Thursday, August 21, 2014


perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang di warisi dari nenek moyang

Perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang di warisi dari nenek moyang
berawan com perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang di warisi dari nenek moyang
Dibukit  yang berhiaskan berjuta bintang ini kau menumpahkan semua amarah dan kecewa yang kau pendam. Dibawah sinar bulan dan bintang yang indah ini, kau tak dapat membendung luapan air matamu. Ingin sekali aku menghapus air mata yang mengalir dipipi mulusmu tapi ntah kenapa enggan sekali tangan ini bergerak. Sudah seminggu ini kita pergi setiap malam ke bukit bintang tempat favorit kita, menikmati hari libur kenaikan kelas. Dan sudah seminggu ini pula kau menangis bila di dekatku, tapi sekarang sepertinya aku sudah biasa akan kebiasaan barumu ini sehingga aku tak perlu menanggapinya berlebihan. Tak ada perbincangan yang kita ciptakan seperti biasanya, kau dan aku sama-sama saling membisu bahkan saat aku mengajakmu kau hanya sekilas menatapku. Begitu susahnya kah kau melepaskan semua ini?
Bahumu bergertar hebat, tangisan mu dalam diam kini mulai pecah meredupkan kesunyian malam. Ingin sekali aku memelukmu dan mendekap erat tubuhmu, tapi aku takut, takut kau akan menepisnya lagi. Mungkin bagimu sulit menerima perpisahan ini begitu juga dengan ku, aku lebih sulit menerima kenyatan ini, dimana aku harus berjuang tanpa kehadiranmu disampingku. Bukan waktu yang sedikit kita bersama merangkai indah persahabatan kita, sedari kita TK hingga sekarang beranjak dewasa kita saling berdampingan memahami semua perbedaan diantara kita.
**********
Dan sekarang kau sudah berhenti menangis, aku hanya bisa tersenyum tanpa harus ku perlihatkan senyum miris ini untuk mu. Kau menghembuskan nafasmu secara kasar, dan segera bangkit dari dudukmu yang  langsung diikuti olehku, tanpa kau menoleh dan mengajakku kau langsung pergi. Dan aku? Aku sudah terbiasa mengahadapimu seperti ini dan itu tak masalah bagiku.
Esoknya aku datang kerumahmu, kau terkejut mendapati aku berdiri tegak dihadapan mu tapi segera kau palingkan wajahmu, kau diam menungguku berbicara, aku mengajak mu kebukit padahal ini masih sore. Tapi kau hanya diam, menatapku sekilas dengan pandangan heran sehingga secepat mungkin aku memberi tau bahwa ini hari terakhir kita untuk bersama jadi aku ingin menghabiskan waktu yang lebih lama lagi denganmu, aku tak mau menyia-nyiakan waktu yang tak berpihak kepada kita, kau setuju dan kita pergi ke bukit.
Saat  sampai kau langsung mengambil posisi duduk dibawah pohon rindang tempat pertama kali kita bertemu sewaktu masih TK. “ tak perlu banyak jalan menuju bahagia, bersama dan bersahabat dengan mu adalah kebahagian ku ” aku mengulang kata-kata favorit mu, kau menoleh padaku matamu berkaca-kaca aku hanya tersenyum lirih melihatmu, tanpa perlu menunggu lama tangis mu pecah.
 “ Sahabat. Dia akan senang jika sahabatnya sedang bahagia meski sebenarnya dia lagi bersedih” ujar ku sinis bermaksud agar kau berhebti menangis
“ Sahabat yang baik akan tetap menunggu bila sahabatnya berkata, jangan pergi dulu” balasmu dengan tegas meskipun suaramu parau, kau menatapku tajam aku pun tersenyum melihatnya dan mengambil posisi yang sama disampingmu.
“ Sahabat itu tak ada yang sempurna, saat seorang sahabat melakukan kesalahan kamu pasti menemukan alasan untuk memaafkannya. Kau tau? Aku lebih sulit untuk meninggalkan mu disini, semua yang pernah kita jalani tak sedikitpun terhapus dari ingatanku, suka dan duka yang kita tapaki bersama selalu terekam rapi dimemori hidupku, kisah yang kita rangkai selama ini tak akan pernah kusam dan tersingkir dihati ini. Kau telah memiliki ruang tersendiri dihatiku. Dewasalah, jangan sampai perpisahan ini menjatuhkan mu diatas kesedihan yang membuatmu terpuruk, sehingga kau sulit tau caranya untuk bangkit tanpa adanya genggaman dan dorongan yang biasanya setia menemani. Bangkitlah dari kesdihanmu rasakan lah kehadiranku seperti biasanya disetiap langkahmu, kepergiankan ku tak perlu kau tangisi. Tak perlu berapa lama sahabat berada disampingmu yang penting adalah dia yang telah lama dihatimu, dia yang  mengertimu, dan tak pernah meninggalkanmu hmm meskipun dia berada jauh percayalah bahwa dia takkan pernah melupakanmu” kata-kata ku berhasil membuatmu terdiam. Hanya isakan tangis mu yang terdengar, pancaran mata indahmu yang senantiasa berbinar  kini perlahan redup, air matamu semakin deras menuruni pipimu yang tak dapat kau ajak kompromi, menangis lah jka dengan cara itu bisa membuatmu tenang dan kembali kuat. Aku tak mungkin bisa melupakan mu, sahabat yang mewarnai hidup ku, memberikan sejuta kebahagian yang tak mungkin terlupakan.




perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang di warisi dari nenek moyang









0 komentar:

Post a Comment