Monday, April 28, 2014

jangan membuat keputusan ketika marah dan jangan membuat janji ketika gembira

Begitu mudah diucap, begitu sulit dijalankan.

Begitu mudah diciptakan, begitu sulit dilaksanakan.

Hari ini, kembali saya menjadi korban atas janji manis yang telah terucap.

Berulangkali terjadi..

Namun berulangkali pula saya maafkan,

dengan penegasan ‘ini yang terakhir’.

Namun terakhir ini tidak pernah menjadi yang terakhir.. bahkan berlanjut hingga hari ini.

Ya, detik ini.

Entah karena saya terlalu bodoh, atau terlalu pemaaf,

sampai dengan mudahnya mereka mengucap janji pada saya lalu melupakannya,

padahal saya terus menunggu kapan janji itu terwujud.

Tapi saya bisa apa?

Saya marah, mereka bilang saya tak pengertian.

Saya kecewa, mereka bilang saya terlalu perasa.

Saya menangis, mereka bilang saya sensitif.

Andai mereka tau,

bahwa harapan saya telah terbang tinggi seiring janji itu diucap.

bahwa dengan gembira saya telah mempersiapkan diri demi janji itu.

bahwa saya tak sabar menanti waktu terlaksananya janji itu.

Kenapa???

Kenapa seolah-olah janji sudah tak ada artinya lagi di dunia ini???

Kenapa mereka senang sekali menerbangkan saya lalu mendadak menghempaskan saya???

Sampai kapan saya harus mengikhlaskan janji untuk saya hilang begitu saja tanpa pernah terwujud?

Sampai kapan saya harus menjadi sosok yang sangat pemaaf?

Sampai kapan saya harus diam, diam dan diam tanpa pernah bisa mengungkapkan kekecewaan saya yang mendalam?

Sampai kapan kalian mau terus membuat janji terhadap saya,

tanpa ada usaha sedikitpun untuk mewujudkannya?

Dari yang terus, dan terus menjadi korban selama ini,

berawan com jangan membuat keputusan ketika marah dan jangan membuat janji ketika gembira

0 komentar:

Post a Comment