya jawab. Saya ini suka sama mbak” Kata Jono. “Apa?. Gila kamu. Kenal aja belum, udah main suka sukaan”. Kata si gadis sedikit marah. “eits, Bercanda mbak. Engga, cuman pengen kenal aja lah mbak” kata Jono. “ohhh, nama saya bening” kata si gadis menyodorkan tangannya.

Malamnya Jono tak bisa tidur karena terus teringat saat di rumah sakit tadi. “Andai aku bisa bertemu lagi dengannya esok, Pasti aku akan sangat bersyukur” kata Jono. Tapi kemungkinan itu Satu berbanding seribu kalau dalam logika. Esoknya Jono menjalani hidupnya yang sudah diambang batas itu dengan biasa, tak ada kemunculan gadis itu.

Hari ini sabtu, dan Jono harus terapi di rumah sakit lagi. Terapi Berjalan dengan lancar. Sesudah Terapi, Jono Pulang melalui depan ruangang yang kemarin tempat ia bertemu dengan gadis itu. Dan Benar saja, Gadis itu sedang menunggu Di kursi Depan Ruangan Itu. Jono pun menghampirinya, “Mbak ini yang kemaren ketemu saya kan???”. “ehh, mas lagi. Lagi apa mas, kok kayanya mas buntutin saya???” kata Si gadis. “Ohh, ngga. Ini cuman kebetulan aja. Ketemu mbak lagi, Ehh ngomong-ngomong mbak lagi apa nih. Kok Ruangan Ini lagi???” kata Jono. Jono sedikit heran karna setau Jono ini adalah ruangan cuci darah. ”Ohhh. Saya mau periksaan kesehatan. Dan mau nunggu dipanggil” katanya Polos. “ ya udah, saya tungguin Mbak Juga” Kata Jono. “Emangnya Mas ngga ada kegiatan lain gitu???” Si gadis keheranan. “Ngga, saya ngga ada kegiatan”, Jono. “

ohh, emangnya mas mau nunggu 2 jam disini. Ntar Capek loh mas. Lagian atas dasar apa mas mau nugguin saya”, Kata Sigadis. “Aku kasian aja liat kamu sendirian. Cewek cantik tuh ngga boleh sendiri”, Jono Mulai gombal. “mmmm, Gombal. Ehh kayanya kalo panggil mas ngga enak, boleh ngga aku pangil Jono aja???” Pinta Si gadis. “kalo Gitu Aku juga Panggil kamu Bening Aja Yaa!!”, kata si Jono.”Eh, Ngomong ngomong kamu kuliah atau Sma???”, Tanya Jono. “Kuliah, fakultas Kedokteran Di universitas A”, kata Bening. “Wah Kita satu kampus dong, Aku fakultas Farmasi” Kata Jono. Keduanya Kaget lalu tertawa bareng. Mereka makin Akrab saja, Ada kemungkinan Bening pun jatuh hati pada Jono.

Sudah Cukup lama mereka akrab. Dan Terlihat pula kelakuan Bening yang menunjukkan bahwa ia memendam rasa pada Jono. Jono pun sebaliknya, ia memendam rasa pada bening. Andai saja ada hal yang bisa menahan atau mengulur kedatangan ajal Jono.

Hari Berganti Minggu, minggu berganti Bulan. Dan otomatis umur Jono hanya tinggal Beberapa Bulan. Jono pun Semakin Khawatir akan semua impian orangtuanya yang digantungkan kepadanya. Yaitu Sebuah pacar. Padahal sebelum penyakitnya terdeteksi, Jono terkenal Sering Gonta ganti cewek. Dia makin khawatir akan orang tuanya, Ia belum bisa membahagiakan mereka.

Muncul Pikiran untuk mengajak bening diperkenalkan pada orang tuanya. Tapi Pikiran itu ter tepis lagi, Jono Berfikir bahwa bening tak akan mau. Ia hanya membujuk orang tuanya, “Mah, pah. Maafin Jono. Jono belum bisa punya pacar pada ujung hidup Jono. Lagian, kalaupun Jono punya pacar yang tulus, kasian ceweknya. Dia ditinggal mati pacarnya”, Bujuk Jono. Tapi Kedua Orangtuanya tetap Saja murung.

Akhirnya tekad Jono bulat untuk membujuk bening diperkenalkan pada orang tuanya. Dan Pikiran Jono selama ini salah pada bening. Ternyata Bening mau mau saja. Jono tidak memberi tau bening jika ia mengidap kangker. Ia takut bening menjauhinya.

Kedua orang tuanya mulai bersenyum kembali, setelah lama dilanda kesedihan akan ditinggal anaknya dalam waktu hitungan bulan lagi. Mereka tak terlihat sedih lagi, mereka mulai semangat menjalani hidup. “Andai saja ada hal yang bisa memperpangjang umurku. Aku akan lekukan sepenuh hati!!!” kata Jono dalam hati. Ketika ia mulai berfikir jika kedua orang tuanya tahu bahwa bening belum menjadi pacarnya.

Umur Jono semakin berkurang setiap detik dalam hidupnya. Hidupnya diperkirakan hanya kurang dari satu bulan mulai hari ini. Esoknya Jono mengajak bening untuk jalan-jalan untuk terakhir kalinya sebelum keadaannya kritis.

Mungkin Hari ini hari terakhir Jono bertemu bening dalam hidupnya. Gadis yang dikenalnya secara tidak sengaja. Tapi ternyata nasib Kedua remaja ini Sama, Ternyata Bening mengidap kelainan Ginjal. Setelah Jono membaca buku diary bening secara diam diam. Dalam buku diary nya tertulis

“Diary, Umurku sudah taklama lagi. Bahkan dalam hitungan bulan aku harus meninggalkan dunia yang indah ini. Aku harus mendapatkan donor Ginjal dalam bulan ini, Jika tidak aku tak akan tertolong lagi. Tuhan, Jika aku harus pergi. Aku mohon biarkan Jono mengetahui semua perasaanku ini sebelum aku meninggal kan dunia ini. Aku ingin Jono ada di sisiku saat aku terlepas dari ragaku. Mungkinkah Jono suka padaku, kalau pun tidak juga aku akan tetap menjadikan Jono cowo terakhir yang ada di hatiku sebelum aku pergi nanti. Tuhan, Aku telah ikhlas jika aku harus dipanggil sekarang. Tapi, aku masih ingin hidup Bersama Jono. Entah apa yang ada dalam diri Jono, tapi yang pasti dia adalah satu-satunya cowo yang bisa mengalihkan pikiranku akan kelainan pada diriku ini. Lagi pula aku akan senang menyusul kedua orang tuaku itu ke alam akhirat. Tapi jika aku masih di beri waktu, aku ingin Jono menjadi pendamping hidupku. Tuhan, jika engkau mendengar doa-doa ku, tolong kabulkanlah tuhan. Amiiin”

Air mata Jono menetes lalu memasukkan buku itu kembali kedalam tas Bening. Ia mengusap air matanya kemudian Bening Datang. “Yuk ah ngga, kita Pulang. Udah Malam nih” kata bening sambil menuntun Jono ke mobil. Di dalam mobilnya Jono hanya melamun. Bening bertanya pun dia hanya menjawab tak enak badan. Ia berniat untuk mendonorkan ginjalnya jika cocok. Ia akan sangat senang jika bening di beri waktu untuk hidup lebih lama darinya. Walaupun itu harus merenggut nyawanya sekalipun. Maka Keesokan harinya ia kerumah sakit tempat bening biasa cek.

Hari ini Jono datang ke rumah sakit biasa. Ia datang ke ruang laboratriom untuk mencocokkan Ginjalnya dengan ginjal bening. Hidupnya tinggal Satu minggu lagi dan ia dalam keadaan kritis saat ini. Sudah diangkat salah satu ginjalnya untuk didonorkan kepada bening yang ternyata cocok. Mungkin memang tuhan sudah menentukan semua ini.

Beberapa Hari Kemudian, Akhirnya Jono pergi terlepas dari raganya. Ia pergi meninggalkan kedua orangtuanya serta Bening cewek yang sebenarnya menjadi penyemangat hidupnya. Bening sudah menerima Donornya. Bening sudah pulih dari penyakitnya, ia terlihat lebih segar. Tapi ia tak mengetahui bahwa pendonornya telah meninggal dan orang itu adalah cowok yang selama ini ia tunggu untuk menjadi pendamping hidupnya. Sebelum kepergiannya, Jono menuliskan sebuah surat untuk bening. Di situ tertulis semua jawaban atas semua pertanyaan bening.

Satu minggu kemudian bening datang berkunjung kerumah Jono karna khawatir jika terjadi sesuatu pada Jono. Setelah sampai di rumah Jono, bening hanya di sambut oleh pembantu. Kemudian pembantu itu mempersilahkannya masuk, dan menyerahkan surat yang ditulis Jono untuknya ”Ini Surat dari mas Jono” kata si pembantu. Sebelum membuka isi surat, ia bertanya kepada si pembantu “mbak, kalo orang rumah pada kemana???”. Tiba tiba muka si pembantu muram “kalo bapa sama ibu sih lagi pesan tiket untuk terbang ke medan mbak, tapi kalo mas Jono........”, si pembantu tak sanggup menceritakan semuanya. “Jono kemana Mbak???” tanya bening. “Udah itu baca aja surat dari mas Jono”, kata si pembantu lemas. Bening keheranan dan membuka surat itu

“Bening cantik, aku sudah pergi dari dunia ini. Maaf, aku tak pernah menceritakan semua ini padamu semasa hidupku. Aku takut kamu menjauhiku seperti teman-temanku yang lain. Sebenarnya aku mengidap kanger darah, penyakit yang merenggut nyawaku, membuat jiwaku terlepas dari ragaku. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa ginjal yang ada di tubuhmu itu adalah ginjalku. Aku tak tahu apa ini keajaiban atau takdir, tapi yang pasti aku ingin kamu menjalani hidupmu dengan semangat. Jonoplah aku yang menjadi penyemangat. Dan aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat sayang padamu. Mungkin kamu bukan jodohku, bukan tulang rusukku. Aku sudah mengetahui semua perasaanmu kepadaku lewat buku diary yang kamu bawa pada saat Kita terakhir jalan-jalan. Aku ingin kamu membuatku bJono walaupun kita berbeda dunia. Bening, Ikutilah kata hatimu. Pilihlah cowok yang menurutmu paling tulus cinta padamu. Buatlah aku bJono, jadilah kamu dokter yang sukses nanti. Aku akan selalu bahagia dialamku sekarang. Maaf aku tak memberitahukan keadaanku yang sudah kritis. Aku tak ingin ada orang yang tau termasuk kamu dan smua teman kampus.”

Bening hanya bengong, dan tak percaya akan semua ini. Yang ia inginkan hanyalah bukti bahwa semua ini Nyata. Dia bilang pada pembantu rumah itu. Dan pembantu itu mengantarnya ke makam Jono yang tak jauh dari kompleks perumahan Jono. Dan ternyata semua itu sudah terbukti, Jelas terpampang nama Lengkap Jono “Jono Rizky Pratama Putra” di Papan Nissan tempat peristirahatan Jono. Dia hanya menangis mengetahui semua itu nyata. Ia Bersedih dan bersedih, “Mengapa kamu tega tidak memberi tahu semua ini, kamu tak pernah menceritakan semua ini. Kenapa kamu nggak ngasih tau aku kalau kamu lagi kritis. Aku merasa kehilangan banget. Aku menyesal, kenapa aku ditakdirkan untuk berpisah tanpa perpisahan. Kamu adalah satu satunya cowok yang membuat hari hari ku berbeda” Bening terlihat terpukul. Ia sadar bahwa Sekencang kencangnya ia menangis, tak akan membuat Jono kembali ke alam ini, dan tak akan pernah ada yang membuatnya kembali kedunia ini. Mungkin perasaannya tersampaikan secara tak langsung melewati buku diary penyelamat. Ia sadar bahwa tuhan sudah menentukan semua ini. Dan ia berjanji untuk selalu menyimpan nama Jono di lubuk hati terdalamnya, dan menjalani hidupnya bersama pria lain sesuai pesan terakhir Jono. “Jono, You’re my First Love”

0 komentar:

Post a Comment