kita punya dua tangan gak bakal bisa menutup ribuan mulut diluar sana yang menceritakan tentang kita baik itu benar ataupu salah gunakan aja dua tangan itu untuk menutup telinga kita sendiri simple
Kamu Hanya Perlu Tutup Telinga
"Udahlah, jangan dengerin mereka," katanya.
Betapa menjadi homo social itu rumit ya? Kepedulian kadang jadi salah kaprah menjadi terlalu ikut campur dan merecoki. Komentar kadang jadi salah terima menjadi caci. Otak kita kadang suka jungkir balik dalam mencernanya, karena disana ada hati. Dia andil besar jika ada yang menyangkut harga diri.
"Ini hidup kita. Kita yang jalanin," katanya.
Mungkin kamu tak pernah tahu bagaimana rasanya jadi makhluk super perasa seperti ini. Mungkin kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana sepatah katapun bisa mencabik-cabik hati. Iya, ini memang hidup kita, tapi kita masih hidup bersama bukan?
"Santai saja. Kadang, kamu hanya perlu tutup telinga," katanya lagi.
Percuma. Jika pun ku tutupi satu indera yang ku punya, masih ada empat yang berfungsi. Semesta bicara tidak hanya melalui kata, dan kemudian dialihkan dalam suara. Kamu lupa, bahasa semesta jauh diluar nalar kita, dan kemampuan menerima manusia pun terkadang jauh melampaui nalar pula.
"Sudahlah," dia berkata jengah.
Tidak. Selamanya kamu tidak akan pernah mengerti rasanya jadi makhluk perasa.
berawan com kita punya dua tangan gak bakal bisa menutup ribuan mulut diluar sana yang menceritakan tentang kita baik itu benar ataupu salah gunakan aja dua tangan itu untuk menutup telinga kita sendiri simple
0 komentar:
Post a Comment