Monday, June 2, 2014


Siapa yang tak kenal”Srimulat”?

Ikon kelompok lawak Indonesia satu ini di masa kejayaannya pada era 80-an, sempat menaungi lebih dari 500 pelawak dari berbagai wilayah di Indonesia. Hal tersebut menjadikan Srimulat sebagai kelompok komedian terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah.
Seiring perjalanan waktu, kelompok kesenian tersebut berganti-ganti format dan personel, sehingga akhirnya terbentuklah kelompok komedian yang kemudian termashyur dengan nama Srimulat.
Namun seiring perkembangan industri hiburan, kelompok yang melahirkan sejumlah penghibur papan atas seperti Djujuk, Tukul, Gepeng, Kadir, Nunung, Tessy dan Gogon tersebut, juga ikut mengalami erosi dan juga dekadensi.

Banyak bermunculannya kelompok-kelompok lawak lainnya juga turut mempengaruhi kepopuleran Srimulat. Hal ini ironis, karena sejatinya kehadiran kelompok-kelompok lawak tersebut sebenarnya mengikuti langkah dan format yang sebelumnya sudah dirintis oleh Srimulat.
Kondisi Srimulat itulah yang kemudian mengilhami Charles Gozali (Demi Dewi, Rasa), membuat sebuah naskah yang mengajak penonton untuk memberikan penghormatan terhadap Srimulat melalui sebuah film layar lebar berjudul “Finding Srimulat”.
Penasaran bagaimana perjalanan kelompok lawak legendaris ini dari awal kemunculannya di tahun 1950 hingga akhirnya bisa tampil di bioskop lewat film “Finding Srimulat”?
Sebelum menyaksikan filmnya pada tanggal 11 April 2013 mendatang di bioskop, Kamu bisa melihat timeline lengkap “Srimulat dari dulu hingga kini” berikut ini :
SRIMULAT Dari Dulu Hingga Kini
1950:
-       “Gema Malam Srimulat” resmi didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo pada tanggal 8 Agustus.
-       Nama “Srimulat” diambil dari nama istri Pak TeguhR.A. Srimulat.
-       Awalnya, grup ini dimaksudkan sebagai rombongan seni suara dan tari, terutama lagu-lagu Jawa dan keroncong.
-       Penyanyinya waktu itu antara lain adalah KusdiartiSuhartatiRibut Rawit, Maleha, Rumiyati dan R.A. Srimulat sendiri. Teguh menjadi pemain gitar dan biola.

1951 :
-       “Gema Malam Srimulat” memulai lawakan pertama mereka dengan menampilkan tokoh-tokoh dagelan seperti Wadino (Bandempo), RanudikromoSarpinDjuki dan Suparni.

 1957:
Nama diubah menjadi “Srimulat Review” agar lebih komersil.
1957:
-       Nama berubah lagi menjadi “Aneka Ria Srimulat.”
-       Grup ini sering tampil di sebuah panggung di Taman Sriwedari, Solo.
-       Selain itu, mereka juga sering pentas keliling ke Jember, Malang, Blitar, Kediri, Madiun, Semarang, Pati dan Kudus. BIasanya mereka tampil di area pasar malam dan pusat keramaian.
-       Pola nomaden ini dilakukan “Aneka Ria Srimulat” selama 10 tahun dengan perkiraan anggota mencapai 28 orang.

1961:
-       Grup ini tampil pertama kali di Surabaya.
-       Nama diubah menjadi “Srimulat Review” agar lebih komersil.
-       Grup ini tampil sebagai komunitas kelompok musik-komedi kemudian secara tidak sengaja berproses menjadi sebuah subkultur baru

1968:
-       Terjadi perombakan format pagelaran.
-       Teguh mengutamakan tampilnya sandiwara dengan banyolan spontan. Srimulat mulai bertransformasi menjadi sebuah grup komedi.
-       Dalam perjalanan ke depannya, grup ini menjadi pelopor hiburan dalam format drama diselingi nyanyian dan seluruh alur ceritanya dilawakkan di atas pentas.
1972:
-       Srimulat tampil rutin di Taman Ismail Marzuki, Cikini, dengan sambutan luar biasa. Setelah penampilan di Jakarta, Srimulat harus mengatasi persoalan bahasa sehingga mulai menggunakan bahasa Indonesia, namun tetap menggunakan logika pikir bahasa Jawa.
-       Kemedokan bahasa Jawa kemudian cenderung menjadi lawakan

1975
-       Srimulat dilanda persoalan besar karena 43 orang anggotanya menyatakan keluar. Beberapa di antara mereka yang keluar adalah Kardjo AC/DCSurotoSubur,Rujilah, Rus Pentil dan Sumiati.

1976
-       Grup sandiwara “Lokaria” bergabung dengan “Srimulat.”

1977:
-       Masa keemasan grup Srimulat.
-       Grup ini berhasil mempertahankan eksistensinya di dua kota besar, yakni Jakarta dan Surabaya. Teguhlalu juga mendirikan “Aneka Ria Srimulat” di Solo untuk Taman Hiburan Bale Kambang.

1981:
-       Srimulat tampil secara permanen di Taman Ria Remaja Senayan.

1982:
-       TVRI stasiun pusat Jakarta mulai menampilkan Srimulat sekali dalam sebulan dengan durasi 55 menit.
-       Selama lima tahun, Srimulat menikmati masa kejayaannya karena TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi saat itu.
1985:
-       Pada ulang tahun keempat siaran Srimulat di TVRI, jumlah anggota Srimulat mencapai 77 orang. Dengan kru di Solo dan Surabaya, total keseluruhan anggota mencapai 300 orang.
-       Srimulat juga mulai berpusat di Jakarta karena peran ibukota pada masa itu kian penting secara politik dan ekonomi.
 encyclopedia/3960d8a1de824ffe975391a4ba37cc0f
1986:
-       Srimulat kembali menghadapi masalah besar.
-  Pelawak top Srimulat seperti GepengBasukiTimbulTarzanKadirNurbuat dan Rohana menyatakan keluar.

1987:
Tayangan Srimulat di TVRI dihentikan.

1989:
Teguh membubarkan grup Srimulat.

1995:
Gogon mengusulkan reuni kelompok Srimulat.

1995-2003:
Srimulat kembali tampil di layar TV Indosiar.

2004:
Srimulat kembali vakum.

2006:
Srimulat kembali ke Indosiar dan mendapat kontrak 36 episode.

2011:
Muncul program “Srimulat Cari Bakat” di ANTV.

2012:
Srimulat main film layar lebar “Finding Srimulat” yang diproduksi oleh Magma Entertainment.

2013:
Film “Finding Srimulat” tampil se-Indonesia.

sumber:
findingsrimulat dot com, jakarta dot go id, roodebrugsoerabaia dot com
yang lain bersandiwara gue apa adanya
berawan com yang lain bersandiwara gue apa adanya

0 komentar:

Post a Comment