Tuesday, August 19, 2014





Anita ( Suzzana ) adalah seorang ibu dari sebuah keluarga kecil yang bahagia.

Namun, kebahagiaan keluarga ini hancur berantakan ketika sekawanan perampok berkostum gay menyatroni rumahnya. Lena, adik suaminya tewas ditusuk sementara dia yang sedang hamil tua mencoba melarikan diri dengan mobil. Sayang, gerombolan perampok itu mengejarnya ( yang satu pake jeep, yang satu lagi pake mobil bak yang biasa kita liat buat ngangkut pasir :D ) , dan bukannya kabur kejalan ramai, Anita malah nyetir mobilnya ke arah jalanan sepi. Gue juga nggak tahu kenapa, mungkin panik.

Maka ketika mobil Anita terjebak di tepi sebuah telaga, tanpa ampun jeep perampok itu mendorongnya. Dan dengan di dukung efek paling megah dalam film ini, mobil Anita pun terpelanting ke arah telaga lalu tenggelam. Anita tewas.

Sejak itulah telaga itu menjadi angker.

Ya, para penjahat itu lupa, bahwa di Indonesia, semua perempuan korban kekejaman perampok ( apalagi pemerkosaan ) dipastikan akan menjadi arwah gentayangan ( kalo nggak Kuntilanak ya Sundel Bolong ).

Dan repotnya, sang arwah gentayangan ternyata bukan hanya menteror musuh2 yang menyebabkan kematiannya saja, namun dengan sense-of-humor yang tinggi, hantu ini juga menjahili beberapa tukang ronda, hansip iseng, tukang kerupuk tak bersalah, dukun bergigi tonggos, muda-mudi yang pacaran di tengah hutan, sampe sindikat pengedar narkoba perusak moral bangsa.

Yah, Anita telah menjelma menjadi hantu iseng penjaga akhlak dan moral bangsa! Bagaimana kisah selanjutnya? kalian bisa tonton pelemnya kapan-kapan di TPI :D

Review :

Ini adalah pelem yang waktu kecil dulu berhasil membuat nyokap gue marah-marah, " makanya..lain kali nggak usah nonton pilem horror! " iye, beliau marah-marah, soalnya setelah nonton pelem ini gue selalu minta ditemenin kalo ke W.C haha. Tapi beneran, adegan kepala nongol dari kloset dalam pelem ini berhasil  menghantui gue untuk beberapa minggu.

dan ketika kemaren akhirnya gue bisa nonton lagi pelem ini, alamaaakk..pelem ini ternyata tetep berhasil bikin gue ngompol di celana. Bedanya kali ini bukan karena serem, tapi karena ketawa terpingkal-pingkal. haha

Bayangin aja, semua tragedi dalam 'Telaga Angker' ternyata berawal dari adegan ini :

Suami Anita, Rudi ( George Rudy ) kecopetan ketika sedang berjalan-jalan di err..kalo ga Dufan mungkin Ragunan. Di adegan ini, kamu bisa liat kalo ciri khas preman jaman dulu adalah dia suka minum teh kotak.

Nah, dikejar dah tuh salah satu pencopet ama Rudi, dan akhirnya dia berhasil mengalahkan sang pencopet setelah terlibat perkelahian seru menggunakan tongkat bambu.




Haha dan dengan bantuan alamat di KTP di dompet  itulah kawanan copet sekaligus perampok ini menyatroni rumah Anita. Jadi, gue nggak tahu harus mengutuk kekejaman kawanan perampok atau ke-idiot-an George Rudy yang nggak ngambil KTPnya haha.

..........................

'Telaga Angker'  ternyata mempunyai premise dan plot sama persis dengan film hit Sisworo sebelumnya, 'Sundel Bolong ( 1981 )',

Keluarga bahagia-mengalami tragedi ( diperkosa/dirampok )-jadi hantu-bales dendam-bokir+dorman borisman- kyai baca ayat kursi-Tamat.

Namun disini, premise itu digarap dengan terburu-buru dan lemah di semua lini nya.  Alur cerita yang sebenernya bisa dibikin tight sepert Pengabdi Setan, kali ini nggak dilakukan oleh Sisworo. akibatnya cerita menjadi melebar dan pointless mulai menit ke 40 ketika hantu Anita tanpa alasan mulai mengganggu orang-orang yang sebenernya nggak ada hubungan ama kematiannya.

Dalam sebuah adegan ketika Rudi, sedang berjalan-jalan dia melihat warga yang sedang menggotong jenazah.

" Maaf, ada apa pak? " tanya Rudi.
Warga : " ada muda-mudi mati gancet. anunya nggak bisa lepas "
Rudi : " Loh, kenapa? "
Warga : " Gara-garanya semalem mereka 'main' di tepi telaga angker itu.."

Haha begitulah, hantu Anita bahkan membuat sepasang muda-mudi ini mati gancet, yang ternyata alasannya adalah mereka merusak akhlak bangsa wkwkwkw dasar Orde Baru! bwahahahaha

Lalu nggak dijelasin pula  kenapa Anita yang tewas tenggelam di telaga ketika bangkit malah menjadi hantu dengan lubang besar di punggung? apakah punggungnya di gerogotin ikan didalam telaga? sayangnya gue juga nggak tau, haha

Jangan lupain pula dialog-dialog kocak super-kaku yang sepertinya diucapin para pemainnya sambil menghafal skrip dengan penghayatan nggak lebih bagus dari akting pemaen sandiwara panggung agustusan.
Ya, kamu akan cape sendiri kalo maksa membuat list semua kebodohan yang ada di pelem ini.

Karena gue ga tau mau nulis apalagi,  gue kasih aja deh gambar2 dari beberapa hillarious-stupid-fun yang ada dalam pelem ini  :

Kalo udah gini, timbul pertanyaan, apa sih istimewanya pelem-pelem horror Suzzana sampai dia begitu membekas di benak audiensnya bahkan adegan-adegannya pun masih kita ingat sampe sekarang ? ( Sundel Bolong makan sate, anyone? ). Kalo kamu perhatiin lapak-lapak DVD, pasti kamu akan menemukan VCD/DVD Suzzanna disana. Ini menandakan permintaan masyarakat masih banyak. Film2nya ternyata masih digemari. Kasusnya menjadi menarik, karena pelem-pelem Suzzanna ini sudah berumur hampir 30 tahun!
Sayangnya, semenjak hit 'Sundel Bolong' industri film Indonesia seperti mempunyai kebiasaan jelek yaitu, ketika sebuah film berhasil menjadi box-office ( diterima masyarakat ) maka dipastikan bulan-bulan berikutnya bioskop akan dipenuhi film-film bertema sejenis. Dan sayangnya lagi, ini tanpa diimbangi ama kreatifitas. 

Dalam hal ini kita patut merasa iri dengan perkembangan sinema-horror di negara tetangga ( Thailand ), yang jika kamu nonton Phobia 1 & 2, disitu keliatan banget para filmmakernya berlomba2 saling adu kreatifitas, menggali kultur, pamer skill dan nggak mau sama dengan yang lainnya. Di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya.

Ini jugalah yang kemudian membuat geliat perfilman nasional pernah ambruk di pertengahan tahun 90-an ketika penonton  akhirnya sampai pada titik bosan dan lelah dengan repetisi dan tema yang seragam. Kemudian bioskop diserbu pelem-pelem sex-nanggung yang diproduksi mungkin dengan biaya sekitar 5 juta saja dan di syut pake handycam haha. Lesunya perfilman seakan mendapat pukulan telak ketika VCD Player + rental VCD nya lahir dan menjadi media alternatif masyarakat buat nonton pelem. Bioskop mulai ditinggalkan dan sejak saat itu, perfilman nasional bisa dikatakan 'mati-lemas'.


Sumber:
blog horrorsekarepdewek


kenal dengan orang ini dia adalah pemegang rekor dunia makan sate ayam terbanyak dalam waktu sepuluh detik

berawan com kenal dengan orang ini dia adalah pemegang rekor dunia makan sate ayam terbanyak dalam waktu sepuluh detik

1 komentar: