Sahabatku Mencintai Kekasihku
Pagi telah tiba, sejuknya embun pagi telah membangunkanku, membangunkanku dari mimpi indah bersamanya. Angin yang berhembus tenang dan dedaunan yang berjatuhan karenanya…Namaku Sandra, usiaku 20 tahun, aku suka music dan aku suka warna ungu. Hari ini aku akan pergi ke airport untuk menjemput Dara. Dara sahabatku yang sangat baik dan perhatian padaku, meskipun terkadang menyeballkan. Hari ini Dara akan datang, dan akan tinggal bersamaku. Kami akan pergi liburan ke suatu tempat yang kami anggap sangat tenang, damai, dan bagus tentunya…
Setiba di airport…
Sandra : “Dara…… I’m here…” teriak memanggil Dara.
Dara : “Andraa……… aku kangen sama kamu Ndraa, kamu apa kabar…??” sambil memeluk Sandra.
Sandra : “aku baik Raa, kamu gimana…?? Akhirnya kita bisa ketemu lagi yaa Raa…”
Dara : “Iyaa Ndraa, akhirnya kita bisa liburan bareng lagi…”
Sesampainya dirumah, kami membereskan barang-barang Dara karena dia akan tidur sekamar denganku, aku memintanya sekamar denganku agar aku mudah curhat dengannya…
Antara aku dan Dara tidak ada yang kami rahasiakan, kecuali satu hal, yaitu pacarku. Sampai sekarang aku belum pernah cerita pada Dara tentang pacarku. Aku akan menceritakannya nanti saat berada di tempat liburan yang akan kami tuju.
Dara : “Ndraa, sepertinya aku betah tinggal disini, bolehkan aku tinggal lebih lama…??”
Sandra : “Raa, kamu ingin tinggal sampai keriput juga gak masalah bagiku…” sambil bercanda pada Dara.
Dara : “Andraa… Yodah ntar kita keriput bareng-bareng…” sambil mencubit pipi Sandra.
Sandra : “siapa takut, tidur yook Raa, ngantuk ne… besok kan kita harus bangun pagi…”
Dara : “kita pergi jam berapa Ndraa…??”
Sandra : “jam 6 pagi…”
Dara : “busseett,,, kita mau ngapain pergi kesana pagi-pagi buta…??”
Sandra : “lihat matahari terbit Raa, bagus banget…”
Dara : “ok dech… nice dream Andraa…”
Sandra : “same to you… good night…”
Tibanya pagi…
Sandra : “selamat pagiii duniaaa……… namaku Alndraa, aku manis, kuat, aku gak takut apapun karena Tuhan selalu bersamaku…” sambil teriak di depan jendela.
Dara : “hmmmm… ritual pagimu gak pernah hilang ya Ndraa…” menutup telinga dengan boneka.
Sandra : “Iyaa dounk Raa, ritual itu buat aku semangat menjalani hari-hariku… beres-beres yook Raa, sebentar lagi kita berangkat ke danau kesayangan kita…”
Dara : “IYaaa… ne juga aku mau mandi…”
Setelah selesai semuanya, kami menunggu didepan rumahku, karena kami akan pergi bersama Jaka, pacarku. Aku sengaja tidak memberitahu pada Dara kalau kami akan pergi bertiga, karena aku ingin memberi kejutan padanya.
Saat Jaka tiba…
Dara : “Ndraa, dia siapa…??”
Sandra : “namanya Jaka, ntar aku ceritain, buruan masuk ke mobil, keburu mataharinya terbit…”
Kami segera berangkat, dan sesampainya di danau, Dara terus menanyakan soal Jaka, siapa dia, dan dimana ia tinggal.
Aku sudah menceritakan soal Dara pada Jaka. Dara sangat ingin tahu tentang Jaka, tapi aku enggan menceritakan yang sebenarnya pada Dara, aku melihat ada yang aneh pada Dara, aku mengenal Dara sejak kecil, aku paham apa yang ia pikirkan.
Sambil melihat matahari terbit…
Dara : “lelaki itu siapa sich Ndraa…??”
Sandra : “namanya Jaka, diaa…… dia sahabatku di kampus…” aku tak bisa menceritakan kebenarannya, saat itu Jaka sedang menerima telpon dari mamanya di luar kota.
Dara : “hanya teman…?? Waahh… bagus dounk…”
Sandra : “apanya yang bagus Raa…??” tebakanku benar…
Dara : “bukan apa-apa kok Ndraa… bagus sekali matahari terbitnya… sangat indah Ndraa…”
Sandra : “Iyaa… aku sering melihat suasana ini bersama Jaka…”
Dara : “benarkah…?? Waah, Jaka romantic yaa Ndraa…”
Sandra : “Yaa… begitulah…”
Aku sangat bingung harus berbuat apa. Saat Jaka datang, Dara mencoba mendekatinya, menanyakan semua tentang Jaka. Jaka bingung dengan perlakuan Dara. Jaka menatapku dengan penuh tanda tanya…
Saat Dara pergi ke toilet, Jaka menarik tanganku dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi…
Jaka : “apa yang terjadi Ndraa…?? Mengapa Dara bersifat seperti itu padaku…?? Apa kamu tidak memberitahunya kalau kita pacaran…?? Jawab Ndraa…!! Aku gak suka lihat kamu hanya diam…” Jaka sedikit kesal.
Sandra : “sepertinya Dara meyukaimu Ka… aku gak bisa mengatakan kalau kita pacaran…” sambil memegang tangan Jaka.
Jaka : “apa yang kamu lakukan Ndraa…?? Jika kamu tidak bisa memberitahunya, aku yang akan mengatakannya…” sangat kesal.
Sandra : “gak Ka… jangan beritahu hal ini padanya, itu akan melukai hatinya. Aku gak masalah jika kamu menjadi miliknya, aku akan lakuin apapun demi kebahagiaan orang-orang yang aku sayangi…”
Jaka : “Itu gak masalah buatmu, tapi sangat masalah buatku, aku gak kenal Dara, aku cuma cinta padamu Ndraa… aku hanya menyayangimu…” sambil memelukku.
Sandra : “aku juga menyayangimu Ka…”
Kami tidak berlama-lama di danau, kami segera pulang ke rumah. Jaka tidak mau masuk ke rumahku, dia sangat kecewa dengan sikapku yang membiarkan Dara mendekatinya, Jaka sudah berusaha menjauh dari Dara, tapi Dara terus mendekatinya…
Setibanya di kamarku…
Dara : “Ndraa… aku suka sama Jaka, menurut kamu gimana…??”
Sandra : “Jaka baik kok Raa, aku senang bersahabat dengannya, aku yakin dia laki-laki yang bertanggung jawab…”
Dara : “Ndraa… bantu aku dounk untuk mendapatkan cinta Jaka…!! Kamu mau kan Ndraa…??”
Sandra : “tentu aku mau dounk Raa, kamu kan sahabatku, apapun akan aku lakukan untukmu…”
Dara : “Thank’z yaa Ndraa… kamu sahabatku yang paling sempurna…” sambil memelukku…
Keesokan harinya aku menemui Jaka…
Sandra : “Ka, aku mohon… bahagiakan Dara seperti kamu membahagiakanku…”
Jaka : “aku membahagiakanmu karena aku mencintaimu, aku gak bisa membahagiakan dia karena aku gak cinta padanya…”
Sandra : “jika kamu mencintaiku, tinggalkan aku dan bahagiakan Dara…!!”
Jaka : “aku gak bisa Ndraa… aku hanya ingin bersamamu… kau cinta terakhirku, aku ingin hidup bersamamu…” sambil memegang pipiku.
Sandra : “aku mohon Ka… demi aku, please… tinggalkan aku dan bahagiakan Dara, aku gak apa-apa kok Ka… dia pasti hancur jika tahu kalau kita pacaran…”
Jaka : “Ndraa… demi kebahagiaan orang yang gak aku kenal, aku menghancurkan hatiku dan hati orang yang aku cintai… kamu gila Ndraa…”
Sandra : sambil memegang tangan Jaka, “Ka, berjanjilah…!! Kau akan membahagiakan Dara, Dara akan tinggal disini bersama orang tuaku, karena dia tidak memiliki orangtua lagi, orangtuanya telah meninggal saat kami SMA, hanya aku yang ia punya Ka… aku akan pergi jauh dari sini, meninggalkan semua kenangan kita…” air mataku menetes.
Jaka : “Ndraa…… I Love U…” sambil memelukku.
Sandra : “I Love U Too…”
Jaka tidak berkata terlalu banyak, baru kali ini ia memelukku dan meneteskan air mata. Keesokan harinya aku pergi ke suatu tempat yang ku rahasiakan dari Jaka, hanya 3 hari aku dirumah bersama Dara, Dara bingung mengapa aku pergi tiba-tiba. Ibuku tahu apa yang terjadi padaku, karena aku selalu curhat pada ibu.
Aku pamit pada Jaka, Dara dan orangtuaku. Karena saat itu mereka semua ada dirumahku. Jaka tak menatapku sekilaspun.
Sandra : “aku pamit yaa Raa, kamu baik-baik disini, jaga orangtuaku dan juga Jaka…!!”
Dara : “aku janji akan menjaga Jaka dan orangtua kita…” memelukku.
Mama Papa : “kamu hati-hati yaa Ndraa… kamu tahu apa yang terbaik untukmu…”
Saat aku berpamitan pada Jaka, aku hanya menggapai tangannya, dan berkata :
“Ka, aku pergi… terima kasih untuk semuanya… aku titip Dara…”. Jaka hanya diam dan tidak menatapku sama sekali…
Kini hari-hariku sangat sepi, tanpa Jaka…
Ritual pagiku pun sudah tidak pernah aku lakukan…
Begitu banyak kenangan bersamanya…
Dan sampai saat ini, aku masih sangat mencintainya…
“Semoga Kalian Berdua Bahagia……” :(
0 komentar:
Post a Comment