Monday, June 30, 2014


Jika ingin berpuasa, berpuasalah justru ketika kita sedang punya banyak makanan, karena jika kita baru bersedia berpuasa ketika kita sudah tidak punya makanan lagi, maka puasa itupun tidak layak disebut sebagai puasa lagi, melainkan kelaparanlah namanya! Jika ingin member bantuan, bantulah orang-orang miskin yang benar-benar pantas, perlu dan mau kita bantu secara wajar, karena jika tidak wajar, berarti kurang ajarlah namanya!

************

Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri, tapi janganlah coba-coba mencintai pacar atau apalagi pasangan hidup sesamamu seperti kamu mencintai pacar atau pasangan hidupmu sendiri! He… he… he…

************

Jodoh dan rezeki memang di tangan Tuhan, makanya berusahalah mendekat dengan TanganNya!

************

Jika ingin memuja dan memuji Tuhan Yang Maha Besar, Pujilah Dia, justru dengan tidak menghina atau mengecilkan orang, pihak atau agama lain! Dab jika ingin diampuni oleh-Nya, bertobatlah dan minta ampunan kepada-Nya, tapi ampuni dan maafkanlah orang-orang, atau sesame kita yang bersalah kepada kita yang sudah minta maaf/minta ampun kepada kita! Dalam arti, adilah bersikap, kurangilah kemunafikan!

************

Untuk maju secara selaras, seharusnya kita punya kreativitas dan mau bekerja keras secara cerdas, bukan malah menunggu mukjizat atau fasilitas dari atas !

************

Tumpukan ijazah tidak lebih berguna daripada kearifan-kearifan sederhana yang muncul dan tumbuh dari hati nurani manusia.

*************

Kekayaan yang tidak diimbangi dengan kebijaksanaan yang berbudaya. Biasanya hanya akan membuat kepala dan mulut kita saja yang membesar.

*************

Pada saat sedang sangat haus di gurun pasir, air segelas bisa jauh lebih berharga daripada segudang emas dan berlian.


tiga doa yang sangat mustajab doa orang yang puasa doa orang yang di zalimi dan orang yang musafir hadits ahmad bukhari abu dawud timidzi

berawan com tiga doa yang sangat mustajab doa orang yang puasa doa orang yang di zalimi dan orang yang musafir hadits ahmad bukhari abu dawud timidzi

0 komentar:

Post a Comment