Monday, May 5, 2014

kalo nggak naksir jangan baik sama aku dong harusnya



Aku lupa sesuatu. Bukan, aku memang sengaja melupakannya. Hm, berbulan lalu aku berfikir, bagaimana bisa aku harus hidup tanpa ada kamu disekitarku, lagi. Sekarang aku harus mulai melupakan jika kamu pernah kembali lagi di kehidupanku.
Bukan hanya satu atau dua bulan untuk membuat hatiku kuat dan yakin bahwa kamu memang sudah tidak ada lagi. Dulu diawal aku kehilanganmu.

Tapi nyatanya, takdir mulai bermain. Kita bertemu. Oh bukan, aku menemukanmu lagi. Yang dengan tidak sopan mengobrak abrik apa yang sudah aku tata selama bertahun-tahun tanpa kamu. Yang langsung mengorek habis luka lama yang sudah dengan susah payah aku sembuhkan sendiri. Pantaskah kau melakukan itu? 
Dulu, tak semudah sekarang, memang. Dulu, tak sehangat sekarang. Tapi saat dimana kita harus berpisah untuk yang kedua kali, itu lebih menyakitkan dari yang dulu. Mungkin karena aku yang terlalu bodoh. Ya, memang aku yang bodoh.

Apakah aku boleh merasa takut? Apakah aku boleh merasa sedih? Memang punya hak apa kamu melarangku untuk hal itu. Kamu sama sekali tak berhak dengan apa yang aku rasakan. Kamu bahkan tak berhak menjauhi aku jika memang aku menyukaimu. Karena aku tak menuntut tanggung jawab darimu untuk menyadarinya.

Boleh aku sedikit bercerita? 
Dulu, sewaktu kita kecil dan belum mengetahui apa itu cinta, banyak anak-anak perempuan yang mengagumimu. Kamu pintar, bintang kelas, mempunyai wibawa. Jadi anak perempuan mana yang tidak tertarik. Begitu pula aku. Yang bisa dibilang pengagum beratmu.
Mereka saling bertukar cerita tentangmu. Saling menertawakan kebodohan mereka karena menyukaimu. Ya mereka memang bodoh, termasuk aku. Tapi lama kelamaan aku sadar. Yang paling bodoh adalah aku.

Bulan berganti tahun. Semua sudah memiliki pendirian sendiri. Sedikit demi sedikit pengagummu berkurang, sedikit demi sedikit. Dari yang hampir perempuan seisi kelas, setengah kelas, seperempat kelas, sampai hanya aku yang tersisa. Aku ingin berhenti, sangat ingin berhenti. Tapi entah apa yang membuat aku tak bisa melakukannya. Tahun, tahun, tahun, haruskah aku menghitung sampai saat ini?
Aku tak tau pasti kapan memulainya. Tapi yang aku tau rasa itu muncul ketika kita masih dicap sebagai anak ingusan. Kecil, belum tau apa-apa. Tapi tidakkah kamu menyadari? Saat ini kita bukan anak kecil lagi, bahkan bukan remaja lagi. Saat ini kita menginjak usia dimana gelar dewasa akan memyandangkan statusnya pada kita. Bisakah kau bayangkan selama apa itu?

Aku yang bodoh. Karena memang dari awal kamu menginginkan aku pergi. Hanya aku saja yang tak mau pergi. Beratus kata menyakitkan kau lontarkan. Beribu kata menyadarkan mereka utarakan padaku. Tapi kenapa baru saat ini aku sadar, bahwa memang kamu yang tak pantas buat aku. Bukan aku yang tak pantas buatmu.

Cukup dua kali takdir mempermainkan aku. Ini adalah selamat tinggal yang terakhir. Karena besok ataupun kapan aku tak mau lagi bertemu denganmu. Karena bila hal itu terjadi, aku tak akan kuat lagi untuk pergi. Terimakasih :))


berawan com kalo nggak naksir jangan baik sama aku dong harusnya

0 komentar:

Post a Comment