Thursday, May 15, 2014

izinkan aku mencintai dengan caraku


Malam ini aku sebenarnya masih ingin bersama Kak Mawar terus. Tapi, ternyata mama menjemputku. Padahal tadinya Kak Mawar berniat mengajak aku pegi nonton konser setelah pulang dari pentas Pramuka. Terpaksa gagal acara nonton konser bersama Kak Mawar.

Tapi kenapa aku jadi kesal ya gara-gara acaraku dan Kak Mawar gagal? Nggak mungkin kan aku ada rasa sama Pembina Pramukaku itu. Apa mungkin karena tadi siang aku habis putus sama Putra, jadi aku ngrasa kesepian. Sehingga acara pergi bersama Kak Mawar aku anggap sebagai obat sakit hati. Ah biarlah. Besok perasaan ini pasti juga sudah hilang.

Oh Tuhan!
Pagi ini Kak Mawar mengirimi aku sms untuk membangunkanku dari mimpi. Kenapa aku merasa keGRan begini? Apa mungkin gara-gara kejadian semalam, telah menumbuhkan benih-benih cinta? Jangan sampai terjadi deh! Gak umum banget kalau sampai terjadi.

Sejak sore, Kak Mawar sudah ngajak aku smsan. Biasa, isinya cuma sekedar basa-basi. Aku pun juga tidak terlalu peduli. Karena aku masih sedikit memikirkan Putra. Hingga akhirnya aku benar-benar terkejut dan peduli dengan sms Kak Mawar yang satu ini.

From:
K.War : Y km gmn, mau ga. Eh seandai y km jd pacar q gt gmn y. Menurut km bs pa ga. Eh ni seandaine lo. Km mau pa ga ?

Satu sms ini sudah bikin aku langsung mau pingsan. Belum lagi sms yang selanjutnya. Lalu di akhir sms, Kak Mawar benar-benar nembak aku. OMG !!! Aku langsung cerita aja ke Laurent, sahabatku. Dan Laurent pun sama gak percayanya kayak aku. Dia bahkan berkata,”Jono, Kak War itu masih termasuk guru kita!!! Umurnya pun pasti di atas 25 tahun. Sedangkan kamu sendiri masih kelas 3 SMP. Emangnya kamu mau? Dan ingat, Kak War masih punya pacar.”
Aku pun memutuskan untuk menjawab perasaan Kak War besok. Tidurku nggak bisa nyenyak, bahkan Kak War sampai kebawa di mimpi. Aku terbayang-bayang wajah Kak War terus.

Hari ini aku ada pembinaan Pramuka tambahan selama 2jam. Otomatis aku bakal ketemu Kak War. Aku benar-benar belum siap untuk ketemu Kak War. Karena aku juga belum nyiapin jawaban perasaanku. Pada waktu ketemu di depan R. Kepala Sekolah, Kak War bertanya dengan keras,”Gimana jadinya?”. Aku cuma bisa tersenyum. Di akhir pembinaan pun Kak War juga menanyakan hal itu lagi sambil menarik-narik tasku. Aku jadi semakin bingung. Aku belum siap jawabannya. Tapi di sisi lain, sepertinya Kak War serius nembak aku. Cuma status kita itu Pembina dan murid. Jadi aku mesti mikir dua kali untuk menjawab pertanyaan itu. Belum lagi Kak War yang masih punya pacar. Aku benar-benar nggak konsen seharian ini.
Pulang sekolah, Kak War melanjutkan sms yang kemarin. Aduh, mau aku balas tapi ragu-ragu, nggak dibalas malah kasihan Kak War. Akhirnya aku balas tapi dengan jawaban yang sama. Yaitu “Bingung”. Mau nggak mau aku harus jawab besok pagi. Aku sudah janji sama Kak War. Dan janji harus ditepati. Dan malam ini aku kembali nggak bisa tidur lagi.

Esok ini, aku sudah menunggu Kak War di depan ruangannya. Tapi tiap aku mau ngomong, aku selalu bimbang. Akhirnya kutunda hingga pulang sekolah. Padahal, selama pulang sekolah aku sama Kak War terus di sanggar Pramuka. Entah kenapa aku masih bimbang juga. Aku pun pulang dengan perasaan yang masih terbebani.
Akhirnya kuputuskan buat jawab lewat sms. Aku tunggu beberapa jam, smsku belum dibalas-balas juga. Akupun berpikir, mungkin Kak War sudah lelah menanti jawaban dariku. Tapi soWar harinya, smsku dibalas juga. Lalu dengan segera, aku langsung jawab pertanyaan Kak War.
To:
K.War : Qw jwb “IYA”…

Cuma 3 kata itu yang aku kirimkan. Dan kita pun jadian juga. Awalnya, aku ngrasa nggak yakin dengan kisah cinta ini. Baru 2hari jadian, aku sempat berpikir buat mutusin dia karena faktor status. Tapi Laurent melarangku. Dia bilang itu sama saja aku mempermainkan Kak War. Akhirnya aku coba jalani semua ini. Dan ternyata berhasil. Perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan cara pacaran kita yang “Backstreet”. Walaupun begitu, ada satu yang masih tertinggal di hatiku. Pacar Kak War. Aku nggak mau dituduh yang enggak-enggak. Aku sudah berusaha bilang pada Kak War kalau aku nggak mau diduakan. Tetapi Kak War hanya bisa berkata,”Sabar.”

Tak terasa hubungan kita sudah 2 minggu. Dan di minggu kedua inilah mulai timbul masalah. Sewaktu aku telepon Kak Re, dia cerita kalau pacarnya tahu hubunganku dengan Kak War. Aku pun takut setengah mati. Apalagi pacarnya lebih tua daripada aku. Bisa-bisa aku dilabrak. Sebenarnya ini juga salahku sendiri kenapa mau menerima Kak War. Di telepon itulah aku langsung mutusin Kak War. Paginya, Kak War bersikap seolah tidak pernah putus. Aku sempat menghindar. Karena aku sendiri nggak rela mutusin Kak War. Pulang sekolah, Kak War ngajak aku ngobrol. Terus aku coba tegasin hubungan kita sekarang. Tapi Kak War meminta untuk tetap lanjut. Jujur, aku juga masih ingin bersama Kak War. Aku pun menerima Kak War kembali.

Setelah kejadian itu, kupikir sudah tidak ada lagi kejadian lain yang terjadi di antara kita. Tapi ternyata dugaanku meleset. Seminggu kemudian saat aku baru saja bangun dari tidur siang, tiba-tiba aku mendapat sms dari nomer tak dikenal. Setelah kubaca isinya, aku langsung sadar kalau itu adalah sms dari pacar asli Kak War. Aku benar-benar takut kali ini. Tanpa pikir panjang, aku segera mutusin Kak War lagi lewat sms.

Ini benar-benar keputusan terakhirku. Sejak saat ini dan selamanya, aku nggak mau dekat lagi sama Kak War. Walaupun sebagai muridnya. Aku sudah terlanjur sayang dan cinta banget sama Kak Re, tapi sekarang aku juga sudah terlanjur sakit hati. Aku benar-benar nggak mau lihat muka Kak War lagi di sekolah.

Hari ini, aku sengaja menghindar dari Kak War. Tiap aku tahu Kak War mau lewat jalan yang sama kayak aku, aku selalu sembunyi di kelas terdekat. Sampai istirahat pertama, aku berhasil menghindar dari Kak War. Aku cuma ngelihat mukanya dari jauh. Aku nggak pingin Kak War tahu kalau aku masih merhatiin dia.

Ketika aku duduk rame-rame dengan teman-teman se-genk di kantin, Bu Yuni menyuruhku untuk fotocopy daftar nilai di kantor. Ugh, sia-sia usahaku menghindar dari Kak War hari ini. Karena di sekolah, Kak War lah yang biasa melayani untuk fotocopy. Berarti aku mau nggak mau harus ketemu Kak War juga. Pas sudah sampai di kantor, aku Cuma bilang fotocopy, sedetikpun tidak memandang wajahnya. Lalu katanya, “Tinggal aja dulu. Masih antri soalnya.”. Tanpa basa-basi aku langsung meninggalkan kantor. Benarnya nggak sopan juga. Tapi kali ini aku nggak peduli sama etika kesopanan kalau berhadapan sama Kak War. Soalnya aku benar-benar sakit hati. Setengah jam kemudian, aku mengambil fotocopyan itu. Aku juga nggak bilang makasih sedikitpun. Dan saat aku membaca mading, Kak War kebetulan lewat dan memegang pundakku seraya bertanya,”Nggak pulang tah?”. Tapi aku sama sekali menggubrisnya. Benar-benar bukan sikap murid pada umumnya. Yah…Cinta ini juga tidak semestinya. Hari pertama setelah aku putus dengan Kak War begitu berat bagiku. Malamnya aku langsung sms supaya besok bisa ngomong sebentar cuma buat ngejelasin masalah ini.

Berhari-hari aku sudah berusaha nyempetin waktuku buat ngomong sama Kak War. Karena ku ngrasa ada yang masih tertinggal di hatiku kalau aku nggak ngomong langsung sama Kak War. Tetapi berhari-hari juga Kak War sibuk. Jadi gak ada waktu buat ngomong sama aku.

Ya beginilah akhir kisahku dengan Kak War. Yang hanya menyisakan puing-puing hati yang sudah hancur. Tak terasa seminggu lebih kulalui tanpa Kak War. Entah kenapa bayangan Kak War masih menghantui hari-hariku. Mimpiku selalu dipenuhi kehadiran Kak War. Semuanya tentang Kak War belum bisa hilang dari hatiku. Aku sudah berusaha mencobanya. Rupanya sia-sia. Aku benar-benar masih sayang Kak War.

Suatu malam, Kak War meneleponku. Dia berkata kalau dia juga masih sayang aku. Tetapi dia bingung harus gimana. Dia bilang biar waktu saja yang menjawab. Katanya, walaupun aku dulu cuma kekasih gelapnya, tapi cinta dia sempat dalem ke aku. Kata-kata Kak War malam itu semakin membuat aku nggak bisa lupain dia.

Untuk waktu ke depan, aku nggak mau pacaran dulu. Aku ingin menyimpan rasa sayangku ke Kak War untuk sementara waktu sampai aku benar-benar melupakannya. Biarlah semua yang indah menjadi kenangan yang terus tersimpan dalam lubuk hatiku. Biarlah yang pahit kubuang bersama rasa sakit hatiku ini. Cukup satu kali aku merasakan pacaran dengan guru. Akan aku jadikan pengalaman yang tak akan pernah terulang.


berawan com izinkan aku mencintai dengan caraku

0 komentar:

Post a Comment