Tuesday, July 22, 2014




Hampir tidak dapat dipungkiri bahwa di berbagai tempat di Indonesia mempunyai tradisi bermain petasan ketika bulan Ramadhan tiba. Tidak pandang itu di kota maupun di pelosok desa. Seakan petasan merupakan satu hal yang harus dilakukan setiap kali bulan Ramadhan, utamanya oleh kalangan anak-anak.
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah bagi umat muslim, bulan yang harus dihidupkan dengan kekhusyukan beribadah. Di malam-malam bulan Ramadhan, masjid-masjid ramai terisi jamaah untuk menjalankan ibadah sholat Tarawih, suara Tadarus Al Quran berkumandang menambah suasana religius bulan Ramadhan. Namun, saat memasuki bulan Ramadhan suara petasan yang memekakkan telinga juga mulai bermunculan. Mereka yang memainkan petasan mendatangkan kesenangan bagi pelakunya, namun dibalik perilaku tersebut terdapat hal-hal negatif yang dapat ditimbulkannya.
Tradisi petasan menjelang bulan Puasa seolah sudah membudaya di berbagai daerah. Tradisi ini biasanya terus berlanjut hingga malam takbiran Idul Fitri, yang menjadi ‘malam puncak’ main petasan. Ramainya pedagang yang menjajakan aneka petasan ini seolah mengubah suasana Ramadhan yang seharusnya nyaman untuk beribadah, menjadi mencekam.
Ramadhan adalah bulan yang harusnya kita lalui dengan suasana dan kondisi nyaman yang bisa mendukung kita untuk khusyuk beribadah kepada Allah. Kita hendaknya bisa menjaga kenyamanan selama bulan Ramadhan. Perbuatan yang mengganggu kenyamanan publik adalah perbuatan yang tercela dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri telah menggambarkan sifat seorang Muslim adalah yang memberi kenyamanan dan keamanan seperti dalam sabdanya: “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum Mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Ath-Thabrani)
Menyalakan petasan termasuk perbuatan yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain. Sering kita dengar keluhan mengenai petasan yang disulut mengeluarkan suara-suara menggelegar dan mengagetkan banyak orang. Tak jarang, saat umat Muslim akan shalat tarawih atau beristirahat pada malam harinya, mereka terganggu akibat suara ledakan petasan yang dinyalakan.
Di samping itu, petasan juga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Betapa seringnya kita mendengar dan melihat orang-orang yang celaka akibat petasan ini. Di antara mereka ada yang terluka, cacat bahkan mati lantaran ledakan petasan. Di samping kerusakan jiwa petasan juga menyebabkan kerusakan material, misal kebakaran.
Tak hanya itu, menyalakan petasan juga termasuk pada perbuatan mubadzir dan membuang-buang uang. Alangkah lebih baik jika uang yang dibelikan untuk petasan yang hanya untuk ‘dibakar’ kita sedekahkan agar mendapat pahala yang berlipat dari Allah SWT.
“Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap mubadzir. sesungguhnya orang yang suka bersikap mubadzir adalah teman setan.” (QS. al-Isra’: 26 – 27).  
Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari bermain petasan antara lain ancaman ledakan petasan yang dapat mengakibatkan luka secara fisik. Beberapa data tahun terakhir tentang korban petasan juga sudah ada. Suara petasan yang memekakkan telinga juga berpotensi membuat terkejut orang-orang yang sedang lelap tidur ataupun beristirahat karena bunyi petasan yang tiba-tiba, dan dapat mengancam keselamatan jiwa orang lain yang memiliki gangguan jantung ataupun yang tidak terbiasa mendapatkan kejutan seperti suara petasan. Terutama bermain petasan di jalan yang tentunya dapat mengganggu pengendara di jalan. Hal-hal ini seringkali diabaikan oleh orang-orang yang bermain petasan.
Demi kesenangan pribadi maka orang lain dirugikan. Apakah seperti ini yang namanya berkah bulan Ramadhan? Bulan suci umat Muslim akhirnya juga dinodai oleh perilaku negatif dan pelakunya orang-orang yang mengejar kesenangan pribadi.
Bulan Ramadhan seharusnya diisi dengan peningkatan ibadah sehingga kesadaran akan hal-hal yang sifatnya negatif perlu ditingkatkan untuk berubah menjadi lebih positif. Perlu adanya kesadaran bahwa memainkan petasan hanya merupakan kesenangan sesaat dan kurang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Seharusnya kita tidak boleh merugikan orang lain itu sebagai salah satu bentuk ibadah dalam relasi dengan orang lain di dunia.
Saya, dari kecil sampai segini gedenya paling takut sama petasan, boro-boro mainin. Pegang aja udah tutup kuping. Yahhh karena dulu tetangga ada yang main kembang Api, tiba-tiba Pohon palem yang menjulang tinggi tiba-tiba terbakar dan terbawa angin menyebar ke pohon-pohon sampingnya, udah sangat takut dan histeris soalnya disamping pohon palem itu banyak sekali pohon bambu yang disampingnya terdapat rumah-rumah warga.
Setelah 3 Jam kami berusaha memadamkan Api dengan cara menyiramnya dengan selang dari beberapa sumur-sumur warga, api tidak juga padam. Bara di pohon itu tetap menyala di terjang hembusan angin yang lumayan kencang.
Akhirnya para warga berinisiatif untuk Ronda malam itu mengawasi Bara Api pohon palem tersebut sambil menyemprotnya dengan air bergantian, dan setelah dilihat Bara api sudah tidak begitu besar, akhirnya mereka Gotong Royong untuk menebangnya malam itu juga.
Bisa dibayangkan, kalau sampai Api dari petasan kembang Api itu tidak juga padam? Bisa-bisa satu kampung itu terlahap Api karena percikan-percikan api yang dibawa angin itu sampai keatas genteng-genteng rumah dan ke pohon-pohon gersang lainnya.
Nah, Tradisi seperti ini merupakan tradisi yang tidak baik, khususnya untuk warga bangsa Indonesia. Sebab, banyak mudhorot (kerugian) yang akan timbul diakibatkan oleh petasan tersebut. Dan pastinya bermain petasan akan menjadikan seseorang boros dan membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bahkan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Walaupun mereka paham bahwa bulan Ramadhan adalah bulan mulia yang penuh berkah, namun kesadaran mereka untuk memperbanyak amalan kebaikan sangat lemah sekali. Mungkin salah satu penyebabnya adalah keiasaan buruk ini sudah sering dilakakukan yang mengakibatkannya kesulitan untuk meninggalkannya, khususnya setiap kali bulan Ramadhan tiba dan hari raya idul fitri.
Over All, Petasan memang sebuah kesenangan dan tradisi yang mungkin sulit untuk dihilangkan, walaupun sekarang Undang-Undang Negara tentang petasan juga sudah ada, tapi masyarakat masih saja memainkannya. Untuk adik-adik yang masih suka bermain petasan, ingat ya….petasan itu tidak aman bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, lebih baik uangnya ditabung buat beli barang yang lebih bermanfaat. Untuk kakak-kakak dan para orang tua, mari kita memberikan contoh yang baik buat adik-adik kita, ingat! sudah banyak sekali korban dari petasan, entah itu hanya luka-luka ataupun sampai meninggal dunia. Tidak mau kan kalau sampai keluarga kita menjadi Korban? Mari kita perbanyak ibadah dalam bulan Ramadhan yang tinggal beberapa ini, mari menyambut kemenangan dengan suka cita, semoga tidak ada duka korban petasan tahun ini.

sumber:
islampos dot com
novawijaya86

lima petasan mahal uang seratus ribuan

berawan com lima petasan mahal uang seratus ribuan



0 komentar:

Post a Comment