ELIZABETH BÁTHORY – THE BLOOD COUNTESS
Memiliki kecantikan legendaris, Elizabeth Báthory terlahir dari keluarga tertua dan terkaya di Transylvania pada 1560. Ia mempunyai banyak kerabat yang memiliki kekuasan, termasuk kardinal dan beberapa pangeran serta sepupu yang menjadi perdana menteri Hungaria. Dia juga memiliki paman yang menjadi Raja Steven dari Polandia. Tapi kerabat lainnya diketahui gila dan mengalami gangguan seksual. Paman yang lainnya adalah pemuja setan.
Pada usia 15 tahun, Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nasdasdy yang berusia 26 tahun. Mereka berpindah ke benteng pegunungan Istana Csejthe, yang bisa mengawasi Desa Csejthe di Negara Nyitra di Hungaria barat laut.
Sang Count menghabiskan waktunya dengan berperang melawan Turki yang membuatnya memperoleh julukan, “Pahlawan Hitam dari Hungaria”. Karena sendirian, Elizabeth menghabiskan waktu di depan cermin dan menghabiskan waktu mengagumi kecantikannya sendiri dan bercinta dengan beberapa pemuda, sampai dia pernah kabur dengan seorang pemuda namun dia dimaafkan suami yang selalu bepergian. tetapi, agar kejadian itu tidak terulang, ibu mertua Elizabeth yang kejam datang untuk tinggal. Elizabeth sering mengunjungi bibinya, Countess Klara Báthory yang ternyata seorang biseksual.
Ia juga menghibur diri dengan menyiksa pelayan wanita, penyiksaan yang disukainya adalah membiarkan mereka telanjang di tengah salju atau menuangkan madu ditubuh telanjang mereka sehingga di kerubuti lebah dan serangga lainya.
Di bawah bimbingan seorang pelayan tua, Dorothea Szentes, yang mengaku sebagai tukang sihir, Elizabeth mulai tertarik dengan dunia klenik.
Dorothea Szentes, yang dikenal sebai Dorka, memunculkan kecenderungan sadistik Elizabeth, dan bersama-sama mendisiplinkan para pelayan wanita diruang penyiksaan bawah tanah. Dengan bantuan Dorka, Iloona Joo, major-domo Elizabeth, Johannes Ujvary dan tukang sihir lainnyabernama Anna Darvula, yang juga pasangan lesbian Elizabeth, Elizabeth larut dalam fantasi menyimpang.
Elizabeth selalu ada alasan untuk menghukum pelayan wanitanya. Para korban akan ditelanjangi dan dipukuli. Elizabeth lebih suka memukul bagian tubuh depan, karena dari situ dia bisa melihat ekspresi kesakitan para korbanya. Penyiksaan lain adlah memasukkan penjepit ke daerah-daerah sensitif para korban, seperti dibawah kuku jari.
Tahun 1600, suami Elizabeth meninggal. Selanjutnya dia menyingkirkan ibu mertuanya dengan diasingkan. Sekarang kehidupan Elizabeth semakin bebas. Pada usia 40 tahun Elizabeth tidak bisa lagi menyembunyikan kerutannya.
Hingga suatu secara tidak sengaja pelayanya menarik rambut rambutnya saat menyisir. Elizabeth langsung menamparnya hingga berdarah. Saat darah itu mengenai tangannya, Elizabeth merasa tubuhnya menyerap kesegaran kulit pelayan wanita tersebut. ia yakin telah menemukan rahasia awet muda. Ia memerintahkan Johannes Ujvary dan Dorka menanggalkan seluruh pakaian pelayan tersebut, mengiris urat nadinya dan menampung darahnya kewadah. Kemudian Elizabeth memakainya untuk mandi dan yakin itu akan mempercantik dirinya, bahkan untuk mendapatkan kecantikan luar dan dalam dia juga meminum darah tersebut.
Hal tersebut berjalan selama 10 tahun. Dari perjalanan itu Elizabeth menyadari darah gadis desa rendahan tidak memilik pengaruh yang besar, maka dia menyuruh pengawalnya untuk menculik gadis bangsawan. Hilangnya gadis para bangsawan menarik perhatian otoritas setempat.
Pada 1610, para penduduk melihat 4 mayat gadis muda yang dilempar dari keluar benteng. Ketika salah seorang korban melarikan diri dan menceritakan semuanya apa yang terjadi di Kastik Csejtha, Raja Mathiaa II dari Hungaria mengirimkan sepupu Elizabeth lainnya, Count Cuyogi thurzo, gubernur provinsi untuk menyelidikinya.
Pada 30 Desember 1610, Thurzo menerobos Kastil dengan pasukan tentara. Mereka dikejutkan dengan pemandangan mengerikan dalam Kastil. Seorang gadis terbaring di lantai, dan tubuhnya mengeluarkan darah. Gadis lain tubuhnya ditombak, masih hidup. Dipenjara mereka temukan beberapa gadis yang baru saja disiksa. Dibawah tanah Kastil, mereka menggali sekitar 50 mayat wanita, dan menemukan daftar 650 korban dikamar Elizabeth.
Tapi karena Elizabeth berdarah bangsawan, ia tidak dibawa kepengadilan. Ia menolak memberi pernyataan dan menginginkan tahanan rumah. 4 orang rekannya diadili pada 1611 di Bitcse. Transkrip lengkap pengadilan tersebut dibuat dan saat ini masih ada sampai sekarang.
Sang Raja Mathias menginginkan hukuman mati untuk Elizabeth namun demi menghargai sepupu sang Countess yang merupakan perdana menteri, sang Raja menunda hukuman tersebut dan menghukumnya dengan pengucilan. Para tukan batu dibawa ke Kastil Csejtha untuk membangun jendela dan pintu kamar tidur yang didalamnya terdapat sang Countess. makanan diberikan lewat lubang kecil.
Pada 1614, empat tahun setelah dia dikurung seorang penjaga ingin melihat tahanan yang sangat cantik itu. Saat makanan sang Countess tak tersentuh, sang pengawal mengintipnya dan melihat wajah Elizabeth sudah menempel dilantai. Elizabeth Báthory, “sang countess berdarah” meninggal pada usia 54 tahun.
Tak ragu lagi bahwa kisah Countess Báthory turut menyuburkan legenda drakula. Memang ada hubungan antara keluarga Báthory dengan drakula. Komandan ekspedisi yang membantu Vlad sang Penyula memperoleh kembali tahtanya pada 1476 adalah Pengeran Steven Báthory. Kediaman Drakula, Kastil Fagaras, jatuh ke tangan keluarga Báthory selama kehidupan Elizabeth. Kedua keluarga memiliki lambang naga, dan baik Vlad maupun Elizabeth senang sekali melihat orang lain kesakitan.
image: wikipedia
BUSYET DARI CLAN MANA ITU... SABAR MAS BRO ORAPOPO ITU ANAK KEMARIN
berawan com busyet dari clan mana itu... sabar mas bro orapopo itu anak kemarin
0 komentar:
Post a Comment