pacarku laku di beli temen ku belikan pacar baru bahasa jawa
Sempet baca postku yang lalu tentang “pelarian”, disana aku bilang bahwa aku tak sanggup melanjutkan hubungan fana tanpa restu sekelilingku. Kadang mulutmu harimaumu. Dan itulah yang terjadi padaku kini. Aku sedang menjalani hubungan tanpa restu sekelilingku.
Jadi mengapa untuk kasus yang dulu, aku menolak, dan untuk sekarang, aku menerima. Cinta? Teranjur basah? Cape mencari? Aku memikirkan beberapa kemungkinan jawaban disini. Mungkin karena aku sudah letih mencari dan aku sudah terlanjur membuka haiku untuk dia (terlanjur basah?)
Sebelum bersama cowok A ini, aku sudah menolak orang lain (lagi). Hanya 2 minggu waktu perkenalan aku dengan cowok B ini. Dan waktu itu sangat dia gunakan dengan sebaik mungkin. Mungkin itulah yang menyebabkan 99% orang-orang sekelilingku memilih cowok B ini. 1% adalah aku. Ya tepatnya tak ada yang mendukungku dengan cowok A ini meski akhirnya mereka memberi restu.
Cowok A ini mencintaiku. Meskipun hal itu berlaku untuk cowok B juga. Tapi kegigihan cowok A ini patut aku pertimbangkan. Dia tidak menyerah meski sudah kutolak beberapa kali. Namun semu berubah ketika aku menerima cowok A.
Dia tidak seperhatian dulu
Dia tidak semanis dulu
Dia tidak segigih dulu
Ya karena memang selalu begitu. PDKT akan selalu lebih manis dan you will know the truth ketika udah jadian. Statement itu sudah ada sejak jaman dahulu kala dan belum diubah karena masih berlaku hingga sekarang.
Dan aku mulai meragu. Apa semua ucapannya bullshit belaka?
Disaat kaya gini, lagu yang paling tepat itu lagu white horse – taylor swift.
Tapi kalo aku tak mau memafkan. Halooo ini baru seumur jagung. Baru 8 hari. What do you expect gitu loh maksudnyaa.
Ya sekarang yang bisa aku lakukan Cuma narik nafas dan bilang, “sabar sabar”.
berawan com bu pacarku laku di beli temen ku belikan pacar baru bahasa jawa
buk tumbaske pacar pacarku payu di tuku koncoku
0 komentar:
Post a Comment