Monday, July 21, 2014



Seperti biasa, saya baru dapat pulang pukul sepuluh malam. Setiba di rumah, saya menyiapkan untuk makan malam serta meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan putri saya. Tak terasa, waktu sudah sangat larut, waktu menunjukkan pukul satu malam. Namun anak saya tidak menunjkkan tanda-tanda akan tertidur sedikitpun malah masih sangat aktif. Dia terus beraktifitas entah menyanyi, membaca, menonton dan lainnya. Yang menjadi masalah dimana saya sebagai seorang ayah harus terus mendampingi dia karena dia tidak pernah berhenti bertanya atau meminta ditemani. Saya pun mencoba melawan kantuk karena sejujurnya saya sudah sangat lelah dengan aktifitas seharian. Namun saya tidak bisa,karena ibunya sudah tertidur lelap terlebih dahulu. Waktu pun menunjukkan pukul tiga. Setelah puluhan rayuan dilontarkan mengajak anak saya untuk tidur, akhirnya dia menyerah dan tertidur lelap. Ah,masih ada waktu untuk tidur sekejap sebelum kembali kuliah nanti pagi. Saya pun merebahkan badan. Berat mata ini,tapi saya tetap terjaga.
Akhir-akhir ini rasanya waktu saya banyak sekali tersita. Kesibukan dengan usaha baru, kehebohan awal perkuliahan, serta banyaknya acara-acara keluarga dan kepentingan anak istri saya. Seringkali saya harus pulang ke rumah cukup malam sekitar jam sepuluh atau sebelas malam. Setelah beraktifitas seharian, rasanya saya hanya ingin cepat merebahkan diri di tempat tidur atau hanya duduk malas di rumah. Namun hal tersebut terkadang hanya sebuah angan kemewahan yang tidak bisa saya capai karena sebuah keajaiban yang sudah menanti di rumah. Keajaiban itu adalah anak saya tercinta, yang seringkali dia terjaga hingga larut malam.
Selama saya terjaga, saya merenung. Betapa cepatnya waktu berlalu,tiba-tiba anak gadisku sudah berusia dua tahun lebih. Begitu banyak kepandaian yang bisa dia perlihatkan. Bahkan orang-orang bilang diatas rata-rata anak-anak seusianya. Mungkin hanya narsisme dari seorang ayah pikirku. Tapi Setelah diingat lebih jauh, mungkin hal itu disebabkan karena saya meluangkan lebih banyak waktu dengannya. Saya meluangkan banyak waktu untuk mendengar dia dan mencoba untuk memberikan apa yang saya bisa agar dia bisa berkembang. Bahkan bila dibandingkan dengan teman-teman saya yang telah memiliki anak,seringkalil mereka memiliki sedikit waktu untuk anak-anaknya karena terlalu sibuk. Dengan sebuah alasan klise sebenarnya, “kejar setoran”. Saya pikir, rugi juga mereka melewatkan banyak waktu yang ada untuk mengejar materi. Orang bilang “ time is money”, bagi saya uang bisa dicari tapi waktu yang terlewat tidak bisa kembali. Bahkan tak terasa anak saya pun tiba-tiba sudah cukup besar. Saya menjadi bersyukur dengan mampu memberi lebih banyak waktu. Karena saya pikir, waktu yang saya luangkan adalah lebih berharga dan bermanfaat daripada uang yang saya cari. Waktu luang adalah investasi yang lebih berharga dan mahal dibandingkan investasi materi. Dan saya percaya saya akan menuai hasilnya nanti dari investasi saya.
Setelah saya pikir lebih jauh,saya menjadi teringat masa kecil saya ketika orang tua saya pun sangat banyak meluangkan waktunya untuk memberi perhatian bagi saya. Ibu saya hanya ibu rumah tangga biasa dan ayah tidak pernah memiliki pekerjaan tetap. Kehidupan kami tidak berlebih, dan saya bersyukur pun tidak kekurangan. Tapi waktu yang mereka luangkan bagi saya dapat saya rasakan sekarang. Saya lebih senang untuk bisa mendengar dan membantu orang lain. Hidup saya sekarang pun tidak terasa berlebih maupun tidak kekurangan. Sifat-sifat untuk memperhatikan orang yang ditanamkan di benak saya. Bersyukur untuk segala kelebihan maupun kekurangan yang ada.

sumber:
cielsbm dot org

hal terbaik yang dapat anda berikan bagi anak anak adalah waktu

berawan com hal terbaik yang dapat anda berikan bagi anak anak adalah waktu

0 komentar:

Post a Comment