Friday, October 10, 2014




Aku memilih Setia Padamu

Aku terbangun di pagi yang cerah. Hari ini mungkin hari bahagia dalam hidupku. Perkenalkan, namaku Dea Melinda. Biasa dipanggil Dea. Aku kelas XI IPA 2, di salah satu SMA di Jakarta.

FlashBack, Hari ini adalah hari dimana aku genap 1 tahun berpacaran dengan Julham. Dia adalah sosok lelaki yang sempurna di mataku. Selama berpacaran dengan dia, aku merasa selalu bahagia.

Aku bergegas mandi dan sarapan. “TIN TIN” suara klakson motor Julham yang sudah terparkir di halaman depan rumahku. Aku segera keluar. “Pagi sayang…” Sapanya. “Pagi juga. Tumben kamu panggil aku sayang?” Ucapku heran. Memang, selama ini jarang dia memanggilku sayang, dia lebih senang memanggilku “Tuan Putri” entah darimana dia dapat kata panggilan itu. “Sekarang kan hari jadi kita, masa gak boleh panggil mesra sih?” Jawabnya “Oh, iya iya… Kirain kamu gak inget. Ya udah, jangan ngobrol mulu telat nih…” Omelku sambil menunjukkan jam tanganku “Oke deh, naik Tuan Putri…” Balasnya. Aku segera naik motor Ninjanya.

Aku segera turun dari motornya. Aku telah sampai di sekolah, kebetulan sekolahku dengan Julham sama. Hanya beda di kelas saja, dia kelas X dan aku kelas XI. Yap! Dia memang lebih muda dariku. Tapi, apa itu menjadi masalah? Tentu tidak kan?. “Dah sayang…” Ucap Julham melambaikan tangan kepadaku saat kita berpisah kelas “Dah…” Balasku melambaikan tangan padanya. “Hai Dea…” Ucap Husna mengagetkanku. Dia adalah Best Friendku. “Eh Husna. Ada apa?” Tanyaku “Enggak ada apa apa kok… Gimana Julham? Dia ngasih kamu apa? Bunga mawar? Atau puisi puisi romantis?” Jawab Husna balik tanya. “Ih, apaan sih? Gak kok, Julham gak ngasih apa apa…” Jawabku “Hah? Masa sih? Sekarang kan hari jadian kalian” Ucapnya sambil menaikkan alisnya penuh curiga. “Enggak kok, lagian kamu Kepo banget..” Balasku. Memang, Sahabatku ini terkenal kepo. “Hihihi, kan cuma nanya. Ya udah masuk kelas aja yuk” Ajaknya.

“Selamat pagi anak anak” Sapa Guru “Pagi Pak…” Balas anak anak kelasku. “Kita akan kedatangan murid baru. Silahkan masuk…” Ucap Guru. Seseorang cowok masuk ke kelasku. Tunggu?! Bukankah itu… “Silahkan perkenalkan diri” Kata Guru “Perkenalkan semua, nama saya Irwan Hidayah. Panggil saja saya Irwan. Saya pindahan dari salah satu SMA di Bandung.” Ucapnya memperkenalkan diri. “Dea bukannya itu Irwan?” Ucap Husna lirih. “Iya Na, kayaknya dia Irwan..” Jawabku. Irwan segera duduk di bangku belakang.

Saat istirahat. “Ke kantin yuk Na..” Ucapku mengajak Husna pergi ke kantin. “Enggak bisa deh Dea. Lagi Skype sama Karel nih…” Jawabnya. Karel adalah pacar Husna. Mereka lain dengan ku dan Julham yang sama sama masih SMA, Karel sudah kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. “Jiiahh, Iya deh yang lagi pacaran..” Balasku “Kamu bukannya ada Julham? Jam segini kan dia udah istirahat” Ucap Husna tanpa lepas dari penglihatan di Handphonenya “O iya… Hehehe makasih udah ngingetin ya…” Jawabku

Aku segera keluar kelas. “BBRUUKKK!” Seseorang menabrakku. Dia membantuku berdiri. Ku tatap wajahnya. Dia adalah… Ku segera pergi meninggalkannya. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi. Aku menutup mata dengan tanganku. BRUK Aku menabrak seseorang yang ternyata Julham. “Kamu kenapa? Kok jalan sambil tutup mata?” Tanyanya “Ehm, eh, gak papa kok…” Aku jadi salah tingkah menjawab pertanyaannya. “Yakin? Apa ada orang yang buatmu terluka? Biar aku hajar orang itu!” Ucap Julham “Eng, enggak kok… Gak papa… Kita ke kantin aja yuk” Ucapku menggandengnya ke Kantin.

“Untuk memperingati hari jadi kita, ntar kita jalan ya..” Ucap Julham memulai pembicaraan. “Eh, iya Ham. Aku sih mau mau aja..” Jawabku. “Oh, ya… Ada anak baru di kelas kamu ya?” Tanyanya “Iya, namanya Irwan..” Jawabku “Ganteng gak?” “Eh, hm gak lah!” Tungkasku “Gantengan aku apa dia?” “Gantengan dia dikit sih…” Julham mencemberutkan bibirnya. “Hahaha… Tenang… Maksudnya, dia gantengnya dikit kamu banyak…” Ucapku sembari mencubit pipinya “Oh, hehehe… Kirain…” Jawabnya. Aku mengobrol berbagai hal dengan Julham, kadang disela canda tawa kita. Tunggu! Aku merasakan ada yang mengawasi aku dan Julham. Aku mengengok ke kanan dan kiri. Ada seseorang di balik pohon. Dia, dia Irwan!. “Ada apa sayang?” Tanya Julham mengagetkanku “Eh, ehm.. enggak papa kok… Mungkin aku hanya berhalusinasi saja..” Jawabku. KRIINNNGG Bel tanda masuk berbunyi.

“Huufffttt” Aku menghela nafas panjang “Kenapa De?” Tanya Husna “Ah, enggak kok… lagi bayangin entar malem aja… hehehehee” Jawabku “Pasti jalan sama Julham ya?” “Iya dong…”. Pelajaran dimulai. Pelajaran yang bisa dibilang membosankan. 1 jam berlalu, 2 jam berlalu, 3 jam berlalu, 4 jam berlalu, dan KRIINNGGG. Yuhuuyy.. bel pulang berbunyi… Aku segera keluar kelas. Disana sudah ada Julham yang menungguku. “Siang…” Sapanya “Siang juga…” Jawabku. “Tuan Putri, aku punya usul..” Ucap Julham.
“Usul apa?”
“Kamu kan bendahara Osis, gimana adain acara amal?”
“Hm.. Boleh..”
“Acaranya konser musik ya..”
“Hahaha mentang mentang sudah punya band nih.. :p”
“Hahaha.. iya.. aku kan ketua I PK, jadi kalau gak boleh aku dukung deh..”
“Oke, Pulang yuk.. Aku mau tidur buat entar malem begadang sama kamu..”
“Hahahaa yuk”
Aku segera menaiki motor Julham dan puulang…

Malam tiba. Malam yang paling aku tunggu. Aku memakai baju kesukaanku. TIN TIN bunyi motor Julham. “Dea, sudah ada Julham tuh…” Teriak mama “Iya ma!” Jawabku. Aku segera menghampirinya. “Malam ini kamu cantik deh Tuan Putri..” Pujinya “Ih apaan sih Julham, jadi kemarin kemarin aku gak cantik donk?” Ucapku “Bukan gitu… sekarang lebih istimewa gitu..” “Hahaha.. Udah deh jangan muji muji mulu.. berangkat yuk” “Hahaha… Silahkan naik Tuan Putri..” Aku menaiki motornya.

Sampailah di sebuah Restoran. Restoran yang bagus menurutku. “Silahkan..” Sapa para pelayan “Terimakasih..” Ucapku. Aku duduk di sebuah bangku di meja yang dihiasi lilin yang menyala. Sungguh anggun. “Julham, aku mau ke kamar mandi dulu ya…” Ucapku bergegas ke kamar mandi.

Saat aku mau masuk ke kamar mandi, aku berpapasan dengan Irwan. Kenapa dia disini juga ya? Pikirku. Aku segera memasuki kamar mandi aku tatap kaca yang berada disitu. Aku merapikan segala yang ada pada diriku. “Mungkin, aku wanita yang beruntung mendapatkan Julham?” Ucapku sendiri. Ku segera keluar dari kamar mandi. Dan lagi lagi berpapasan dengan dia. Kutatap matanya. Dia juga menatapku. Kupalingkan wajahku. ku segera berjalan. Tunggu! Dia menahanku!. “Dea, maafin aku ya… Aku, aku masih cinta sama kamu..” Ucapnya. Terserantak aku kaget! Aku gak tau harus bilang apa… “Enggak Wan, enggak… Aku gak bisa nerima kamu lagi!” Kataku dalam hati.

“Udah sayang?” Tanya Julham sesampainya aku disana “Udah” Jawabku seakan tidak terjadi apa apa. Dinnerku berjalan lancar kecuali yang tadi. Ah sudah lupakan! Sampai akhirnya Julham memberiku sepotong kue. Makanan penutup katanya. Aku memakannya. Seperti ada sesuatu. Aku mengambil sesuatu yang mengganjal di mulutku. Ternyata itu sebuah cincin!. “Julham..” Ucapku pelan “Iya Tuan Putri.. Ini cincin untukmu.” Jawabnya mengambil cincin di tanganku dan memakaikannya pada jari manisku “Makasih..” Ucapku “Iya sayang, ini tanda cinta tulusku padamu..” Ucapnya. Aku memeluknya. Sejenak kulihat irwan yang duduk di belakang mejaku dan di belakang bangku Julham selisih 4 meja. Dia terlihat sangat terpukul melihat aku dengan Julham. Tapi aku abaikan. “Jangan meluk mulu dong.. malu..” Ucap Julham mengagetkanku “Eh, hehe maaf… Saking senengnya sih..” Balasku melepas pelukanku. Malam ini, malam terindah dalam hidupku.

Sekarang 2 hari menjelang acara konser musik. Aku, Julham dan sejenak siswa lain menyiapkan konser itu. Aku mengangkat barang barang yang perlu disiapkan. Aku mengelap keringat yang mengucur di dahiku. Melelahkan… “Kalau capek, istirahat aja..” Saran Husna “Enggak kok..” Jawabku. Biarlah, aku kan juga ingin membantu sepenuhnya. Aku mengangkat sebuah kotak untuk dipindahkan ke panggung. Saat aku memegang kotak itu untuk mengangkatnya, Irwan juga memegang kotak itu. “Dea..” Ucapnya lirih. Aku tak kuasa menatapnya. Aku berlari menjauhinya. Dia mengejarku. BRUK.. Aku jatuh di pelukan Julham. “Kamu kenapa?” Tanya Julham. Aku hanya menggelengkan kepala dan tetap memeluknya. “Dea.. Maaf..” Teriakan Irwan melemah saat melihatku berpelukan dengan Julham. “Dea, jadii..” Julham ikut ikuta terdiam. Dia segera melepaskan pelukanku dan menghampiri Irwan. “Maksud lo apa mau nyakitin cewek gue hah?!” Ucap Julham dengan amarah “Maksud gue..” “BBUUKKK” Belum sempat Irwan menjawab pertanyaan Julham, Julham sudah memukulnya. Aku gak bisa melihat semua ini tejadi. Irwan bangkit dan hendak balik memukul Julham. Aku segera menghalanginya dan “BBUUKKK” sebuah hantaman keras terkena kepalaku. Aku pusing.. “Dea, maafin aku, aku gak bermaksud mukul kamu..” Samar samar terdengar suara Irwan. “Lo, lo, arrghh!! (menunjuk Irwan) Dea…” Ucap Julham menggendongku. Dan itu kata kata yang ku dengar. Setelah itu pandanganku gelap.

Aku terbagun di ruang kesehatan sekolah. Di sampingku ada Julham yang setia menunggu. “Dea, Dea, kamu sudah sadar?” Ucapnya. Ternyata aku pingsan!. “Dea, maafin aku.. Gara gara kamu ngelindungin aku, kamu jadi kayak gini..” Lanjutnya sambil memegang tanganku. “Iya Ham, gak papa kok.. Seharusnya kan kita saling melindungi..” Jawabku “Tapi…” “Hushh! Gak ada tapi tapian” Belum sempat menyelesaikan kata katanya sudah dipotong olehku. “Sebenarnya siapa sih dia?” Tanya Julham penarasaran. “Suatu saat, akan aku ceritakan..” Jawabku. Dia hanya menunduk.

Menjelang 1 hari sebelum konser. “Ih, Julham di telpon gak bisa” Ucapku mencemberutkan bibir. Aku hanya diam di kamar. Julham ditelpon gak bisa, SMS gak dibales. Huh!. DRRTTT handphoneku bergetar. Ada SMS..
*Julham*
Maaf ya Sayang aku baru buka Handphone
Hari ini aku harus latihan Band, jadi gak bisa nemenin kamu…
Maaf baget ya sayang,
Emmuuuahhhh :*

Yah, Julham. Daripada aku Badmood mendingan ke danau aja lah.

Sampailah aku di sebuah danau dekat perkarangan rumahku. Aku duduk di salah satu sisi danau dan menceburkan sebagian kakiku di air. Ya, ini yang biasa aku lakukan di lagi Badmood. “Hay..” Sebuah suara menyapaku. Aku lihat, dia Irwan! Karena lagi BT aku abaikan saja. “Maafin aku ya..” Ucapnya lagi “Hmm” Aku hanya berdehem. Dia duduk di sampingku. “Langitnya gak bersahabat ya..” Ucapnya memulai pembicaraan “Ya..” Ucapku singkat. Sampai akhirnya kami mengobrol obrolan ringan. Irwan masih yang seperti dulu, Irwan yang asik.

“BYYUURR” Suara hujan mulai turun. Aku dan Irwan segera berteduh di pohon dekat situ. Dia menatapku. Aku balik menatapnya. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Sepertinya kita akan berciuman. Saat bibirnya hampir mendarat di bibirku, bayangan Julham muncul. Aku segera bangkit sebelum itu terjadi. PPLLAKKK! Aku menamparnya. Dia meresapi tamparan itu. Aku berlari di tengah hujan. Dia mengejarku. Aku menangis.. Maafkan aku Julham.. dan BRRUUKK aku tersandung sesuatu. Dengan cepat aku bangkit. Tapi kalah cepat, Irwan sudah menangkapku. Dia memegang kedua lenganku. Dia menatapku, aku memalingkan wajahku. “Dea, aku masih cinta sama kamu.. Maafin aku tentang masa lalu kita…” Ucapnya “Ehm, maaf Wan.. Kamu itu mantan aku.. Aku udah punya Julham.. Aku gak mungkin menghianatinya..” Jawabku. “Tatap mataku! dan bilang KAMU GAK CINTA SAMA AKU..” Ucapnya memaksaku. Aku tak kuasa. Demi menunjukkan kesetiaanku dengan Julham, aku menatap matanya. “Wan, aku gak cinta lagi sama kamu.. Di kehidupanku udah ada Julham, Aku mememilih setia dengan dia.. Dia gak mungkin ninggalin aku, dia cowok yang baik..” Ucapku. Dia melepaskan tangannya dari lenganku. Aku segera berlari. Aku melihatnya sedang menunduk. Percalah.. gak hanya aku cewek di dunia ini..

Konser acara amal tiba. Aku memakai gaun dress warna biru pemberian Julham. Aku ingin terlihat cantik di matanya. “Kamu cantik…” Pujinya. Aku hanya tersenyum. “Kamu mau nyanyi lagu apa?” Tanyaku “Pokoknya, spesial buat kamu..” Jawabnya membuatku penasaran. Akhirnya dia maju dan bersiap bernyanyi. “Ini lagu untuk menghargai cinta kita. Cintaku dan Dea?” Ucap Julham. Aku hanya tersenyum. Julham menyanyikannya dengan sangat bagus. PPROOKK PPRROOKK PPROOKK semua bertepuk tangan saat Julham selesai bernyanyi. Setelah beberapa siswa bernyanyi giliran aku. Aku segera maju ke panggung. “Ini lagu untuk seseorang, aku akan jelaskan setelah lagu ini berakhir..” Jelasku

“Ada banyak cara Tuhan hadirkan Cinta..
Mungkin engkau adalah salah satunya..
Namun engkau datang disaat yang tidak tepat..
Cintaku telah dimiliki..
Inilah akhirnya harus ku akhiri..
Sebelum cintamu, semakin dalam..
Maafkan diriku, memilih setia..
Walaupunku tau cintamu, lebih besar darinya..”

Aku menyanyikan lagu Fatin – Aku memilih setia. Aku nyanyikan lagu itu sebaik mungkin. Mungkin, lagu ini sangat cocok untukku. PPRROOKK PPRROOKK Tepuk tangan setelah aku menyanyikan lagu itu. “Ini lagu untuk Julham dan Irwan. Maafkan aku Irwan, aku gak bisa hidup sama kamu.. Aku memilih setia sama Julham. menurutku, Julham adalah cowok yang baik. Dia tidak akan meninggalkanku tidak sepertimu dulu. Kau hanya masa laluku, Masa depanku adalah Julham. Jadi, aku gak mungkin bersamamu lagi.. Masih banyak cewek selain aku di dunia ini.. Dan Julham, aku sangat mencintaimu. Aku sangat tulus mencintaimu. Aku akan menerimamu apa adanya?” Jelasku. Aku segera turun dari panggung dan memeluk Julham. “Ciyee…” Semua bersorak kepadaku. Kulihat Irwan menundukkan kepalanya, mungkin dia sadar bahwa aku sudah dimiliki orang lain.

Sejak saat itu, Irwan tidak pernah mengejarku lagi. Irwan ternyata sudah punya pacar, Tasya namanya. Ku harap, Irwan setia dengan Tasya. Sementara aku, Aku hidup bahagia dengan Julham. Dan sekarang, aku sedang menyelesaikan kuliah S1 ku. Tahun depan, aku akan menikah dengan Julham. Aku memilih nikah muda. Keburu ada yang naksir aku lagi hihi. Inilah akhir cerita hidupku, semua ini terjadi karena “AKU MEMILIH SETIA”

Cerpen Karangan: Husna Lukitaningtyas
Facebook: Husnaa Kuroyukihime Lotus
Namaku Husna. Aku baru berumur 13 tahun. Ini bisa dibilang kisah nyata sahabatku. Aku berusaha buat persis dengan cerita nyatanya. Cita citaku menjadi seorang novelis.
Maaf kalau ada kesalahan kata, kalimat, maupun ucapan

ttd
Husna.

sumber : cerpenmu com




aku memilih setia




0 komentar:

Post a Comment