Sunday, June 8, 2014


Berpura-puralah Mencintai aku Sampai Aku Lupa Bahwa Kau Sedang Berpura-pura



Image by:David leo

“Maaf, saya tidak benar-benar mencintai kamu, saya hanya pura-pura”.

Rasa sakit, kecewa dan pilu tentulah dirasakan oleh mereka yang merasa dibohongi hatinya. 
Namun sebagai pelaku, apakah pernah memikirkan kesakitan itu pabila ternyata dia mengalaminya? 
Hal-hal yang timbul karena kebohongan tidak hanya akan menyakiti orang yang menjadi korban, tetapi juga Anda yang berperan sebagai pelakunya. 
Mengapa demikian? Berbagai hal berikut bisa menjelaskan alasannnya. 

Cinta karena terpaksa
Tak hanya di sinetron, kisah cinta yang Anda jalani bisa jadi sinetron nyata saat pura-pura mencintai seseorang karena tuntutan terpaksa. Dijodohkan karena Anda tak juga memiliki kekasih, pura-pura cinta pun akhirnya dijalani. Prinsip patuh dan taat kepada orang tua, ya mau bagaimana lagi. Cinta karena terpaksa yang disebabkan oleh Anda diharuskan menikah, pernahkah menyadari itu layaknya drama? Sebelum menyesal, ada dua hal yang bisa menjadi pilihan. Benar-benar mencintainya, atau jujur Anda tidak mencintainya. Di akhir cerita, sinetron mungkin bisa berakhir bahagia, tapi dalam kehidupan nyata, hal-hal yang bermula dari satu kebohongan walau kecil tetap akan menimbulkan hal yang sangat menyakitkan.

Cinta karena mengejar materi
Siapa yang tidak suka uang. Well, sebutlah bahwa siapapun ingin hidup sempurna dengan harta yang bisa memenuhi kebutuhannya. Pura-pura cinta karena mengejar materi semata, apakah itu yang akan membuat Anda bahagia? Perlu ditanyakan lagi pada hati dan naluri Anda, apakah cinta yang pura-pura membuat Anda bahagia walau hidup penuh harta? Memang benar bahwa harta, bisa membuat siapapun menjadi raja. Tapi kebahagiaan bukan hanya karena itu. Seseorang perlu cinta walau dia tak menginginkannya. Dan saat dia tak punya, sadarlah bahwa harta ternyata bukan teman baginya.

Cinta karena gengsi dan tinggi hati
Malu, mungkin, saat orang lain menggandeng pasangan sedang Anda masih saja gigit jari di pojokan. Alhasil, acak pilih pasangan menjadi pilihan ketimbang tak punya. Gengsi, itulah salah satu alasan mengapa seseorang bisa sampai berpura-pura mencintai orang lain. Kepalsuan dalam hubungan pada akhirnya membuat kasih sayang, perhatian, juga cinta itu sendiri menjadi kebohongan demi menutupi gengsinya kepada orang-orang. Beruntung bila pada akhirnya mereka mampu melewati itu semua. Buruknya, pura-pura cinta karena gengsi dicap sendiri akan membuat Anda terluka hati.

Cinta karena rasa iba dan kasihan
Konon, lebih baik bersama orang yang mencintai kita ketimbang yang kita cintai. Namun hal ini bukan lantas membuat Anda berbelas hati kepada seseorang yang tidak Anda cintai namun mencintai Anda. Anda tetap dapat menemukan orang yang anda cintai, juga mencintai Anda. Mencintai seseorang karena kebaikan dan kemurahan hatinya adalah bukan cinta, sebab Anda jatuh iba karenanya. Mengungkapkan perasaan cinta karena kasihan padanya, bukankah justru membuatnya terlihat lebih menyedihkan? Cobalah untuk kembali memikirkan, bila Anda adalah dia, Anda tentu akan memilih untuk lebih baik tidak bersamanya.

Ciri-ciri Orang yang pura-pura mencintai

1. Selalu mengatakan "Aku hanya ingin bersama kamu", saat dia sedang jauh. Hati-hati jika seorang pria selalu mengatakan kalimat itu saat ia sedang tidak bersama dengan Anda. Ungkapan bisa jadi hanya gombal. Saat sedang jauh ia justru bersama dengan wanita lain. Dengan kalimat tersebut ia hanya ingin Anda tenang dan tidak diganggu oleh sms atau telepon dari Anda.

2. Tidak fokus saat menunjukkan kasih sayang Saat ia memeluk atau mencium Anda, matanya tidak fokus memerhatikan Anda. Ia justru melihat sekeliling atau menatap ponselnya. Ini bukan sekedar sikapnya yang acuh, tetapi bisa juga jadi penggambaran perasaannya pada Anda.

3. Membuat sekaligus membatalkan janji Ia membuat janji pada Anda tetapi kemudian membatalkan. Misalnya ia berjanji memperkenalkan Anda pada teman atau keluarganya, tetapi di menit-menit terakhir ia justru membatalkannya.

4. Membicarakan masa depan yang tak pernah ada Ia selalu membicarakan masa depan tetapi itu hanya sebatas bicara dan bukan merealisasikannya. Saat pertama ia membicarakan masa depan mungkin terdengar manis. Tetapi, jika lama kelamaan apa yang dibicarakannya sudah mulai terdengar omong kosong, berhati-hatilah. Ikuti kata hati Anda dan jangan sampai terlena.

Perlu ditanyakan lagi pada diri dan hati kecil Anda, sebenarnya apa untungnya sih pura-pura cinta dan membohongi hati nurani? Jika memang Anda belum merasa klik dan nyaman, tunda sajalah sampai Anda menemukan tambatan hati demi kebahagiaan hari tua nanti.

0 komentar:

Post a Comment