Monday, June 23, 2014


Menjadi Pribadi Berguna Untuk Sesama

Menjadi pribadi yang sukses tentu saja impian semua orang di dunia ini. Dan pastinya tak mungkin ada seorangpun yang menginginkan dirinya terpuruk dalam setiap aktivitas maupun usahanya, meskipun hanya sekian menit lamanya. Kesuksesan tak akan pernah berarti sama sekali apabila harta, jabatan, ilmu dan popularitas yang kita peroleh tidak dapat bermanfaat untuk orang lain. Tentunya karena semua kesuksesan yang kita peroleh sesungguhnya tak lepas dari bantuan orang lain, terutama orang tua dan keluarga kita yang selalu intens menyemangati kita untuk terus bangkit tatkala diri ini terpuruk, sedih ataupun terluka fisik dan juga jiwa.
Pernahkah kita jumpai orang yang sukses tanpa bantuan orang lain ? Jikalau ada, mungkin saja ia seorang pendusta yang jelas-jelas kedustaannya karena semenjak bayi kita semua telah membutuhkan bantuan orang lain baik itu si ibu selaku orang tua, bidan yang membantu dalam kelahiran, maupun suami dan keluarga yang selalu menjaga agar pertumbuhan kita dapat optimal layaknya anak-anak di usia sebaya. Karena itulah belum pernah ada seorangpun yang hingga saat ini bisa memperoleh kesuksesannya dengan kemampuan sendiri. Hal ini karena telah menjadi kodratnya manusia sebagai makhluk sosial, selalu membutuhkan orang lain untuk mempertahankan hidupnya dan meraih kesuksesan yang mereka inginkan.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda :
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad)
Bukan sembarang hadits pastinya, dari pelajaran yang ada dalam untaian kalimat diatas, jelas bahwa menusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain tanpa membedakan warna kulit, status, atau bahkan agama (keyakinan) yang dianutnya. Dan ada banyak hal dari mulai yang sederhana hingga yang rumit yang bisa kita lakukan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.
Apa saja hal-hal tersebut ?
Seputar Ilmu (Sharing Knowledge)
Berkenaan dengan ilmu, semakin kita mengamalkan ilmu dan membagikan ilmu kita kepada orang lain hal itu tidak akan menjadikan kita bodoh, justru ilmu yang kita miliki akan terus, dan terus bertambah. Layaknya pisau, jika setiap hari kita asah maka ketajamannya akan semakin bertambah hari demi hari. Jadi jangan sampai kita menjadi orang yang kikir (pelit) akan ilmu, hanya karena kita takut kalah tersaingi oleh orang lain, dan tak ingin ada orang yang sebanding dengan kita. Sungguh picik dan jelek pastinya jika ada pikiran tersebut karena jelas salah dan rusak pikiran yang demikian. Berbahagialah ada banyak ilmu yang bisa kita bagikan kepada orang lain. Berbagi ilmu itu mudah dan sederhana tak harus memiliki predikat sarjana, doktor, profesor atau bahkan ustadz. Kita bisa melakukannya lewat tulisan, perkataan atau tindakan langsung yang di tujukan kepada orang-orang di sekitar kita misalnya, dan seterusnya.
Berbagi Nasihat (Sharing Advice)
Janganpernah beranggapan setangguh apapun diri ini tak satupun nasihat orang lain kita butuhkan. Sombong jika kita seperti itu. Setiap orang pastilah butuh akan nasehat dari orang lain, tak peduli atasan atau bawahan, anak kecil atau dewasa, kaya atau miskin, tokoh-tokoh agama atau umat biasa, hingga suami ataupun istri. Nasehat adalah turur kata yang baik, yang mengarahkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika kita melihat orang lain berbuat hal yang tidak benar, maka nashatilah dia sesuai dengan porsi masing-masing. Kenapa saya bilang harus sesuai porsi, karena menasehati itu bukan menyalahkan dan menghukum, jadi tidak boleh berlebihan, kemudian menasehati juga harus melihat siapa yang di nasehati kalau dia orang yang lebih tua dari kita maka cara yang di gunakan juga harus berbeda.
Berbagi waktu (Sharing Time)
Pernah mendengar istilah ini “waktu adalah emas” ?, jika belum pernah sama sekali mendengarnya, maka jangan pernah sama sekali menganggap jam dinding ataupun jam tangan sebagai emas. Selain bisa-bisa kita dianggap memiliki kelainan jiwa, kepercayaan yang kita miliki bisa-bisa langsung runtuh dan tak tersisa barang sedikitpun. “Waktu adalah emas”, istilah ini muncul karena begitu berharganya waktu dalam kehidupan setiap manusia. Dan hal ini yang sering di jadikan alasan kenapa orang sangat memperhatikan masalah waktu dan terkesan tidak mau membuang waktu begitu saja. Tapi perlu kita tahu juga karena waktu, seorang anak sering merasa tidak punya orang tuanya, seorang adik merasa tidak punya kakak, seorang anak yang kecewa karena di hari pentingnya orang tua tidak bisa hadir. Kenapa hal itu itu terjadi? Karena mereka tidak bisa berbagi waktu. Penting kita pahami dengan berbagi waktu dengan orang lain tidak akan menjadikan kita kehilangan uang jutru dengan bisa berbagi waktu dengan orang lain akan menjadikan kita menjadi pribadi yang mau peduli dan memperhatikan orang lain.
Berbagi Ide (Sharing Ideas)
Memang ta semua ide bisa kita berikan begitu saja kepada orang lain. Karena itu, ide yang kita angap sederhana acapkali merupakan bentuk bantuan yang sangat baik dan istimewa bagi orang lain. Kita mungkin tak menyangka kalutnya seserang, penatnya pikiran saudara dan sakitanya tetangga disebabkan belum adanya jalan keluar dalam mengatasi dan memecahkan masalah yang di milikinya. Karena itu ide yang kita berikan bisa jadi memecahkan kebuntuan orang lain atas masalah yang mereka alami. Jika sudah begitu, bayangkan saja betapa senangnya jika ide kita itu bisa bermanfaat dan membantu orang lain.
Nah, mungkin beberapa hal diatas teramat sederhana dan sering kita lakukan. Namun meski begitu jangan pernah kita menganggapnya sepele karena sedikit usaha yang kita lakukan baik dalam berbagi pengetahuan, nasihat, waktu ataupun berbagi ide merupakan sesuatu banget bagi orang lain. Karena itulah, mari mulai kita bermanfaat bagi orang lain, terutama orang-orang di sekitar kita saat ini juga, semangat…!!?!

sumber:
muis mulya

otak kamu sepuluh mili gram satu tetes tidak ada gunanya

berawan com otak kamu sepuluh mili gram satu tetes tidak ada gunanya

0 komentar:

Post a Comment