Wednesday, June 4, 2014


Selanjutnya aku mencintaimu bukan dalam terang siang. Aku mencintaimu dalam gelap malam, dengan hati sebagai mataku.

Aku bahagia. Sangat-sangat bahagia karena aku bisa mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Aku bahagia. Sangat-sangat bahagia karena kamu bisa mencintaiku sepenuh hatimu dan menerima diriku apa adanya. Entah sebagai awal atau akhir, aku tetap menginginkanmu sebagai tokoh utama dari setiap cerita bahagia dan sedihku.

Bahagia itu ketika kita bersama mengucapkan janji dan tunduk teduh pada keakuan hati. Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya. Entah sampai kapan kita akan bertahan dalam badai. Entah sampai kapan kita akan menjadi ‘kita’. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu, tak pernah ada kata cukup bagiku untuk mencintamu, itulah sebab kenapa aku setia mengikuti jalanmu. Aku mempercayakan hatiku dalam genggamanmu.

Terkadang aku berpikir, apakah aku termasuk orang yang serakah jika selalu berharap kau didekat hatiku? Tapi apa salah jika aku selalu menginginkan kamu tuk berada didekat hatiku? 

Kau tahu? Kau adalah alasan gundah dan resahku saat kau tak berada disampingku. Terkadang aku berpikir, bagaimana kalau suatu saat nanti kau akan pergi meninggalkanku? Mampukah aku beranjak pergi dengan semua tentangmu yang pelan-pelan membatu dan memperberat langkahku? Oh dear, yang ku tahu aku tak bisa apa-apa bila kamu meninggalkanku. Aku takkan bisa bahagia bila kamu pergi meninggalkanku karena kamu adalah kebahagiaanku. 

Kamu tahu tidak apa yang aku rasakan sekarang? Kerinduan. Kamu tahu tidak apa yang aku inginkan sekarang? Dirimu.  Aku tak bisa marah kepadamu walau kamu selalu membuatku marah. Karena bagiku, kamu adalah anugerah terindah yang mendekap barisan hariku yang penuh bahagia. Senyummu menghapus kesalku dan merubahnya menjadi tawa.

Kamu tahu kita memiliki banyak perbedaan dan banyak yang mengatakan kalau perbedaan itu yang akan mengakhiri hubungan kita. Tapi menurutku, karena kita berbeda makanya aku percaya kita saling cinta. Biarkan saja semua berjalan tanpa rekayasa. Seperti sejak pertama rasa itu diam membisu dan merasuk dijiwa. Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu dan pintu hatiku.

Tiga kata itu; “AKU SAYANG KAMU”. Selalu ada rindu yang mengemuka setiap kali kutulis kata “tanpamu”. Karena jatuh cinta itu adalah kata kerja, maka jatuh cinta adalah belajar mencintai. “Tanpamu” itu semakin menjepit ruang mimpi dan kenyataan ketika aku ditelan kesendirian. Dari mataku, bahagia pun memendar tersipu tiap kali kutulis kata “denganmu”. Bahkan tanpa kata “dengan” pun, aku mampu membawa pulang bahagia itu asal ada “mu” di awal dan akhir “ku”. Lebih dari pantas aku mencintaimu ketika air matamu menderas karena bahagia itu sendiri. 

Aku ingin mengatakan kalau aku sangat berterima kasih karena kamu telah mengetuk pintu hatiku dan masuk kedalam. Bukannya aku ingin menguncimu, tapi bisakah kau tinggal untuk selamanya? Sudah sepantasnya kita berbahagia. Akhirnya harapan dan mimpi kita kini menjadi nyata. Aku dan kamu bersatu dan saling memiliki dalam cinta. Tak butuh menjadi siapa atau apa aku di matamu. Ketika cinta mengetuk pintu hati, aku adalah aku dan kamu adalah kamu. 

Aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana kamu menulis kata cinta? Aku hanya mampu mengeja hurufnya, selebihnya adalah rasa yang kurasakan dari hati yang terdalam. 

Aku tak ingin kebahagiaan ini berakhir begitu saja. Aku ingin kamu tahu, bukan cinta yang memisahkan, tapi kita yang membuatnya terjadi. Bukan pula cinta yang melukai, kita yang membuatnya terjadi sedemikian rupa. Dan aku berharap, semoga kita tak pernah berpikir untuk melakukannya. I love you.


cinta datang bukanlah karena biasa tapi cinta datang karena kita merasa nyaman dan bahagia bukan tersiksa

berawan com cinta datang bukanlah karena biasa tapi cinta datang karena kita merasa nyaman dan bahagia bukan tersiksa

0 komentar:

Post a Comment