Monday, September 1, 2014

cerita untuk pantai, pasir dan ombak
Deburan ombak dan tiupan angin menemanis gadis yang duduk di sudut pantai. Ia sedang menikmati pemadangan teman-temannya yang sedang bercengkerama dengan ombak dan air pantai sambil tertawa-tawa lepas. Sendirian.

Sudah hampir dua tahun ia sering ke pantai ini. Menemani teman-temannya bermain dengan ombak dan pasir saat penat melanda karena tugas menumpuk. Ya,hanya menemani. Ia tak ingin menghampiri air laut, ombak dan pasir itu. Sama seperti rasa yang ia simpan selama dua tahun ini kepada salah seorang yang sedang gembira sekali bermain ombak itu. Ia hanya diam, menikmati dan menemani dari jauh. Entah terbuat dari apa hati dan perasaan gadis itu bisa menyinpan rasa itu begitu rapi dan lama.

Ia memang seorang gadis yang berprinsip kuat. Terlihat sangat kokoh dan tangguh diluar, tapi sebenarnya ia mudah sekali rapuh. Hatinya rapuh. Lagu Sheila On 7 yang berjudul ‘untuk perempuan’ menjadi prinsipnya menjalani sebuah rasa. Bahwa tak ada mawar mawar yang menghampiri kumbang. Perempuan tak perlu mengejar cinta. Cukup menunggu dan bersabar. Sebab,menurut lagu itu, lelakilah yang akan mencari dan mengejar perempuan.

Maka dari itu ia tetap menyimpan rasanya. Dalam diam tentunya. Sambil berharap dan berdoa lelaki itu akan menemukannya. Disini. Ditempat kurang dari 1km dibelakangnya.

Begitu dekat jarak mereka, begitu jelas keberadaan mereka, tetapi lelaki itu mungkin belum bisa merasakan ada hati yang menginginkan hatinya untuk menjadi penjaga dan menyayangi. Terbukti sudah dua tahun gadis ini tak mendapat hasil apa-apa selain menunggu dan bersabar. Mungkin ia memang telah sering menikmati gelak tawanya, memiliki senyumannya, tapi tidak hatinya. Mungkin gadis ini bertahan karena ia sendiri yang mengada-ada apa yang sebenarnya tak ada sebagai penenang sabarnya. Dan mungkin juga konspirasi alam semesta membuat ia tetap bertahan dengan rasanya. Dengan harapan yang masih tak jelas harapnya.

Sampai air laut mulai surut, sampai matahari sudah akan berpindah kearah barat, dan sampai kesempatan menemani teman-temannya bermain di pantai tinggal kali ini saja sebab minggu depan mereka sudah akan merayakan wisuda sarjana mereka, ia tetap berada disudut pantai ini. Mengawasi mereka dari jauh, tanpa pernah menghampiri serunya ombak bergejolak beserta air dan pasir. Seperti rasanya kepada salah satu lelaki yang tertawanya paling lepas disana, yang paling bahagia menikmati deburan ombak itu. Ia tak pernah menghampiri hati lelaki itu dan mengucapkan rasanya. Ia tetap diam, sering tersenyum, dan kadang tertawa dengan harap dan doa.



aku harus menunggu sampai kapan baru bisa merasakan kasih sayang yang sesungguhnya 

berawan com aku harus menunggu sampai kapan baru bisa merasakan kasih sayang yang sesungguhnya

0 komentar:

Post a Comment