Monday, May 5, 2014

hey cowok bego jangan cuek nanti aku diambil orang

It's You
“Ada salam tuh Ka”, ucap Mawar teman sebangku Melati sesaat setelah ia duduk di sebelah Melati.

“Who, Maww?”, Melati bertanya dengan nada yang malas.

“Who else? It’s still from Jono”, jawab Mawar.

“Oh, yeah. And who cares?”, ucap Melati makin malas.

“Lo kenapa sih Ka? Jono is worth it enough for you. Dia cakep kan dan banyak cewek-cewek yang mau sama dia, but see? Dia maunya sama lo”, Mawar menerangkan dengan semangat.

“I know, Maww. He is handsome. Not bad. But see? He can’t even play piano. Dia bukan cowok mesos. Dia cuek banget sama penampilannya. Just wearing flannel and converse is not enough for me. And the important one, dia gak wangi. Dia pasti gak pernah pake parfum. At least, he is not my type, Maww. Understand?”, jawab Melati gak kalah semangatnya sama Mawar.

“Oke… I really know it, he is not your type. Tapi apa salahnya mencoba? Ya mungkin Jono itu cowok yang baik buat lo. Who knows, Melati?”

“Oh… ter-se-raaaah.”

***

“Hei, Melati. Do you mind if I sit beside you?”, Jono tiba-tiba menghampiri Melati yang lagi duduk sendirian di kantin.

“Yes, please”, jawab Melati dengan senyum seadanya.

“Melaa… Sabtu ini kamu kemana? Aku boleh yah ajak kamu nonton?”, Jono langsung to the point ngomong sama Melati.

Sebenernya Melati gak mau tapi kalo diliat lama-lama Jono itu emang cakep dan keren. Melati jadi inget ucapan Mawar tadi, gak ada salahnya mencoba. Lumayanlah daripada boring diem dirumah seharian karena jomblo.

“Boleh, Bay. Ntar jemput aja kerumah. Ntar aku bbmin ya alamatnya.”

Jono keliatan seneng banget, matanya bersinar-sinar seakan gak percaya kalo Melati mau diajak jalan. Melati memperhatikan ekspresi Jono. Lucu, ucapnya dalam hati. Ada sedikit rasa kaya kesetrum di hatinya Melati. Tapi dia gak sadar.

***

Hari itu berjalan dengan indahnya buat Jono, Melati cantik banget hari ini pake rok jeans, kemeja kotak-kotak, dan topi fedora kesayangannya. Sepanjang hari itu, Jono terus melemparkan ‘kode’ sama Melati. Mencoba mengatakan secara tidak langsung kepada Melati kalo dia suka sama cewek cantik itu. Melati gak membalas, dia cuma senyum-senyum menanggapi kelakuan Jono yang emang lucu dan natural.

2 bulan sudah Jono bulak-balik mengantarkan Melati sepulang sekolah. Dan gak pernah melewatkan malam minggu bareng Melati.

“Gue tahu lo pasti udah jatuh cinta sama Jono sekarang, even he is not your type, right?”, tanya Mawar.

“I don’t know. Gue akui, Jono itu lucu. Dia selalu sukses membuat gue ketawa dan gue ngerasa comfort jalan bareng dia. But I’m still realizing that he is not my type.”

“Ya, but you fallin’ in love with him!”

“Maybe. I’m not sure.”

***

Malam itu, malam minggu. Jono mengajak Melati makan di restoran yang bisa dibilang paling romantis di kota itu. Jono berniat menembak Melati.

“Hey, sweety. I know, you know that I love you. Mungkin 2 bulan ini, aku rasa waktu yang cukup buat pendekatan sama kamu, Melaa. So, do you gonna be my girlfriend?”, ucap Jono langsung ke pokok pembicaraan. Melati menghela nafas. Dia belum mau jawab ‘iya’ tapi gak mau juga menjawab ‘engga’. Melati gak mau menyiaka-nyiakan cowok baik dihadapannya. Yang selalu ada setiap saat buat Melati.

“Give me time, Bay. Aku boleh yah gak jawab sekarang? Tapi pasti aku jawab ko.” Melati tersenyum.

Kini giliran Jono yang menghela nafasnya.

“No problem. I’ll wait, Melaa.”

***

Malam minggu berikutnya tiba. Melati belum jaga menjawab pertanyaan Jono. Tapi selama seminggu ini, mereka sudah selayaknya orang pacaran. Setiap jalan bareng, Melati gak pernah melepaskan genggaman tangan Jono. Jono juga selalu menutup percakapannya di bbm dengan kalimat ‘I love you’ dan Melati gak keberatan. Kali ini Jono mengajak Melati ke rumahnya.

“Aku kenalin sama mama, papa, dan kakak aku yah. Mau gak?”, tanya Jono pada Melati. Melati mengangguk. Mereka pun tiba di kompleks perumahan mewah di kota itu. Melati duduk di ruang tamu. Menunggu Jono yang sedang memanggil anggota keluarganya. Melati melihat sesosok laki-laki tinggi, ganteng, dadanya bidang, dan wangi banget. Cowok itu berjalan mendekati Melati.

“Hai, saya Rangga. Kakaknya Jono. Kamu pasti Melati kan.” Melati Cuma bisa menganga.

God! He is great! Ganteng banget. Ucap Melati dalam hati.

“Melaa, ini mamah dan papah aku.” Perkataan Jono memecahkan kebengongan Melati.

“Oh, iya.” Malam itu pun mereka semua larut dalam malam minggu yang indah. Makan malem bareng dan Melati gak berhenti menatap Rangga, kakaknya Jono yang ganteng keparahan.

Setelah beres makan, kak Rangga berjalan mendekati piano yang berada di sudut ruangan rumah itu. Dan dia mulai memainkan piano dengan apik. Melati merinding. Kaget. Selain ganteng dan wangi, kak Rangga juga jago main piano. Melati bener-bener kagum. Sampai akhirnya kini dia berada di depan rumahnya di dalam mobil duduk disebelah Jono.

“Bay, I think my time is over. I wanna be your girlfriend”, kalimat yang Jono tunggu-tunggu akhirnya keluar dari mulut mungilnya Melati.

Jono diam, dalam hatinya dia seneng banget.

“Finally you are mine.” Ucap Jono sambil mencium tangan Melati.

Melati pun pulang dengan rasa bahagia, bukan karena dia sudah jadi pacar Jono sekarang, tapi lebih karena kak Rangga, kakaknya Jono.

***

Melati mengambil buku agendanya. Dia selalu menulis kejadian-kejadian keren di bukunya itu bisa dia gak lupa. Dan malam itu Melati menulis.

Oh, God. Rangga! He is really-really the one! Dia bisa main piano, wangi banget, dan gayanya mesos. He is my type! Gue suka banget! Hm… Ya, I know, sekarang gue adalah pacar dari adiknya Rangga. It means gue selalu bisa liat Rangga kapan pun gue mau. Gue bisa mengaguminya dari dekat. Gue akan jaga hubungan ini sama Jono supaya gue bisa deket sama Rangga terus. Ah, I love you Rangga! Oh, sorry Bay, I love you and I love your brother more.

***

Melati gak pernah melewatkan waktunya untuk menulis segala kekaguman soal Rangga di buku agendanya. He is so handsome, he is talented, he is lovely brother, he is awesome, he makes me crazy. Dan masih banyak lagi. Sudah hampir setahun Melati berpacaran dengan Jono. Jono yang tulus mencintainya selalu menghibur Melati disaat Melati lagi ada masalah. Jono selalu bisa membuat Melati senang. Jono baik, dia laki-laki yang sangat baik buat Melati. Tapi Ranggalah yang selalu ada pikiran Melati. Melati belum jaga menyadari kalo Jonolah yang selalu ada buat dia.

Sampai tiba malam itu. Jono tiba-tiba datang kerumah Melati dengan ekspresi wajah kecewa dan marah.

“Ikut aku sebentar ya”, Jono menarik tangan Melati masuk ke dalam mobilnya.

Dia memperlihatkan buku agenda Melati di hadapan wajah cewek itu. Melati kaget setengah mati. Ternyata buku yang dia cari-cari selama ini ada di tangan Jono. Dan Melati yakin kalo Jono udah baca semuanya. Jono menunduk. Ada air mata yang terlihat mengalir dari mata Jono, Melati makin gelisah.

“Melaa… kamu tahu hancurnya hati aku kaya apa setelah baca buku ini? Setelah hampir setahun kita pacaran, ternyata kamu bisa setega ini sama aku, Melaa. Aku tulus sama kamu, you are really my only one. Tapi kamu? Kamu pacaran sama aku just because of you like my elder brother. Supaya kamu bisa deket terus sama dia, bisa liat dia dari deket. Sakit banget, Melaa. Aku pikir kamu bener-bener sayang sama aku. But know I realize that I’m not your type and Rangga is your type. Aku emang gak bisa main piano, gak wangi, dan bukan cowok mesos. But I do love you.” Melati menangis, Melati gak tau harus ngapain.

“I’m sorry, Bay… aku gak pernah niat mempermainkan kamu selama ini. Aku minta maaf. Kamu laki-laki yang sangat baik buat aku. Aku sayang sama kamu, Bay.” Melati mencoba meyakinkan Jono supaya gak memutuskan hubungan mereka.

Entah karena apa, tapi Rangga bener-bener bukan alasan Melati waktu itu.

“I don’t know. Kita putus ya, Melaa. Aku gak mau menjalani hubungan yang timpang gini. I do love you and you don’t . So, buat apalagi, Melaa? Kamu tenang aja, aku gak benci sama kamu.Karena aku gak bisa benci sama kamu, aku sayang sama kamu, lebih daripada yang kamu tahu.” Melati gak menjawab, air matanya terus mengalir.

Ada perasaan menyesal dalam dirinya, seperti ada pemberontakan akan ucapan Jono tadi. Tapi Melati terlalu merasa bersalah untuk angkat bicara dihadapan Jono. Melati cuma bisa pasrah. Dan hubungan itu pun berakhir.

***

Minggu berikutnya, Jono menghampiri Melati di sekolah. Akhir-akhir ini Melati suka ngelamun karena dia merasa kosong tanpa Jono.

“I have some god news for you, Melaa.” Ucap Jono seketika mengagetkan Melati.

“Ka Rangga juga suka sama kamu. Aku minta maaf karena selama ini sudah menghalangi hubungan kalian. Aku gak apa-apa kalo kamu mau jalan sama ka Rangga, cuma dengan itu aku bisa terus deket sama kamu. Like what you do before.” Melati bengong, sedikit gak ngerti sama ucapan Jono tadi.

Tapi setelah hari itu, ka Rangga terus-terusan menguhubungi Melati. Menjemputnya disekolah dan mengajak Melati jalan di malam minggu. Awalnya Melati canggung karena merasa bersalah sama Jono, tapi lama-lama Melati bisa beradaptasi dengan keadaan barunya, salah satu alasannya adalah untuk bisa tetap dekat dengan Jono.

***

3 bulan sudah Rangga mendekati Melati. Melati cukup senang walaupun selama bersama Rangga itu berarti adalah Melati terpaksa menjadi orang lain yang cukup dewasa, cukup smart, dan cukup pantas untuk bisa bersama Rangga yang berbeda lima tahun dengannya.

“Baby… aku dapet beasiswa ke Inggris untuk belajar musik disana. Cuma dua tahun kok. Mau ya tungguin aku?”, ucap Rangga pada Melati.

“Wah, cool! Iya, kakak pergi aja, belajar yang bener supaya makin jago”. Melati merasa senang mendengar kata-kata Rangga saat itu, Melati sama sekali nggak ngerasa sedih karena mau ditinggal sementara sama Kak Rangga, dan dia pun nggak tahu kenapa.

***

Hari itu, Jono menyetir mobilnya menuju bandara. Di sebelah duduk Kak Rangga dan ada Melati duduk di belakang Jono. Jono dan Melati hendak mengantar Rangga ke bandara, mengucap salam perpisahan untuk melepas kepergian Rangga ke Inggris. Saat itu Melati menatap ke kaca spion depan, menatap mata Jono. Dan meraka terlibat eye contact berkali-kali. Membuat Jono jadi geer.

“See you next two years, Baby…”, ucap Rangga sambil mengecup kening Melati.

Jono melihatnya, ada rasa sakit yang menusuk hatinya. Itu karena Jono belum bisa berhenti mencintai Melati. Melati tersenyum. Rangga pun pergi. Setelah berada di mobil, Jono menyetir mobilnya kembali kerumah. Melati mengambil handphonenya, dia tahu kalo Rangga pasti belum pergi.

“Hallo… kamu ati-ati ya disana. Kalo ada cewek yang menarik pacarin aja. And remember one thing, forget about me. Because, I do love your younger brother. Thank you and take care.” Klik.

Melati menutup teleponnya, meninggalkan Rangga yang bengong di bandara sana. Jono yang mendengar perkataan Melati langsung menghentikan laju mobilnya.

“What was you said?”, ucap Jono kaget.

“Why? I just said what I feel. Aku cuma kagum sama Rangga, gak lebih. Kamu harus tahu setiap aku sama Rangga, I always try to be perfect. Face all my childist attitude. Gak senyaman saat aku sama kamu, Bay. Apa kamu pikir selama hampir setahun kita pacaran, aku sama sekali gak punya rasa sama kamu? Setelah dengan sabarnya kamu menghadapi kelakuan aku yang kayak anak kecil, setelah dengan baiknya kamu merawat aku kalo aku lagi sakit, setelah banyaknya waktu kamu terbuang cuma buat dengerin rengekan aku setiap aku ada masalah. Really dummy if I never feel in love with you. I know, you are really not my type tapi cuma sama kamu, aku bisa bebas jadi diri aku sendiri. Sekarang aku tahu, tipe itu sama sekali bukan apa-apa disaat aku sudah menemukan orang yang bisa membuat aku nyaman. And know I’m realize that you are the one. I do love you, Bay. Will you?”, mata Melati berkaca-kaca.

Jono mengangguk bahagia. Dia sangat senang karena akhirnya cintanya berbalas juga, Jono memeluk Melati dengan erat.

“Thanks, Melaa…” Melati tersenyum dalam pelukan Jono.This is what I want, ucapnya dalam hati.

berawan com hey cowok bego jangan cuek nanti aku diambil orang

0 komentar:

Post a Comment