Friday, May 16, 2014

disini aku butuh kamu bukan dia ataupun mereka



Melati memandang dari jendela kamar dan melamun berharap pelangi muncul setelah hujan lebat. Dari arah jendela Melati melihat seorang pria berteduh di depan rumahnya. Ia masih memperhatikan pria itu dengan sebuah tas gitar yang ia lindungi lebih berharga darinya. Akhirnya hatinya ibah dan keluar dari rumah dengan sebuah payung. Ia mendekati pria itu dan membuka pintu gerbang. “Masuk yuk, daripada kehujanan.” tawar Melati. “Yakin ga’ papa!!” ujar pria itu sopan. “Serius. Di rumah ini aku tinggal sendiri. Ayo!!!”. Pria itu memarkirkan motornya di halaman rumah Melati yang sederhana. Kemudian Melati mengajaknya duduk teras rumahnya. Melati mengambilkan sebuah handuk kering untuk mengeringkan sisa-sisa hujan untuk pria itu.

Namun pria itu lebih memilih membersihkan gitarnya daripada dirinya. Melati hanya tersenyum memperhatikan tingkah pria berkulit putih dan bermata sipit tersebut. “Kok gitarnya dulu yang di keringkan. Bukannya kamu??” “Iya ga’ papa. Ini nyawa pertamaku. Jadi penting juga!” “Emang gitar itu buat apa??” “Saya Tono. Saya seorang gitaris band amatiran namanya Superband.” “Wah pantesan. Dengar-dengar seorang pemusik menganggap alat musik sebagai nyawanya. Aku pikir tadinya cuma rumor dan ternyata benar!” “Hehe. Gitulah. .. Emang kamu bisa main alat musik juga?” “Hm..” Melati terdiam menatap gitar pria tersebut. “Sedikit bisa main piano, dulu sempat les tapi sekarang udah bodoh kali, tapi kalau gitar emang ga’ bisa. Pengen belajar tapi ga’ ada waktu, sibuk untuk kuliah.” “Oo gitu… Emangnya kamu kuliah dimana?” “STIKOM dekat sini. Bukan asli dari kota ini. Rumah ini kontrak, Jangan heran kalau aku tinggal sendiri di rumah ini!” “Hahaha,, gitu…!”

Melati menawarkan secangkir teh hangat kepada pria itu. Tono tersanjung dengan kebaikan gadis itu. Hujan mulai reda. Tono segera ke café tempat ia bekerja dan pamit kepada Melati. Melati senang berkenalan dengan pria itu. “Terima kasih tempat buat aku berteduh, jasa kamu pasti aku balas kelak” “Idih… Pemusik emang romantis kata-katanya. Hmm… bagaimana kalau kamu ajarin aku main gitar!!” “Benar… dengan senang hati aku mau ajarin kamu. Kalau aku sempat pasti aku ajarin kamu.” “Baiklah kalau begitu!”. Perkenalan itu menjadi awal kedekatan mereka.

Tono benar-benar menemui Melati untuk mengajarkan Melati bermain gitar dari nol hingga mulai menarik petikan nada dari gitar klasik yang dipinjamkan oleh Tono. Melati mulai menyukai musik sejak itu. Ia selalu menantikan guru les gitar barunya tersebut setiap kesempatan waktu yang ada. Setelah latihan beberapa kali, Tono juga melihat sebuah potensi besar dari suara yang dimiliki oleh Melati. Kebetulan vocalis di bandnya memutuskan mundur untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Melati sempat ragu. Namun karena dorongan yang diberikan Tono membuat ia berani menyatakan dirinya bersedia. Ternyata, pilihan Tono kepada Melati tidak salah. Band mereka mulai banyak menarik minat café-café untuk memberikan porsi konser kepada mereka.

Melati mulai giat menjadi vocalis dan membuat kuliahnya terbengkalai. Ada hal lain yang ia sembunyikan dalam kebersamaan bandnya. Ia mulai jatuh cinta pada Tono. Namun Tono selalu menegaskan kepada seluruh tim untuk menggapai cita-cita mereka dahulu menjadi band sukses ketimpang mengurusi urusan pribadi mereka termasuk cinta. Kebesaran nama band mereka belum cukup untuk membuat band tersebut masuk dalam dapur rekaman. Beberapa kali di tolak oleh pengusaha rekaman da membuat Tono putus asa. Disaat itulah Melati selalu memberi dorongan. Cinta antara mereka tak dapat disembunyikan. Sejak itu mereka menjadi sepasang kekasih. Seiring mimpi mereka menjadi band sukses, diikuti kisah cinta mereka yang begitu indah. Mereka mengubah nama bandnya menjadi APPLE. Dengan tambahan dua orang yang awalnya hanya bertiga. Kini mereka berjumlah lima orang termasuk Melati, Tono, Joko, Nita dan Hendra. Dua anggota baru adalah dua bersaudara Nita dan Hendra yang mempunyai kemampuan biola (Nita) dan piano (Hendra). Mereka menginginkan band mereka sukses dan saat itu juga ada audisi konser di kota mereka.

Joko dan Tono adalah sahabat dekat yang selalu bersama sejak kecil. Namun Joko memiliki kebiasaan buruk sehingga memiliki beberapa musuh yang selalu datang untuk mengajaknya berkelahi. Ketika itu Gerri berdebat dengan salah satu anggota band yang terlihat iri dengan kesuksesan band Apple.

Melati mulai mahir menciptakan lagu dengan gitar. Ia mulai sering bolos kuliah. Ia rela melakukan semua itu demi cita-cita dan mimpinya bersama sang kekasih. Hubungan mereka begitu dekat dan sulit untuk dipisahkan.

Band merekan tiba untuk melakukan audisi dan lolos ke final yang bersaing dengan band yang saat itu membuat keributan dengan Joko. Mereka telah siap di hari final dan saat itu Melati sedang ujian di kuliahnya. Ia memutuskan berangkat sendiri dengan taksi menuju tempat audisi setelah ujian usai. Sedangkan Tono dan Joko pergi bersama begitu juga Nita dan Hendra. Sesampai disana Melati, Nita dan Hendra menunggu Tono dan Joko. Sedangkan band mereka sebentar lagi audisi. Melati menghubungi Tono dan Joko namun tak dapat di hubungi. Mereka mulai cemas dan akhirnya Gerri menghubungi Melati. Joko mengatakan kalau mereka ada suatu urusan dan menyuruh Melati untuk melakukan audisinya bertiga. Sekarang mereka bertiga berjuang untuk band mereka.

Audisi berakhir dan Melati membawa keberhasilan. Melati menghubungi Joko. “Joko, kita juara. Kita bisa jadi band dapur rekaman.” “Selamat ya. Sel, Tono kritis. Dia dirawat di rumah sakit. Ayo, cepatan ke sini.” “Kamu ga’ bercandakan Ger?” “Ngga’, cepatan kesini.” Melati mulai cemas dan gelisah. Sesampai di rumah sakit ia menemui Joko dengan luka di kepalanya. Di UGD dia melihat Tono terbaring dengan alat bantu pernafasan. Ia menerobos ruang itu dan berteriak keras. Suster dan dokter memisahkan gadis itu. Melati bertanya kepada Joko. “Kenapa bisa begini?” “Maafkan aku Sel. Ini salah aku. Andai aku tidak buat keributan, dia tak akan seperti ini. Dia tertusuk pisau saat dia menolong aku dari perkelahian itu.” Kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan mengatakan pasien telah meninggal. Melati menerobos pintu UGD dan berteriak sekeras-kerasnya. “Jok, jangan tinggalkan aku.”

Cinta mereka berakhir sebagai kenangan. Melati tak bisa melupakan kenangan mereka berdua. Ia melihat gitar yang diberikan Tono sebagai bagian hidup Tono yang tersisa. Melati memetik gitar dan akhirnya menciptakan sebuah lagu yang indah. Kemudian Melati mempunyai semangat untuk bernyanyi. Saat itu band mereka menyanyikan lagu yang dibuat Melati. Melati mulai membuka kata-kata terakhirnya, “Lagu ini aku persembahkan untuk orang yang ku cintai yang telah pergi untuk selamanya.” Seorang pengusaha jatuh cinta pada lagu itu dan membuat band mereka sukses. Usai konser Melati pulang karena kelelahan. Saat teman-temannya datang ke rumah Melati mereka menemui Melati dengan tetesan darah dan selembar lirik lagu untuk persembahan terakhir hidupnya. Lagu tersebut kemudian sukses dan menyisakan pilu yang amat dalam.

berawan com disini aku butuh kamu bukan dia ataupun mereka

0 komentar:

Post a Comment