Friday, July 25, 2014


Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mudik merupakan satu hajatan besar yang tak kalah pentingnya dengan Pemilu Presiden  (Pilpres), yang hasilnya diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tepat hari ini. Siapapun presidennya, apapun kebijakannya, mudik jalan terus bung!

Setiap kali saya mendapati hari mudik telah tiba, banyak saya dapatkan cerita menarik seputar mudik. cerita yang seolah tiada batas akhirnya. Satu dekade lalu, saya mendengar kolega merasakan betapa sulitnya mencari tiket kereta. Sekali pun dapat, ia bersiap menelan pil pahit, karena tiada satu celah pun tersisa, praktis hanya toilet sang pelipur lara.

"Tapi tidak apa-apalah, yang terpenting saya bisa mencicipi nasi rames daging khas Cirebon, yang nyatanya isinya bukan daging, tapi ampela hati," kata kolega saya ketika berkelakar soal mudik.

Kini, situasinya jelas berbeda. Fungsi toilet kereta telah kembali pada ihwal penciptaanya. Tampilan dalam kereta mulai terlihat wujudnya. Bagaimana dengan nasi rames, ya sudahlah, cukup jadi legenda. 

Dari perkembangan yang ada, jelas ada satu perubahan dasar yang signifikan. Tiket kereta mulai dijual secara online jauh sebelum keberangkatan, mantap. 
Setiap pemudik, sudah mendapatkan hak-nya tanpa harus membayar lebih. Yang luar biasa lagi, kereta kelas ekonomi yang dahulu panas, pengap dan penuh asap rokok, kini lebih sehat. Penumpang kelas ekonomi pun kini harus memakai jaket, tidak lagi kaus kutang penuh peluh keringat. Terima kasih pendingin udara.

tentu perubahan di kereta api ini diharapkan bisa dilakukan moda transportasi lain. Ini penting, dan wajib terpenuhi. 

Faktanya hal itu tidak terjadi. Setiap daerah sibuk perbaiki jalan. Pemerintah cuap-cuap dengan mengatakan pasti ada kenaikan pemudik, jalanan nasional dipastikan siap-lah, dan pekerjaan galian kabel dihentikan sementara...bla..bla..bla. 

Saya justru lebih menanti, dimana ada kabar jalan tol pantura aman lancar, Kereta Api super jadi cepat primadona pemudik, atau yang konkret mungkin angka kecelakaan rendah. Jadi, semua senang, semua bahagia, semua selamat, Alhamdulillah.

Hajatan mudik itu bukan seperti pilpres lima tahunan sekali. Mudik itu setiap tahun!. Jadi, saya heran kalau pantura itu saban hari diperbaiki terus. 
Terakhir, jembatan Comal rontok. Padahal hajatan mudik tinggal hitungan hari.  Saya juga heran, terlalu banyak persiapan, padahal kalau memang sistemnya berjalan, infrastrukturnya berkelas, ya sudah, bismillah selamat sampai tujuan. 

Itu sebabnya, mumpung bakal ada pemerintahan baru yang lahir dari kompetisi melelahkan dan penuh emosi, harapan itu bisa kita gantungkan. Pemerintah baru bisa memulai satu gebrakan soal mudik ini. Entahlah, itu bentuknya tol, atau apalah namanya. 

Saya juga berharap, masyarakat yang mudik semakin dewasa dan tidak seenaknya sendiri. Lebih menjaga diri dan tidak memaksakan diri. Ingat angka kecelakaan selama Ramadhan cukup tinggi. Data yang dirilis Polri mengungkap angka korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 900 orang pada tahun 2012, dan memang menurun menjadi 795 pada tahun 2013. 

Harus kita akui, mudik ini satu niatan bersilaturahim. Dalam bahasa agama, ada konteks mulia di dalamnya. Ini tentu akan lebih sempurna bila segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan aman. Melihat dari kesiapan yang sudah ada, janganlah terlalu puas. Kondisi lapangan jelas berbeda dengan prediksi statistik. Keluarga di kampung jelas mengharapkan Anda para pemudik, datang dengan selamat.

Dalam mencari mencari seorang pemimpin, demokrasi yang dibangun para bapak bangsa mengharapkan negara ini bersatu di atas segala perbedaan. Di awal, kita saling menjagokan pasangan satu dan yang lain. Di akhir, siapapun yang menang, dialah yang akan memimpin bangsa ini. 

Masih merasa tidak puas, silahkan gunakan mekanisme demokrasi yang sudah disiapkan. Kawal pemerintahan dengan baik, jika pemimpin salah, mari dengan niatan baik kita ingatkan dia. 

Begitu pula dengan mudik, merasa tidak puas dengan layanan pemerintah silahkan kritik. Dan yang menerima kritik, jadikan itu masukan guna perbaikan di masa depan. Dalam Alquran sangat jelas dikatakan,“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11. Ini satu bocoran luar biasa, bahwa apa yang kita lakukan, maka kita akan menuai dari apa kita perbuat.

Mudik, lahir dari niatan mulia. Demokrasi hadir untuk perbaikan nasib sebuah bangsa. Anda dan saya tentu memahami itu. Selamat mudik, selamat datang presiden terpilih, dan selamat sampai tujuan.

oleh agung sasongko, republika co id

selamat mudik semoga sampai pada tujuan dengan selamat dan jangan kembali lagi


berawan com selamat mudik semoga sampai pada tujuan dengan selamat dan jangan kembali lagi

0 komentar:

Post a Comment