Tuesday, August 19, 2014


Selingkuh Minus Seks, Mungkinkah?
Mungkin, godaan untuk selingkuh hanya datang sesaat akibat rasa jenuh dan penuh tekanan dalam pekerjaan dan keluarga.

Biasanya rasa sesal akibat berselingkuh baru muncul belakangan, yaitu ketika menyadari bahwa kejujuran dan komitmen merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan.

Sandra (45), seorang pengajar, bertemu dan tertarik dengan seorang pria menawan yang mempunyai latar belakang sama. Pria tersebut membantu Sandra mengerjakan proyeknya. Mereka mulai berkomunikasi melalui e-mail, bicara lewat telepon, dan ngopi bersama di kafe.

Masalahnya, Sandra sudah punya kekasih, sementara sang pria sudah beristeri. Walaupun hubungan mereka dekat, mereka tidak melakukan hubungan seks.

Apakah hubungan mereka dapat dikatakan berselingkuh? Jawabannya adalah “Ya”. Perselingkuhan secara emosi atau perselingkuhan yang tidak disengaja, mempunyai pengaruh besar terhadap seseorang.

Mungkin pada awalnya mereka hanya berpikir hubungan mereka sebatas pada persahabatan. Tetapi ketergantungan emosi di antara mereka dan ketidakterusterangan mereka pada pasangan merupakan awal dari suatu pengkhianatan terhadap pasangan masing-masing.

Kebanyakan perselingkuhan emosional terjadi karena hubungan yang intensif dan sering dijumpai di tempat kerja.

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari separuh pertemanan di tempat kerja berkembang menjadi hubungan yang lebih dari sekadar sahabat. Misalnya antara sesama kolega yang saling curhat mengenai pekerjaan maupun masalah pribadi.

Semakin tergoda

Batasan perselingkuhan memang amatlah tipis. Bahkan, tidak adanya sentuhan bukan berarti tidak terjadi perselingkuhan. Meskipun banyak orang berpendapat sejauh tidak berhubungan seks, tidak ada yang salah, kenyataannya, para ahli mengatakan, kesalahannya sangat banyak.

Tidak penting apakah hubungan tersebut akan menjadi lebih parah atau tidak, tetapi yang pasti dan jelas, Anda sudah berbohong kepada pasangan.

Dan kebohongan tersebut akan berlanjut dari satu kebohongan ke
kebohongan-kebohongan lainnya.

Hal ini sebenarnya merupakan bahaya yang tidak kelihatan dan tidak disadari. Semakin Anda merasa aman-aman saja, hubungan Anda berpotensi untuk semakin jauh, dan Anda semakin berusaha untuk menutupinya. Anda semakin tergantung pada orang ketiga tersebut dan tanpa disadari hal ini menjauhkan Anda dari pasangan.

Bagaimana mengetahui bahwa rasa tertarik ini merupakan perselingkuhan yang membahayakan atau tidak? Cara yang tepat untuk mengetahuinya adalah bila Anda menyembunyikan rasa ketertarikan pada orang lain ini dari pasangan.

Bila Anda makan siang dengan orang ketiga tersebut dan tidak
menceritakannya pada pasangan, lalu sesudah pertemuan tersebut pikiran Anda tidak pernah lepas darinya, itu tandanya Anda tertarik pada orang tersebut secara emosional.

Percuma saja Anda mengatakan punya seorang kekasih, karena nyatanya, toh, Anda mau pergi berkencan dengannya. Anda berdua sadar, hal tersebut tidak dibenarkan. Tetapi justru dengan melakukannya secara sembunyi-sembunyi, membuat Anda berdua semakin bergairah dan tergoda untuk melakukannya. Lagi
dan lagi.

Tentu saja Anda tidak akan menceritakannya pada pasangan. Padahal, bila Anda mengetahui pasangan Anda yang melakukan hal tersebut, Anda pasti tidak akan bisa menerimanya.

Kalau sudah tergelincir, lantas, bagaimana cara menghentikannya? Untuk panduannya, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk menilai perselingkuhan emosional Anda sudah tergolong berat atau masih ringan.

1. Apakah Anda menyentuhnya dengan cara yang wajar, misalnya membersihkan kotoran di kemejanya?

2. Apakah Anda menceritakan kepadanya secara rinci apa yang Anda dan pasangan lakukan sehari-hari?

3. Apakah kadar mengobrol dengannya lebih sering daripada dengan pasangan?

4. Apakah pasangan tidak tahu sudah berapa kali Anda bertemu dengan orang ketiga tersebut?

5. Apakah Anda memperhatikan penampilan sebelum bertemu dengannya?

6. Apakah menurut Anda ketertarikan ini karena Anda berdua mempunyai minat yang sama?

7. Pernahkah salah satu dari Anda berdua mengatakan, “Saya menyukai kamu tetapi sebaiknya saya harus bisa membatasi diri karena saya/kamu sudah menikah/bertunangan.”

8. Apakah Anda merasa tidak nyaman bila foto Anda dengan orang ketiga dilihat oleh kekasih/pasangan?

Nah, berapa jumlah jawaban yang Anda jawab dengan “Ya”? Coba lihat hasilnya.

Jika 0-1: Yang Anda jalani bersama orang ketiga itu murni persahabatan, tidak berbahaya.

Jika 2-4: Hati-hati karena Anda nyaris tergelincir. Lebih baik mundur, mulailah jaga jarak.

Bila 5 atau lebih: Tanda bahaya sudah berbunyi, alias Anda terlibat perselingkuhan emosional.

Bila berada di tingkatan “berhati-hati”, artinya Anda sebetulnya masih mencintai pasangan, hanya saja Anda sedang tertarik pada orang lain. Nah, Anda masih dapat dan harus memberi batasan.

Bila tergoda, akui pada diri sendiri bahwa Anda memang tergoda dan biarkan perasaan tersebut untuk beberapa waktu sampai akhirnya hilang dengan sendirinya. Akhirnya, Anda berdua dapat menjadi sahabat sejati dan bahkan “teman” Anda pun menjadi sahabat dari pasangan.

Jika telah melampui batas, terbenam dalam perselingkuhan tetapi telah terikat dengan seseorang, Anda masih bisa berusaha memperbaiki hubungan dengan pasangan. Biasanya, sesudah melewati perselingkuhan untuk beberapa lama, akhirnya orang-orang yang berselingkuh ingin kembali kepada pasangannya.

Mengatasi masalah ketidaksetiaan bukan sekadar mengenai mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi lebih kepada bagaimana Anda menyikapinya. Anda harus memutuskan, apakah perselingkuhan ini akan menghancurkan hubungan dengan pasangan, atau justru perselingkuhan ini akan mengokohkan hubungan berdua?


satukatasaturasa

bisakah kamu jaga jarak dengan perempuan lain disaat kamu masih menjadi milik ku


berawan com bisakah kamu jaga jarak dengan perempuan lain disaat kamu masih menjadi milik ku

0 komentar:

Post a Comment