Friday, May 30, 2014


Berlibur di desa


Orang tua Budi berasal dari desa yang indah di Jawa Barat. Desa itu terletak di Garut , sebuah wilayah tidak jauh dari kota Bandung. Hampir setiap tahun, Budi beserta ibu dan bapaknya pulang ke desa untuk menunjungi kakek dan nenek sekaligus juga untuk berlibur.

Tahun ini Budi berencana untuk mengajak Ahmad, teman sekolahnya, untuk berlibur ke rumah kakek dan nenek di desa. Ayah dan ibu Budi tidak akan turut ke desa karena mereka harus bekerja. Budi dan Ahmad akan berangkat dari Jakarta, kota tempat dimana mereka tinggal, setelah kenaikan kelas.

Pada hari yang telah direncanakan Budi dan Ahmad berangkat menuju ke Stasiun Gambir, stasiun kereta api yang terbesar di Jakarta. Kereta api akan membawa mereka ke kota Garut, kota terakhir yang disinggahi oleh kereta api itu. Sesudah itu perjalanan akan dilanjutkan dengan naik  mobil ke rumah kakek dan nenek di desa.
Ayah dan ibu mengantar Budi dan Ahmad ke Stasiun Gambir. Ketika kereta api mulai bergerak, mereka merasa sedih karena harus berpisah dengan ayah dan ibu mereka masing masing selama dua minggu. Walaupun demikian, mereka juga merasa gembira karena tahu bahwa mereka akan menghabiskan liburan semester di desa yang indah dengan nenek dan kakek Budi.

Di dalam kereta api Budi dan Ahmad membuat rencana untuk liburan di desa nanti. Budi ingin naik sepeda menuju ke gunung di belakang rumah kakek dan nenek. Ahmad juga ingin bersepeda. Di samping itu ia juga ingin menghabiskan liburan dengan bermain sepakbola.
Tidak terasa waktu empat jam sudah terlewati. Mereka tiba di Stasiun Garut setelah lewat tengah hari. Budi dan Ahmad turun dari kereta api dengan was-was. Mereka takut kalau kakek lupa menjemput mereka di stasiun. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya mereka bertemu dengan kakek.

Kakek, Budi, dan Ahmad melanjutkan perjalanan ke rumah kakek dan nenek di desa dengan mobil  yang dikemudikan kakek. Tak habis-habisnya Ahmad memuji-muji pemandangan yang dilihatnya di sepanjang perjalanan menuju ke desa. Setelah 30 menit, sampailah mereka di rumah kakek dan nenek Budi.

Di rumah, nenek ternyata telah mempersiapkan makan malam yang lezat untuk kedua anak itu. Nenek dan Bibi Sari memasak sate ayam, ikan bakar, cumi-cumi goreng dan keredok untuk mereka. Mereka semua makan dengan lahapnya.
Selanjutnya, kakek, nenek, dan anggota keluarga lainnya meminta Budi untuk bercerita mengenai ayah, ibu dan sekolah Budi. Mereka bercerita sampai malam hari. Pukul sepuluh malam nenek meminta kedua anak itu untuk tidur agar mereka medapat cukup istirahat dan menjadi segar kembali keesokan paginya.

Keesokan harinya, Budi dan Ahmad bersiap-siap untuk bersepeda ke gunung di belakang rumah kakek. Kakek  menyediakan dua buah sepeda dan nenek  menyiapkan bekal makanan bagi mereka. Kakek dan nenek memperingatkan agar mereka tidak bersepeda terlalu jauh dari rumah. Kakek dan nenek juga berpesan agar Budi dan Ahmad berhati-hati dalam mengendarai sepeda di jalan.
Budi dan Ahmad berangkat dengan penuh semangat. Mereka bergembira dan bernyanyi-nyanyi sambil mengagumi sawah  yang mereka lihat di sepanjang jalan.

Setelah bersepeda selama satu jam, akhirnya Budi dan Ahmad berhenti di tepi sebuah sungai kecil di kaki gunung. Air sungai itu sangat jernih. Setelah turun dari sepeda mereka masing-masing, mereka berlari-lari di rerumputan di sepanjang tepi sungai. Mereka juga turun ke sungai untuk merasakan sejuknya air sungai di kaki mereka.
Setelah makan siang , mereka kembali bermain hingga tak terasa hari mulai sore dan mereka berdua harus segera pulang. Mereka kembali bersepeda menuju ke rumah kakek. Sepanjang perjalanan mereka bernyanyi riang gembira.

Betapa menyenangkannya menghabiskan dua minggu masa liburan dengan bergembira seperti hari ini setiap hari.
Di desa, Budi dan Ahmad juga sempat berkenalan dengan anak-anak yang tinggal di sekitar rumah nenek. Mereka bermain sepakbola bersama-sama dan sesudah itu mandi di sungai. Budi dan Ahmad bermain dan bergembira dengan teman-teman baru mereka di desa setiap hari.

Betapa sedih hati Budi dan Ahmad  ketika mereka menyadari bahwa besok pagi sudah tiba waktunya bagi mereka berdua untuk segera kembali ke Jakarta. Masa liburan sudah hampir habis dan mereka harus mempersiapkan diri untuk semester baru di sekolah.
Pada hari kepulangan mereka ke Jakarta, nenek membangunkan mereka berdua pagi-pagi sekali. Mereka mandi pagi bergantian lalu  menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh nenek. Setelah makan pagi, mereka berfoto bersama-sama. Nenek menitipkan bungkusan berisi kue-kue buatannya dan kakek menitipkan surat untuk ibu dan bapak Budi di Jakarta. Teman-teman baru Budi dan Ahmad datang untuk memberikan ucapan selamat jalan bagi mereka berdua. Budi dan Ahmad berjanji kepada teman-teman barunya untuk kembali lagi pada liburan yang akan datang.


Hayoo... siapa yang masih inget jika cerita diatas adalah buku text pelajaran bahasa indonesia... khususnya untuk angkatan tua sich.. Kalo yang text pelajaran sekarang isinya politik pencitraan.... no offence peace

bahagia itu serhana seperti persahabatan masa kecil

berawan com bahagia itu serhana seperti persahabatan masa kecil

0 komentar:

Post a Comment