Thursday, July 17, 2014


SUSAHNYA CARI NAFKAH


Enjoy this post

Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang ini, tapi mood saya seperti sesuatu yang mengambang di empang, timbul tenggelam walhasil baru kesampaian malam ini.  Setuju gak sih kalo saya bilang cari nafkah itu susah???  Setuju, setuju, setuju?? Pasti semua setuju, sekalipun yang bilang Milyader terkaya seantero galaxi bima sakti.

Sebelumnya saya mau narsis dulu nih, saya bersyukur banget terdampar di jurusan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) Politeknik Negeri Jakarta (dulu namanaya Politeknik UI), kenawhy?  Soalnya selama hampir 3.5 tahun jadi mahasiswa di sana, saya sudah bisa merasakan pergelutan dunia kerja, ya paling gak goresan pengalaman kerja di CV saya sudah bisa mencapai 1 lembar, nyalon gak minta uang lagi sama ayah, pacaran gak minta bayarin sama pacar (iyaalah), mau beli ini itu gak harus nunggu bonus akhir tahun dari ayah turun, travelling gak harus ngerengek nyerobot uang belanja si ibu hehe. ( Gak sombong loh cuma narsis).

Okey korek yuk SUSAHNYA CARI NAFKAH

Ini dia pengalaman-pengalaman yang membuat saya bisa mengambil judul demikian:

1.  Kebetulan tanggal 28 nanti saya ada kerjaan, yah nyambi lah kerjaan ala mahasiswa jadi tenaga bantu buat nanganin event, udah sering sih sebenarnya bukan kali pertama kayak gini cuma tadi malem itu rasanya yang paling berat.  Kita sih biasanya dibayar 200-250/hari, gak besar tapi paling gak sekarang saya dan mungkin teman-teman saya udah gak harus minta sana sani buat seneng-seneng atau beli barang yang kita mau.  Bayangin, anak gadis malem-malem masih duduk termenung menunggu kereta di stasiun yang jaraknya masih jauh banget dari rumah, hujan deras, banjir, basah kuyup naiknya KRL Ekonomi lagi, yah untungnya sepi jadi bisa tidur sampai manggut-manggut.

2.  Nah di kereta yang saya tumpangi semalam biasalah ada pedagang-pedagang asongan.  Ada pedagang asongan yang bolak-balik depan saya,wajahnya gak bisa berbohong lagi kalo si Bapak sudah letih dan cukup berumur.  Duh gak tega miris banget ngeliatnya, si Bapak jualan camilan dengan harga Rp 1000,-.  Malam itu terpaksa ingkar janji sama ibu buat gak beli makanan di kereta, karena saya paham betapa berharganya uang Rp 1000,- untuk beliau, jadi saya beli beberapa bungkus.

3.  Sesampainya di rumah eng ing eng, tepat di gerbang rumah persis sesosok lelaki tua dengan muka lelah berdiri dengan pandangan panjang ke arah sekeliling.  Ya beliau ayah saya, beliau jarang pulang karena tuntutan pekerjaan, ini masa-masa sulit dalam kehidupan beliau dalam mencari nafkah jauh dari keluarga, sakit dirasakan sendiri, semua serba sendiri. Hebatnya beliau ketika pulang ke rumah dan menemui saya tidak berada di rumah, beliau akan setia berdiri di pagar, selelah apa pun kondisinya.  Tapi tadi malam beliau menunggu saya dengan keadaan muka pucat pasi, dan sedikit demam.  Itu semua akibat susahnya mencari nafkah.


Allah, saya bersyukur masih bisa merasakan betapa susahnya mencari nafkah, jadikan saya hamba-Mu yang selalu bersyukur untuk setiap detik kehidupan yang saya jalani.

Buat kalian di luar sana yang masih berfoya-foya di atas orangtua kalian, petantang petenteng dengan hasil kerja keras orangtua kalian, mempercantik diri dengan hasil kerja keras kalian, berpikirlah bagaimana susahnya mereka untuk mendapatkan itu semua sekalipun itu merupakan kewajiban mereka atas dirimu.

Dan untuk teman-teman yang sudah mulai mencari nafkah, jangan malu dan berkecil hati.  Kalian bekerja bukan karena kalian kekurangan nafkah, tapi kalian bekerja karena kalian sedang kekurangan ilmu kehidupan, sesungguhnya pengalaman itu mahal.  Bersyukurlah bahwa kalian orang-orang terpilih yang dibuka kan matahatinya untuk membantu orangtua kalian, membantu merasakan apa yang dirasakan orantua kalian, kalian adalah orang yang paling berbahagia yang bisa memiliki, merasakan, dan menyayangi apa yang bisa kalian miliki karena hasil kerja kelas kalian.

So....
Masih punya pikiran untuk foya-foya pake harta orangtua???

sumber: ziahmuharam blog


hidup itu keras sekeras hati seorang ayah pernahkah kalian lihat dia meneteskan air mata itu karena dia tak sannguh memberi apa yang kalian minta maafkan kami ayah putra putri mu

berawan com hidup itu keras sekeras hati seorang ayah pernahkah kalian lihat dia meneteskan air mata itu karena dia tak sannguh memberi apa yang kalian minta maafkan kami ayah putra putri mu

0 komentar:

Post a Comment