aku love papa i love mom suatu hari nanti aku akan buat kalian bangga
Mencapai Inginmu, Ayah...2 Bulan semenjak bapak meninggal, saat ku panjatkan doaku untuk beliau, entah mengapa aku menangis tak karuan. Aku tipe orang yang jarang sekali menangis, bukan karena hatiku sudah mati, namun aku tak ingin menunjukkan kesedihanku kepada orang lain. Sebisa mungkin aku akan memberikan aura keceriaan kepada mereka yang ada di sekitarku.
Tangisan itu, entah mengapa, sangat deras kurasa. Sejak sepeninggalan bapak, aku tiga kali menangis seperti ini. Tangisan yang tak pernah aku alami sebelumnya, sendiri, setelah sholat subuh. Dengan keadaanku seperti ini, mungkin aku menangis karena aku belum bisa memberikan yang terbaik untuk beliau. Aku mungkin yang paling tahu, aku dibanggakan oleh bapak atas prestasi akademikku. Meskipun aku tak sepandai bapak, tapi mungkin kebanggaan bapak atas diriku sangatlah beralasan. Bapak selalu membanggakan gelar sarjanaku, meskipun aku merasa bahwa aku hanya lulusan sarjana hukum biasa, dan ribuan bahkan ratusan ribu orang di luar sana yang juga memiliki predikat yang sama denganku. Saat itu aku berpikir, kenapa bapak selalu menceritakan kelulusanku, sedangkan aku hingga saat ini belum mendapat pekerjaan tetap seperti yang diinginkan oleh bapak. Apakah menjadi hakim atau seorang pengacara atau pegawai kantoran seperti bapak dulu. Namun meskipun aku belum mendapatkan pekerjaan sekalipun, bapak selalu membanggakanku.
Ternyata bukan hal yang seperti aku bayangkan, bapak membanggakanku bukan karena beliau sombong kepada orang lain, bukan karena ingin di cap bapak orang yang berhasil di mata orang lain. Namun karena dulu bapak hanyalah seorang tamatan SMA biasa dan mendapat pekerjaan hanya dengan ijazah SMP, dan sekarang melihat diriku menyelesaikan pendidikan sarjana, semua orang tua pasti bangga dengan apa yang dicapai oleh putranya, terlebih lagi itu adalah putra bungsunya. Ada kebanggaan tersendiri di mata beliau, dan itu membuat beliau merasa, “aku bangga terhadapmu, nak. Karena kau telah memberikan yang terbaik kepadaku”.
Kebanggan bapak bukan karena aku merantau jauh dari orang tua, namun pernah sekali waktu (menurut cerita bapak), beliau bertemu dengan seorang hakim di PN Jombang, dan saat itu bapak bercerita bahwa dia memiliki seorang putra yang sedang menempuh kuliah di Fakultas Hukum Unpad. Mendengar cerita bapak, seorang hakim itu kemudian dengan antusias memberikan tanggapan kepada bapak dan memberikan pernyataan kepada beliau bahwa lulusan Unpad banyak yang berhasil dan banyak juga yang menjadi hakim. Sejak itulah bapak seperti menyadari bahwa aku kuliah di jurusan yang tepat. Dan semenjak itu beliau selalu bercerita kepada teman-temannya bahwa aku lulusan hukum unpad, meskipun yang diajak bicara tidak mengerti unpad itu berada dimana.
Sekarang, dua bulan sepeninggalan beliau, aku masih teringat dengan tanpa cela bagaimana kalimat bapak saat menceritakan seorang putranya yang hanya lulusan sarjana biasa, namun di mata beliau, itu adalah hasil kerja keras beliau yang dapat memberikan gelar sarjana kepada ke-empat anak-anaknya, meskipun bapak hanyalah seorang pegawai kantoran biasa. Dan sekarang aku mengerti mengapa bapak begitu antusias terhadap diriku, karena beliau yakin, aku akan menjadi seorang yang hebat. Seorang yang bahkan bisa kembali dibanggakan apabila aku mendapat pekerjaan yang tepat. Bagi beliau, bahkan saat aku belum mendapat pekerjaan, beliau tidak pernah menanyakan atau mempermasalahkan kenapa aku belum juga mendapat pekerjaan. Beliau seakan mengerti bahwa akan ada saatnya tiba, aku akan bisa membanggakannya kembali. Karena beliau percaya kepadaku, karena beliau yakin akan kemampuanku. Meskipun mungkin, beliau tak lagi dapat berada di sisiku dan melihat diriku saat aku berhasil nanti.
Bapak, aku jarang sekali bisa memelukmu, mungkin saat itu malu untuk memelukmu, namun dari lubuk hati yang paling dalam, aku sangat menyesali diriku yang tak bisa lagi memelukmu, bahkan aku tak bisa mengantarkanmu untuk yang terakhir kalinya menuju Allah. Aku minta maaf bapak, aku yang kurang mengerti perasaannmu, aku yang kurang peka terhadap perjuanganmu. Suatu waktu nanti, aku pasti akan mencapai inginmu, bapak…… terima kasih, aku akan selalu berjuang untukmu, berdoa untukmu, dan akan selalu membanggakanmu kepada anakku kelak.
berawan com aku love papa i love mom suatu hari nanti aku akan buat kalian bangga
0 komentar:
Post a Comment