Friday, May 9, 2014

penak kerjo neng luar negeri macak e ayu mbendino dolanan hp



Pesan untuk Pahlawan Devisa
22 Januari 2014
Film Kertas si Omas terinspirasi temuan BPK pada periode 2010-2012, yang berpesan agar masyarakat tidak menggunakan budaya jalan pintas untuk mencapai keinginan.

Aktris sekaligus pemain teater dan penulis buku Happy Salma turut ambil bagian dalam film omnibus yang dibuat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia membintangi film berjudul Kertas si Omas yang disutradarai Ari Ibnuhajar.

Film pendek tersebut menceritakan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sebetulnya tidak kompeten untuk pergi ke luar negeri karena memiliki masalah dengan kondisi kesehatannya.

Namun, calon TKI tersebut justru memberikan sejumlah uang sogokan kepada petugas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (tempat Happy bekerja) untuk memanipulasi data kesehatan agar ia bisa bekerja ke luar negeri.

Film berdurasi 20 menit itu terinspirasi oleh temuan BPK pada periode 2010-2012, yang inti pesannya ialah agar masyarakat tidak menggunakan budaya jalan pintas untuk mencapai keinginan.

Happy menyoroti hal tersebut karena praktik sogok-menyogok memang benar-benar banyak terjadi di Indonesia. "TKI itu memang pahlawan devisa negara, tapi terkadang mereka terlalu memaksakan diri untuk pergi ke luar (negeri). Padahal, sebagian dari mereka mungkin sebenarnya tidak benar-benar sanggup untuk itu," tutur perempuan kelahiran 4 Januari 1980 itu.

Menurut Happy, kepergian TKI ke luar negeri mesti dipersiapkan dengan baik. "Sebaiknya, para calon TKI benar-benar paham betul apakah benar-benar sanggup untuk pergi ke luar negeri, khususnya dari kondisi kesehatan dan mental. Jangan sampai memaksakan, hingga akhirnya malah menderita di sana."

Film yang diproduseri Ninin Musa itu, menurutnya, juga layak ditonton masyarakat umum dan pejabat yang duduk di pemerintahan. "Film ini harus banyak yang nonton, enggak cuma oleh masyarakat biasa, tapi juga pejabat-pejabat pemerintahan. Supaya tidak lagi menyalahgunakan uang negara yang seharusnya digunakan untuk menunjang kegiatan masyarakat. Apalagi jika disalahgunakan oleh, pejabat-pejabat yang tidak bertanggung jawab untuk kebutuhan pribadi," ungkap istri Tjokorda Bagus Dwi Samana Kertayasa ini.

BPK luncurkan tiga film

Dalam rangka ulang tahun ke-67, BPK meluncurkan tiga film pendek yang terinspirasi dari hasil pemeriksaan lembaga tersebut. Tiga film itu berjudul Uang Rujak Emak (disutradarai Sofyan D Surza), Kertas si Omas (Ari Ibnuhajar), dan Cerita Kami (Chairun Nissa).

Film-film yang dibuat sejak April 2013 itu melibatkan Ida Leman, Lukman Sardi, dan Astri Nurdin, yang setiap filmnya berdurasi sekitar 15 hingga 20 menit.

Ketua BPK Hadi Poernomo mengatakan peluncuran film BPK itu merupakan bagian dari rangkaian ulang tahun BPK. "Peluncuran film pendek yang terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK ini menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-67 BPK," terang Hadi.

Hadi melanjutkan, "Masih ada banyak lagi laporan BPK yang akan difilmkan, tergantung kondisi keuangan kami," terangnya.

"Film pendek yang terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK ini bertujuan menyosialisasikan kinerja BPK kepada masyarakat dengan cara yang mudah agar masyarakat bisa memahaminya," lanjut Hadi.

Melalui film itu, Hadi mengungkapkan BPK ingin mendidik masyarakat supaya terbentuk suatu transparansi keuangan negara. "Semoga kegiatan penggunaan keuangan negara bisa lebih transparan dan tidak ada lagi perbuatan melawan hukum," tutup Hadi.

Media Indonesia
sumber: bpk.go.id

berawan com penak kerjo neng luar negeri macak e ayu mbendino dolanan hp

0 komentar:

Post a Comment